Kewajiban Solidaritas Terhadap Palestina

  • Bagikan

Oleh: Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA

Sampai hari ini Israel terus melancarkan serangan udara yang brutal dan membabi buta terhadap kota Gaza Palestina. Israel membombardir Gaza dengan ribuan rudal yang berbobot total 12.000 ton dalam serangan udara selama 19 hari sejak Sabtu 7 Oktober sampai Kamis 26 Oktober 2023. Serangan udara ini menghancurkan kota Gaza dan membantai warga Gaza setiap harinya tanpa henti dengan brutal dan membabi buta, termasuk anak-anak, para wanita, lansia dan awak medis. Bahkan israel menggunakan bom fosfor yang dilarang dalam hukum internasional.

Hingga Kamis (26/10), serangan udara Israel yang brutal dan mematikan ini telah mengakibatkan korban tewas syahid sebanyak 7.428 orang termasuk anak-anak 1720 orang. wanita 1250 orang. Adapun korban luka-luka sebanyak 17.439 orang. Angka korban ini akan terus bertambah mengingat banyak korban yang masih berada dalam reruntuhan ribuan bangunan yang belum dievakuasi karena keterbatasan alat evakuasi. Bahkan sampai hari ini, Israel terus membombardir Gaza dengan serangan udaranya.

Selain itu, ribuan bangunan berupa rumah, perkantoran, toko, masjid, gereja, sekolah, dan lainnya hancur akibat serangan ini. Bahkan rumah sakit yang seharusnya menjadi zona aman dalam perang menjadi sasaran rudal-rudal Israel yang mematikan termasuk rumah Sakit Indonesia di Gaza. Rudal israel juga menghantam rumah sakit Al-Quds yang mengakibatkan 500 orang tewas syahid dan ribuan orang terluka pada Kamis (19/10/23).

Tidak hanya itu kekejaman Israel, Israel juga memutuskan aliran listrik dan suplai air bersih ke Gaza serta menghalangi bantuan kemanusiaan dari berbagai negara berupa makanan, minuman, selimut, pakaian, obat-obatan dan bahan bakar. Bantuan ini dilarang masuk ke Gaza sehingga tertahan di Rafah Mesir perbatasan dengan Palestina. Padahal, bantuan ini sangat dibutuhkan oleh warga Gaza. Kondisi di Gaza saat ini sangat menyedihkan dan darurat bantuan.

Dalam kondisi normal (sebelum perang), sebanyak 500 truk yang berisi bantuan makanan, obat-obatan dan bahan bakar. masuk ke Gaza untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza perharinya .Namun saat perang ini, warga Gaza mengalami krisis makanan, obat-obatan dan bahan bakar. Menurut PBB, diperlukan 100 truk bantuan untuk warga Gaza perharinya sejak perang terjadi, mengingat kondisi krisis makanan, minuman, obat-obatan dan bahan bakar yang sudah parah dan darurat. Namun tidak diizinkan oleh Israel.

Ini tragedi kemanusiaan yang paling kejam dan mengerikan yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Gaza. Israel melakukan Genosida dengan melakukan pembantaian secara membabi buta dan brutal. Ini kejahatan yang luar biasa kejam dan biadab di era modern yang diklaim menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian (HAM) dan anti penjajahan seperti yang didengungkan selalu oleh Amerika dan sekutunya negara-negara Eropa. Kejahatan Israel sudah diluar batas kemanusiaan.

Namun, sayangnya PBB dan para pemimpin negara-negara dunia khususnya negara-negara Arab dan muslim hanya bisa menonton dan mengutuk aksi kekejaman Israel tanpa bisa menghentikannya. Bahkan Amerika dan sekutunya negara-negara Eropa mendukung dan membantu Israel untuk memerangi para pejuang Hamas. Ameruka menggunakan politik standar ganda dalam persoalan perang Israel dan Hamas.

