Bekali Kemampuan Entrepreneurship Pada Anak Sejak Dini

  • Bagikan
Bekali Kemampuan Entrepreneurship Pada Anak Sejak Dini

Oleh Tabrani Yunis

Pada hari Minggu, tanggal 29 Oktober 2023 lalu, Sekolah Islam Cendikia (SIC) Anak Bangsa yang sekolahnya berada di kawasan Ule Kareng, Banda Aceh menggelar acara yang sangat menarik. Acara yang digelar dalam rangka Ya, Pekan Literasi. Dalam acara atau kegiatan Pekan literasi ini SIC mengadakan kegiatan Talkshow Edukatif yang menghadirkan orangtua Siswa sebagai peserta Talkshow yang mengambil tempat di lantai 2 Cut Die kopi yang berlokasi di jalan Kebon Raja, Ule Kareng, Banda Aceh yang letaknya juga tidak jauh dari SDIC Anak Bangsa itu.

Selain acara Talkshow yang menghadirkan narasumber yang memukau, sekolah ini juga menggelar acara yang sangat penting bagi para murid yang masih pada masa usia sekolah itu. Ada acara Marketing Day. Acara yang terasa sangat seru yang bukan saja bagi anak-anak, tetapi juga seru bagi orang tua, terutama yang menginginkan agar anak-anak mereka bisa belajar entrepreneurship sejak usia dini. Para murid SDIC kegiatan ini menjadi ajang belajar menjual produk-produk yang mereka bawa dari rumah atau bahkan dari toko orangtua murid untuk digelar di lapak-lapak yang sudah ada di bawah tenda yang didirikan di depan atau pelataran Warung kopi Cut Die itu.

Bukan hanya rasa seru yang bisa dipetik dari kegiatan-kegiatan seperti acara Marketing Day tersebut, tetapi ada banyak hal positif yang bisa dipetik. Dalam hal acara Marketing Day ini murid SDIC itu bisa mendapat pengetahuan baru dan pengalaman langsung berjualan berbagai macam produk. Pengalaman langsung yang mengajarkan anak pada kesadaran yang menyadarkan Anak bahwa ternyata di satu sisi, pekejaan sebagai pedagang, atau saudagar, atau entrepreneur itu sangat menyenangkan, karena menghasilkan uang, namun di pihak lain mereka bisa meraup rasa kecewa ketika barang yang mereka jual kurang laku, bahkan tidak ada yang membeli. Di sini, para murid bisa menjual barang, lalu dapat uang yang mereka akan hitung, setelah barang-barang terjual atau sebaliknya, ada yang tidak bisa menghasilkan. Semua ini adalah pengetahuan, pengalaman dan juga terkait dengan ranah afektif anak.

Tak dapat dipungkiri bahwa , kegiatan Marketing Day yang mengajarkan anak melakukan kegiatan ekonomi dengan mengambil peran sebagai penjual itu, yang melibatkan anak-anak yang masih usia SD itu, dapat membentuk dan melatih kemampuan komunikasi anak dalam menawarkan produk yang mereka jual. Bukan hanya itu, ada banyak lagi pengetahuan, ketrampilan dan sikap entrepreneurial yang dapat diperoleh anak.

Nah, kegiatan Marketing day ini, hanya sebagai conto dan tentu bukan satu-satunya cara untuk membekali anak usia dini dengan kapasitas dan pengalaman melakukan kegiatan usaha atau entrepreneurship, masih banyak cara dan kegiatan entrepreneurship yang bisa diberikan kepada anak atau murid sejak usia dini. Yang jelas kegiatan ini adalah apa yang kita sebut dengan “ Best Practices “ dalam membekali Para murid atau anak-anak menyongsong masa depan mereka.

Kegiatan yang menjadi penting bagi orang tua dan sekolah untuk membekali pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman entrepreneurship kepada anak sejak usia dini. Dikatakan demikian sejalan dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, dimana kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang menempatkan kita berada di era digital ini, memberikan banyak ancaman dan peluang. Karena tidak dapat dimungkiri pula dengan pesatnya kemajuan era ini banyak pekerjaan yang diinginkan atau sebelumnya dianggap sangat prospektif, mengalami disrupsi. Profesi dan pekerjaan itu hilang. Begitu pula sebaliknya kemajuan era ini membuka banyak munculnya profesi atau pekerjaan baru yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Oleh sebab itu, kemampuan entrepreneurship yang diberikan atau dibekali kepada anak sejak usia dini harus pula mengikuti atau beradaptasi dengan perkembangan zaman. Kalau selama ini mungkin dalam bentuk dagang yang konvensional, bisa pula diarahkan pada kemampuan entrepreneurship yang sejalan dengan perkembangan teknologi digital saat ini dan untuk masa datang.

Nah, yang harus difahami bahwa pada level atau tahapan anak usia dini, sekolah bukan mengajarkan pelajaran entrepreneurship dengan berbagai teori yang berat-berat itu, tetapi memberikan pengetahuan dan ketrampilan entrepreneurship dalam bentuk pengalaman lapang secara sederhana dan menarik. Jadi bukan dimaknai sebagai pembelajaran
seperti membekali para siswa SMA dan SMK atau mahasiswa, tetapi lebih pada upaya pengenalan dengan cara-cara yang menyenangkan dan berkesan dan menarik bagi anak-anak, sehingga anak—anak memiliki kemampuan dasar untuk suatu saat menjadi modal berharga bagi anak. Pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman melakukan Praktikan baik atau best practices seperti ini akan meninggalkan kesan baik dalam waktu yang relatif lama.

Jadi, membekali pengetahuan, ketrampilan dan kemauan belajar entrepreneurship sejak usia dini tersebut, juga menjadi langkah alternatif dalam menghadapi berbagai pilihan yang harus dibangun di masa depan mereka. Kiranya, para orang tua yang pernah banyak belajar berdagang dengan bermain di masa kecil telah menjadi modal yang sangat berharga dalam membangun kehidupan yang lebih baik.

Untuk itu, sangat diperlukan peran para orangtua murid membantu pihak sekolah bisa membekali Anak-anak dengan bekal pengetahuan , ketrampilan dan perilaku berbisnis dengan memperkenalkan narasi-narasi bisnis atau entrepreneurship tersebut kepada anak. Apalagi bagi anak yang pada usia sekolah seperti itu sangat suka dengan hal-hal yang heboh dan seru, maka cara-cara Belajar entrepreneurship bisa dilakukan dengan cara bermain. Itulah sebabnya kegiatan Marketing Day yang diselenggarakan oleh sekolah akan sangat menarik bagi anak-anak. Dengan demikian guru atau sekolah harus selalu mempertimbangkan faktor menarik dan seru. Jadi dengan acara yang heboh, menyenangkan, para murid bisa banyak memetik pelajaran baru dan berharga. Siapa tahu, dengan pengetahuan dan pengalaman itu, nanti setelah selesai sekolah, bisa buka usaha atau bisnis, akan sangat bermanfaat.

Insya Allah, orientasi usai sekolah menjadi seorang PNS, akan berubah orientasinya ke pekerjaan-pekerjaan sebagai bisnis yang menggiurkan di masa depan. Selayaknya pula banyak sekolah yang mempraktikan kegiatan berwirausaha atau entrepreneurship dengan seru dan membuat imaginasi anak untuk menjadi entrepreneur di masa depan mereka.

Penulis adalah Peminat masalah pendidikan, Pegiat literasi dan Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Aceh

  • Bagikan