Peran Alumni UIN Sumatera Utara Medan (Refleksi Dies Natalis  Ke-50, 19 November 1973/19 November 2023) 

Oleh: Dr. H. Sugeng Wanto, S.Ag., M.Ag.

  • Bagikan
Peran Alumni UIN Sumatera Utara Medan (Refleksi Dies Natalis  Ke-50, 19 November 1973/19 November 2023) 

Dalam rangka Dies Natalis UIN Sumatera Utara Medan ke-50, UIN Sumatera Utara Medan betul-betul berbenah diri menuju institusi yang lebih berkualitas dalam melahirkan akademisi-akademisi yang  professional di bidangnya. Semua ini dilakukan sebagai proses untuk betul-betul menjadikan UIN Sumatera Utara Medan sebagai Smart Islamic University, yang menjadi pionir dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam di era kekinian. 

Terlebih saat ini UIN Sumatera Utara Medan di bawah pimpinan Ibu  Rektor Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag. berada dalam proses berbenah dalam mempersiapkan diri menjadi terakreditasi Unggul yang sudah menjadi sebuah keniscayaan bagi kita semua.

Sepanjang perjalanan IAIN-SU Medan dan kemudian bertransformasi menjadi UIN Sumatera Utara Medan  sudah sangat banyak alumni yang telah dihasilkan dan sudah tersebar ke hampir seluruh nusantara, terutama di wilayah Sumatera Utara bahkan di tingkat internasional.

Banyaknya alumni UIN Sumatera Utara Medan sampai hari ini memiliki kontribusi yang besar di berbagai bidang dan di segala dimensi kehidupan.

Sejatinya, yang paling penting adalah bahwa alumni UIN Sumatera Utara Medan harus mampu menjadi qudwah (teladan) dalam Akhlak, menebarkan kedamaian, moderasi beragama dan aktor intelektual mewujudkan masyarakat madani (civil society)

Dalam artian, alumni harus mampu  menjadi perpanjangan tangan untuk menunjukkkan kepada publik baik nasional maupun internasional bahwa “Islam itu Rahmatan Lil’alamin”.

Alumni UIN Sumatera Utara bukanlah alumni yang alergi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan bukan pula alumni yang enggan terhadap pembaharuan serta bukan pula alumni yang tidak menghargai warisan leluhur.

Alumni UIN Sumatera Utara  harus mampu menjadi alumni yang mampu memberikan sumbangsih ide, tenaga dan pikirannya dalam mewujudkan negara yang berperadaban atau masyarakat madani di tengah-tengah masyarakat yang pluralis. 

Terlebih saat ini, UIN Sumatera Utara sebagai salah satu PTKIN di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjadi garda terdepan dalam Perwujudan Moderasi Beragama di NKRI.

Tulisan ini mencoba untuk melihat peran alumni UIN Sumatera Utara Medan. Tujuannya adalah agar alumni tidak pesimis dalam menyongsong masa depan, mampu menciptakan peluang dan yakin bahwa alumni UIN Sumatera Utara tidak kalah kualitas dari alumni PT yang lain.

Peran AlumniSampai dengan hari ini, umat Islam sebenarnya masih menorehkan harapannya kepada UIN untuk bisa menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Islam yang Rahmatan Lil’alamiin.

Paling tidak secara sederhana masyarakat menginginkan alumninya menjadi sosok intelektual yang ulama atau ulama yang intelektual yang menyejukkan umatnya.

Almarhum Prof. Dr. Harun Nasution, Rektor  yang menangani IAIN-Syahid Jakarta selama 11 tahun (1973-1984) senantiasa berkeinginan mewujudkan cita-cita murni itu. 

Kalau Almarhum Prof. Dr. Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA (Rektor IAIN-UIN Sumatera Utara Medan dua periode) selalu menginginkan agar alumni UIN mempunyai karakter “Ulul Albab” sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam QS. Ali Imran (3): 190-191. Selain harapan, masyarakat hari ini juga bertanya-tanya seraya timbul keraguan terhadap eksistensi Mahasiswa UIN atau Alumninya. 

Mahasiswa UIN  dan alumninya selalu dilekatkan dengan nilai-nilai agamis, jadi tolok ukur berkualitas atau tidak masyarakat menilainya dari baik atau tidak moralnya. 

Realitas menunjukkan banyak sekali image (pandangan) negativ yang ditujukan bagi mahasiswa dan alumni UIN tersebut. 

Munculnya anggapan seperti, “Percuma saja mahasiswa UIN tingkah lakunya lebih parah dari bukan UIN”. 

Belum lagi, persoalan-persoalan yang terjadi belakangan ini yang menimpa mahasiswa dan juga  alumni  UIN yang notabene mempertanyakan bagaimana kualitas akhlak dan moral.

Fenomena ini sebenarnya menunjukkan bahwa perhatian masyarakat terhadap UIN Sumatera Utara jauh lebih besar bila dibandingkan dengan institusi yang lain terlebih masalah eksistensinya di tengah-tengah masyarakat.

Untuk itu, mahasiswa dan alumninya harus betul menyiapkan diri untuk terjun ke masyarakat dan berinteraksi secara baik sehingga image negative terhadap UIN di tengah-tengah masyarakat hari ini dapat diminimalisir. 

Paling tidak ada beberapa faktor kesiapan yang harus dibenahi bagi mahasiswa dan khususnya bagi alumni UIN Sumatera Utara Medan agar lebih berperan di tengah masyarakat.