Sangat disayangkan pula, ada sebahagian umat Islam yang tidak peduli dengan penderitaan saudara-saudaranya seiman di Palestina. Mereka menganggap persoalan Palestina bukan urusan mereka. Ada pula orang yang menuduh pejuang Hamas sebagai Syi’ah, teroris, dan ahlul bid’ah..Bahkan ada yang menyalahkan pejuang Hamas karena menyerang ikut propaganda Israel, Amerika dan negara-negara Eropa. Maka, mereka hanya diam dan menonton warga Gaza dibantai secara massal oleh Israel. Inilah orang-orang yang tidak memiliki hati nurani. Bahkan iman mereka telah bermasalah kronis atau mati.

Allah ta’ala dan RasulNya menegaskan bahwa orang-orang mukmin itu bersaudara. Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS. al-Hujurat: 10). Rasulullah saw bersabda, “Seorang muslim itu bersaudara dengan muslim yang lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim,).

Islam menginginkan agar persaudaraan karena iman yang disebut dengan ukhuwah Islamiyah itu tidak berhenti sebatas ucapan, namun harus diwujudkan secara nyata dalam sikap dan perbuatan. Dorongan yang mewujudkan semua itu adalah iman. Karena iman sebagaimana didefinisikan oleh para ulama adalah keyakinan dalam hati (tashdiiqun bil qalbi) yang diucapkan dengan lisan (iqraarun bil lisan), dan diwujudkan dengan perbuatan (amalun bil jawaarih).

Oleh karena itu, ukhuwah Islamiyah yang terbentuk karena iman itu wajib diwujudkan dengan sikap dan perbuatan nyata berupa solidaritas terhadap muslim lainnya yang menderita, mencintanya, menolongnya, peduli dan berempati terhadap penderitaannya, membelanya, dan sebagainya. Inilah manifestasi dari ukhuwah Islamiyah yang diperintahkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dalam konteks Palestina saat ini, wujud dari persaudaraan tersebut adalah solidaritas terhadap umat Islam Palestina yang terzalimi dan tertindas dengan berjihad membantu mereka dalam memerangi Israel, baik dengan jihad jiwa maupun jihad harta, membela mereka dengan aksi protes dan kecaman kepada Israel, berempati dan merasakan penderitaan mereka, memberikan bantuan berupa makanan, minuman, obat-obatan, pakaian, dan tempat tinggal kepada mereka, mendoakan keselamatan dan kemenangan mereka, mendoakan kehancuran Israel dan yang membantu mereka, dan memboikot produk Israel.

Allah Swt memerintahkan umat Islam berjihad jika mereka diperangi dan dizalimi oleh orang kafir, sebagaimana firman-Nya, “Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh Allah Mahakuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata: Tuhan kami ialah Allah.” (QS. al-Hajj: 39-40)

Allah swt dan RasulNya memeritahkan umat Islam untuk menolong saudaranya yang memerlukan pertolongan. Allah ta’ala berfirman, Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Anfal: 72). Rasulullah saw bersabda, “Allah akan menolong seorang hamba jika hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Allah Swt menjelaskan ciri-ciri orang yang beriman dengan sebenar iman dalam firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat: 15).

Rasulullah saw menggambarkan umat Islam seperti sebuah bangunan yang wajib saling menguatkan satu sama lainnya, sebagaimana sabda beliau, “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya.” (HR. al-Bukhari).

Menguatkan satu sama lain berarti membantu saudaranya muslim yang menderita dan membela saudaranya musliml yang tertindas dan terzalimi.

Rasul saw juga menggambarkan umat Islam layaknya satu tubuh sesuai sabda beliau, “Sungguh seorang mukmin bagi mukmin yang lain berposisi seperti kepala bagi tubuh. Seorang mukmin akan merasakan sakitnya mukmin yang lain seperti tubuh ikut merasakan sakit yang menimpa kepala.” (HR. Ahmad).

Rasul saw juga bersabda, “Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling cinta, kasih sayang dan empati di antara mereka seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Seperti itulah seharusnya persaudaraan umat Islam. Semua umat Islam di seluruh dunia harus merasa layaknya satu tubuh. Maka, penderitaan yang dialami oleh umat Islam Palestina, harus dirasakan oleh seluruh umat Islam lainnya. Semua itu tidak lain karena dorongan iman mereka. Persaudaraan mereka terjalin karena iman.

