2 Pelukis Seni Populer Meriahkan Pameran ArtMoments Jakarta

  • Bagikan
2 Pelukis Seni Populer Meriahkan Pameran ArtMoments Jakarta

JAKARTA (Waspada): Dua pelukis seni populer (pop art) ternama, Arkiv Vilmansa dan Peter Rhian bergabung dalam pameran ArtMoments Jakarta 2023. Pameran seni yang sudah kali keenam ini berlangsung
18 hingga 20 Agustus 2023 di Grand Ballroom Hotel Sheraton Grand Jakarta Gandaria City. Acara ini menampilkan 25 galeri seni nasional dan internasional yang terkemuka,  diantaranya G3N Project  dan Museum of Toys.

Ditemui langsung di pembukaan pameran,  Jumat (18/8/2023), Peter dan Arkiv sama-sama menampillan lukisan-lukisan terbaik mereka, yang hampir semuanya beraliran pop art.

Makna pop art, seperti dikatakan Sofyan Salam dalam buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa, seni rupa yang memanfaatkan simbol-simbol dan gaya visual yang berasal dari media massa yang populer seperti koran, televisi, komik atau majalah untuk menampilkan hal yang akrab di kehidupan sehari-hari.

Hal senada diungkap Nanang Ganda Prawira dalam bukunya berjudul Benang Merah Seni Rupa Modern (2016), Pop Art atau Popular Art, adalah seni yang menggunakan objek atau benda yang populer sebagai subject-matter, dan berhubungan dengan imaji kebendaan di lingkungan sehari-hari.

“Saya memang penggemar komik. Mkanya saya suka menuangkan karya saya dalam bingkai Pop Art,” ujar Arkiv, memulai percakapan.

Arkiv lantas menunjuk lukisannya dengan cat akrilik di atas kanvas berukuran 3×2 meter, dengan karakter anjing berwarna biru bernama Domma.  Sambil memegang lambang petir, Domma menaiki seekor burung berkepala merah cerah. Lukisan itu menjadi Homage atau penghargaan pada salah satu lukisan karya pelukis legendaris Basuki Abdullah yang bernuansa serupa.

“Saya menggambarkan energi positif dalam lukisan pak Basuki Abdullah dengan karakter yang saya bentuk sendiri, yakni Domma,” ujar Arkiv, lulusan ITB.

Jika Arkiv punya Domma, maka Peter berjaya denga  karakter Redmiller. Sama-sama melukis Homage to Basuki Abdullah, Peter secara rinci menceritakan makna keseluruhan dari lukisannya.

“Redmiller dengan ikon air mata pelanginya ini, menjadi simbol betapa hidup untuk mencari kebahagiaan itu tidak mudah. Apalagi era milenial, lanjut generasi Z dan masuk ke Alpha, tentu saja tantangan makin banyak. Tapi air mata pelangi milik redmiller, memberi asa akan masa depan yang indah,” ujar Peter, seorang dosen seni di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung.

Redmiller digambarkan sebagai gadis muda bermata besar dan berambut merah. Matanya yang besar menandakan keinginannya mencari kebahagiaan dan pengakuan eksistensi diri.

“Mirip seperti anak-anak muda masa kini, yang penuh liku-liku dalam mencari jati diri,” ujar Peter.

Baik Peter maupun Arkiv mengaku sama-sama tertarik dengan seni pop art karena memang tengah menjadi tren masa kini. Namun dibalik itu, proses penciptaan karakter menjadi yang paling menantang.

Peter butuh waktu hampir 6 tahun untuk menciptakan karakter Redmiller. Terus disempurnakan.

Arkiv pun tidak jauh beda. Bertahun-tahun dia terus menyempurnakan karakter Domma. Dan kini sudah terdaftar dalam list kekayaan intelektual.

Kepala Galeri G3N Project, Andry Permadi mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya Arkiv dan Peter dalam memuja karya pelukis Basuki Abdullah. Seperti diketahui, sejumlah lukisan Basuki Abdullah berada di Galeri G3N Project, termasuk yang menjadi inspirasi Arkiv dan Peter.

“Persepsi kedua pelukis pop art yang dipamerkan di ArtMoments ini menurut kami penuh konsep dan kekinian. Artinya pesan yang mau disampaikan dalam lukisan karya Maestro Basuki Abdullah, khususnya kepada generasi masa kini, lebih mudah masuk ke alam pikiran mereka. Seperti itu,” ujar Andry.

Co-Founder dan Fair Director of ArtMoments Jakarta, Sendy Widjaja kesempatan yang sama mengatakan, tujuan hadirnya ArtMoments Jakarta 2023 adalah mendorong kemajuan yang signifikan bagi industri seni Tanah Air.

“Kami berupaya untuk memperluas apresiasi seni serta merangsang dialog budaya yang kaya dengan menyajikan karya-karya berkualitas dari berbagai perspektif. Dengan menjembatani interaksi antara seniman, kolektor, dan para pencinta seni, kami membuka jalan bagi lebih banyak pertumbuhan dan koneksi dalam lanskap kreatif,” kata Sendy.

Setiap tahun, lanjut Sendy, ArtMoments Jakarta menyajikan karya seniman-seniman ternama. Sorotan tahun ini daftarnya termasuk seniman Jepang Miwa Komatsu (disajikan oleh Whitestone Gallery), Arkiv Vilmansa (disajikan oleh G3N Project x Museum of Toys), seniman kontemporer Indonesia yang dikenal secara internasional Eko Nugroho dan Heri Dono (disajikan oleh The Columns Gallery), Handiwirman (disajikan oleh Gajah Gallery), seniman Indonesia muda Laksamana Ryo (disajikan oleh Gallery Afternoon), dan pelukis abstrak Indonesia Erizal (disajikan oleh Gajah Gallery), serta masih banyak seniman bertalenta cemerlang lainnya.

Program publik dari ArtMoments Jakarta 2023 pun beragam, mencakup diskusi panel dan lokakarya, yang dikenal dengan sebutan Converse Moments dan Maker Moments.

“Salah satu misi ArtMoments adalah menciptakan pameran yang lebih inklusif dan bertanggung jawab secara sosial, dan program Maker Moments,” pungkas Sendy. (J02)

  • Bagikan