Pertama, faktor intern. Yaitu kesiapan dalam memantapkan diri dalam hal fisik, spritual dan ilmu pengetahuan. Alumni UIN harus memiliki fisik yang sehat dan kuat sebab dari fisik yang sehat akan terlahir jiwa yang sehat pula.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw. : “Mukmin yang kuat itu lebih baik daripada mukmin yang lemah”.

Dengan demikian mahasiswa dan alumni UIN tidak akan berbuat hal-hal yang dapat merusak kesehatannya seperti narkoba, free sex dan lain sebagainya. Kekuatan mental spritual juga harus dijunjung tinggi bagi mahasiswa dan alumni.

Di tengah-tengah masyarakat ini yang menjadi tolok ukur awal melihat kualitasnya. Bagi alumni khususnya harus betul-betul membekali diri dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. 

Tentunya dengan menjunjung tinggi peraturan yang telah dituangkan dalam Alquran dan Hadis. Terakhir membekali diri dengan ilmu pengetahuan.

Mahasiswa dan alumni UIN harus mampu menciptkan kultur  “long life education” senantiasa belajar dan terus belajar.

Alumni UIN adalah alumni yang senantiasa akrab dengan buku, guru dan mampu menuangkan ilmunya sehingga bisa bermanfaat kepada orang lain. Bekal fisik (jasmani), moralitas spritual (hati), dan ilmu pengetahuan (akal) merupakan pondasi yang sangat mendasar bagi kesiapan dalam menyongsong masa depan. 

Alhamdulillah, saat ini di bawah kepemimpinan Ibu Prof. Dr. Hj. Nurhayati, M.Ag. (Rektor Perempuan Pertama sepanjang sejarah IAIN/UIN Sumatera Utara) menggalakkan program yang terkait kegiatan, aktifitas qur’ani dan pembinaan skill serta perwujudan prestasi Mahasiswa. 

Semoga ini bisa menjadi solusi agar out put UIN Sumatera Utara Medan benar-benar mampu berdaya dan bermanfaat di tengah masyarakat.
Kedua, faktor ekstern. Yaitu sikap alumni dalam mengaktualkan diri dan memposisikan diri di tengah-tengah masyarakat. 

Faktor kedua ini berkaitan dengan kemampuan kita dalam menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita memiliki kemampuan dan kualitas yang harus diperhitungkan. Image (pandangan) yang mengatakan bahwa alumni UIN hanya bisa menjadi imam sholat, khatib, muballligh itu harus dirubah.

Masyarakat harus disadarkan bahwa alumni UIN sudah setara dengan PT yang lain bahkan alumni UIN punya kelebihan khusus yang tidak dimiliki yang lainnya.

Contoh, alumni Prodi Hukum di lingkungan FSH UIN Sumatera Utara Medan, selain menguasai Teori Hukum Umum tapi juga  punya kelebihan khusus mampu memahami Hukum Islam dan bersahabat dengan literatur klasik. 

Kemampuan mengapresiasikan diri mutlak harus dipersiapkan bagi setiap alumni. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kaitannnya dengan hal ini, antara lain:


1. Alumni UIN harus memiliki keberanian dalam mengungkap sebuah kebenaran dan dalam menghadapi realitas sosial dengan bersikap kritis, objektiv, dan sistematis.

2. Alumni UIN senantiasa berpikir ke depan (futuristic). Hidup bukan untuk masa lalu tapi bagaimana bisa menjadikan hidup yang lebih baik di masa yang akan datang. Alumni UIN bukan alumni yang bersikap pesimis dan statis, tapi alumni yang senantiasa bersikap dinamis dan progresif.

3. Alumni  UIN harus mampu menebarkan ukhuwah-sillaturrahim  di semua kalangan atau di berbagai komponen masyarakat. Terlebih masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang pluralis, maka menjaga hubungan baik antar sesama sudah menjadi suatu keharusan.

4. Alumni  UIN harus mampu bersikap ‘arif (bijaksana) yang akan berbuah objektivitas, fleksibel dan moderat tidak berpaham rigid (kaku) yang akan melahirkan subjektivitas, emosional dan ekstrim.Sebab di tengah masyarakat akan dihadapkan dengan pluralitas (keaneka ragaman). Baik dalam hal mendekati dan memahami agama atau juga kultur masyarakat itu sendiri. 


5. Alumni  UIN harus senantiasa bersikap dengan penampilan yang menyejukkan bukan menyeramkan. Harus mampu selalu menjadi aktor “Problem Solving” di tengah masyarakat. 


Penutup


Alumni UIN  harus mampu menciptakan tantangan sebagai peluang untuk bisa bersaing dalam menempuh kesuksesan hidup ke depan.

Era ini harus menjadi era kebangkitan alumni UIN Sumatera Utara Medan  dalam merubah masyarakat kita menjadi lebih bermoral, lebih baik dan berperadaban. 

Insya Allah, Smart Islamic University yang diusung oleh Bu Rektor akan membawa UIN Sumatera Utara Medan menjadi lebih baik dan membawa spirit untuk menjemput kepercayaan masyarakat kembali. 

Semoga di usia 50 Tahun UIN Sumatera Utara akan menjadi lebih baik dan Unggul dalam Keberkahan Allah SWT. Aamiin.(Penulis adalah Alumni FSH UIN-Sumatera Utara)

  • Bagikan