Nabi Saw mengaitkan keimanan dengan solidaritas Islam. Nabi saw bersabda, “Tidak beriman (dengan sempurna) salah seorang di antara kalian sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bahkan Rasulullah saw mengecam orang yang tidak mau peduli dengan saudaranya muslim dengan sabdanya, “Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka dia tidak termasuk golongan mereka.” (HR. Ath-Thabrani). Meskipun hadits ini dhaif, namun maknanya shahih, karena sesuai dengan-hadits shahih tersebut di ataa.

Begitulah kewajiban bersolidaritas terhadap sesama muslim sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk bersolidaritas terhadap saudara-saudara kita yang menderita dengan ikut merasakan penderitaannya, peduli dan empati terhadapnya, menolong memenuhi kebutuhannya, dan membelanya. Begitu pula mencintai apa yang mereka cintai dan membenci apa yang mereka benci. Inilah bukti iman dan ukhuwah Islamiah yang diwajibkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.

Umat Islam wajib bersolidaritas terhadap saudara-saudaranya yang tertindas dan terzalimi di Palestina sesuai dengan kemampuan masing-masing, baik dengan membela dan membantu Palestina maupun dengan memaksa Israel untuk menghentikan aksi pembantainnya terhadap warga Palestina yang tak berdosa secara politik dan ekonomi.

Para pemimpin negara-negara Arab dan muslim tidak cukup mengutuk Israel, namun harus memaksa Israel untuk menghentikan aksi brutalnya dengan cara militer, politik dan ekonomi. Bila Israel tidak menghentikan aksi pembantaiannya tersebut, maka para pemimpin negara-negara Arab dan muslim harus mengambil tindakan tegas dengan mengirimkan pasukan untuk membela Palestina, memberikan senjata kepada pejuang Palestina, mengusir dubes Israel dan memutuskan hubungan diplomatik, dan mengembargo ekonominya.

Adapun umat Islam yang bukan pemimpin negara berkewajiban pula membantu Palestina dengan berjihad, mengadakan aksi bela Palestina, penggalangan dana untuk Palestina untuk meringankan penderitaan mereka, mendoakan keselamatan dan kemenangan mereka, mendoakan kehancuran Israel dan negara-negara yang membantu mereka, serta memboikot produk-produk Israel. Setiap muslim berkewajiban membantu sesuai kemampuannya masing-masing.

Yang jelas, setiap muslim mampu membantu Palestina dengan harta dan doa. Membantu Palestina dengan harta termasuk jihad yang diperintahkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yaitu jihad bil amwal (jihad dengan harta). Karena semua muslim punya harta meskipun tidak sama banyaknya. Orang kaya bisa membantu Palestina dengan infak yang banyak. Orang yang tidak kaya bisa juga membantu dengan hartanya meskipun sedikit. Semua orang mampu membantu Palestina dengan harta dan doa dengan mudah, tanpa perlu susah payah ikut berjihad berperang melawan Israel.

Paling kurang, semua orang wajib membantu Palestina dengan doa keselamatan dan kemenangan bagi rakyat Palestina serta kehancuran Israel dan pendukungnya. Meskipun hanya bantuan doa, namun doa kita ini sangat berharga bagi warga Palestina. Karena, doa adalah senjata orang mukmin sebagaimana sabda Nabi saw. Dengan doa, pertolongan Allah ta’ala akan datang. Dengan doa pula, sesuatu yang mustahil menurut logika manusia menjadi kenyataan. Tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk tidak membantu Palestina dengan doa.

Sebagai penutup, mari kita bersolidaritas terhadap saudara-saudara kita di Palestina dengan membantu, membela dan mendoakan mereka serta berempati dan merasakan penderitaan mereka. Karena, ini kewajiban setiap muslim. Semoga Allah swt memberi keselamatan dan kemenangan bagi umat Islam Palestina dalam perang ini dan menghancurkan Israel dan para pendukungnya. Amin.

Penulis adalah Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh, Ketua PC Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh,, Ketua bidang Dakwah PW Persis Aceh, Wakil Ketua Majelis Pakar PW Parmusi Aceh, Anggota Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara،

  • Bagikan