Kazakhstan Memanas, Puluhan Orang Tewas Termasuk Polisi

  • Bagikan

     ALMATY, Kazakhstan (Waspada): Demonstrasi berujung ricuh terjadi di Kazakhstan. Sedikitnya puluhan orang tewas, termasuk 12 petugas keamanan, sementara ribuan orang terluka. .

     Dilansir dari kantor berita Associated Press, Jumat (7/1/2022), salah satu dari aparat yang menjadi korban jiwa itu bahkan ditemukan dalam kondisi kepala terpenggal.

     Pasukan keamanan juga disebut menewaskan puluhan demonstran yang mencoba menyerbu gedung-gedung pemerintah. Insiden ini terjadi setelah aliansi militer yang dipimpin Rusia setuju untuk mengirim pasukan guna membantu memadamkan kerusuhan yang meningkat di negara itu.

     Sebelumnya, pejabat polisi setempat mengatakan, ada puluhan pengunjuk rasa tewas dalam serbuan terhadap gedung-gedung pemerintah. “Ada upaya (dari massa) untuk menyerbu gedung-gedung di Almaty pada malam hari dan puluhan penyerang telah dibubarkan,” kata Juru Bicara Polisi, Saltanat Azirbek.

Kazakhstan Memanas, Puluhan Orang Tewas Termasuk Polisi

     Serbuan terhadap gedung-gedung pemerintah itu terjadi setelah kerusuhan yang meluas di Almaty pada Rabu lalu. Massa pendemo menduduki gedung wali kota yang telah dibakar.

     Kantor berita Rusia Interfax dan RIA Novosti juga mengutip kementerian yang mengatakan 2.298 orang sejauh ini telah ditahan setelah protes atas kenaikan harga bahan bakar berubah menjadi bentrokan dengan petugas.

     Demonstrasi menyebar ke seluruh negara di Asia Tengah itu. Demonstran marah atas kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG) yang banyak digunakan untuk bahan bakar mobil di barat negara itu.

     Ribuan orang turun ke jalan di kota Almaty dan di provinsi barat Mangystau. Mereka mengatakan kenaikan harga tidak adil mengingat cadangan energi Kazakhstan yang sangat besar.

     Selama hampir 30 tahun Kazakstan dipimpin oleh pemimpin otokratik Nursultan Nazarbayev, sebelum dia mengundurkan diri tahun 2019 dan menyerahkan kekuasaan kepada loyalisnya Kassym-Jomart Tokayev.

     Pada Minggu, beberapa ratus penduduk di kota Zhanaozen berunjuk rasa memrotes kenaikan harga bahan bakar gas cair. Tidak ada yang menyangka, bahwa aksi protes itu mendadak menjalar ke kota-kota lain dan kini menjerumuskan negara itu dalam krisis terbesarnya.

Kazakhstan Memanas, Puluhan Orang Tewas Termasuk Polisi

     Demonstran di kota terbesar Almaty mengamuk dan membakar istana presiden. Militer dikerahkan untuk mengamankan situasi. Krisis saat ini muncul saat Kazakstan berada dalam masa transisi. Nursultan Nazarbayev di era Uni Soviet sudah menjabat sebagai perdana menteri, dia juga memimpin Partai Komunis Kazakstan.

     Nursultan Nazarbayev kemudian muncul sebagai pemimpin yang otoriter, tetapi mampu menjamin stabilitas dan menarik investasi asing. Banyak perusahaan asing yang melakukan investasi di sektor minyak dan gas.

     Namun, hasil perekonomian kebanyakan hanya dinikmati oleh keluarga besarnya dan sekelompok kecil pejabat yang setia kepada Nazarbayev. Sebagian besar warganya tetap hidup dalam kemiskinan.

     Nazarbayev memindahkan ibu kota dari Almaty, kota terbesar di Kirgizstan, ke kota Astana yang namanya diganti menjadi kota Nur-Sultan. Dia menyatakan pengunduran diri tahun 2019 pada usia 81 tahun dan menyerahkan tingkat kepemimpinan kepada loyalisnya, presiden saat ini Kassym-Jomart Tokayev.

     Banyak pengamat menilai, Nazarbayev masih mengendalikan negara ini dari belakang layar. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional, dan seorang anak lelakinya ditunjuk sebagai wakilnya. (ap/m11)

  • Bagikan