Banjir Gelombang Kedua Rendam 7 Negara Bagian Di Malaysia

  • Bagikan

     KUALA LUMPUR, Malaysia (Waspada): Banjir kembali menerjang Malaysia pada Minggu (2/1/2022) karena dipicu tingginya curah hujan. Tujuh negara bagian terendam air, memaksa ribuan warga mengungsi.

     Dilansir kantor berita Reuters, Senin (3/1/2022), Badan Manajemen Bencana Nasional Malaysia menyatakan total 125.000 orang lebih terkena dampak banjir, dihitung sejak gelombang pertama bencana 2 pekan lalu.

     Disebutkan, Negara Bagian Kelantan, Terengganu, Pahang, Johor, Malaka, Negeri Sembilan, dan Sabah terdampak banjir terbaru, menyebabkan 8.727 orang mengungsi di 128 penampungan.

     Dengan demikian, secara total 125.490 orang terkena dampak banjir, sebanyak 117.700 di antaranya sudah kembali ke rumah. Banjir biasa terjadi di pantai timur Malaysia selama musim hujan yang berlangsung antara Oktober hingga Maret.

     Namun curah hujan pada musim kali ini, dimulai pada 17 Desember, sangat tinggi. Kepala kepolisian Malaysia Acryl Sani Abdullan Sani menyebutkan, sejauh ini 50 orang tewas akibat banjir dan dua lainnya masih hilang.

     Sementara itu berdasarkan peringatan otoritas meteorologi soal perkiraan hujan lebat yang masih akan mengguyur, Pusat Manajemen Bencana Nasional mengeluarkan pengumuman siaga operasi bencana.

     Departemen Pengairan dan Drainase juga mengeluarkan peringatan air pasang antara 2 sampai 5 Januari serta memperingatkan warga yang tinggal di pantai barat Semenanjung Malaysia.

     Malaysia menyediakan 1,4 miliar ringgit untuk membantu setiap keluarga terdampak banjir parah dalam bentuk uang tunai bulan ini. Malaysia sering menghadapi cuaca badai sekitar akhir tahun, dan banjir musiman yang kerap menyebabkan evakuasi massal.

     Hujan terus-menerus terjadi berhari-hari dimulai pada 17 Desember, menyebabkan sungai meluap dan membanjiri kota-kota. Negara bagian Selangor yang terkaya di Malaysia dan pusat komersial negara itu, termasuk di antara yang paling parah terkena dampaknya.

     Sekitar 117.700 dari warga yang dievakuasi sejak pertengahan Desember telah kembali ke rumah mereka. Akan tetapi, hampir 10.000 orang di lima negara bagian di semenanjung Malaysia dan di negara bagian Sabah di pulau Kalimantan masih membutuhkan perlindungan di pusat-pusat bantuan, menurut data resmi.

     Pemerintah Malaysia juga mencari dana sebesar US$ 3 juta dari Dana Iklim Hijau PBB untuk mengembangkan rencana nasional dalam beradaptasi dengan perubahan iklim. (reuters/m11)

  • Bagikan