Tabayyun Dan Manajemen Media

  • Bagikan

Oleh Dr H. Erwan Efendi, S. Sos, MA

Melalui tabayyun dapat mengetahui keaslian dan kebenaran dari informasi yang sudah tersebar dan mampu mencegah terjadinya perpecahan di tengah masyarakat. Apalagi sebagian besar masyarakat Indonesia sangat mudah percaya jika terdapat informasi yang belum diketahui kebenarannya

Era globalisasi sekarang ini, pemahaman agama masyarakat makin berkembang. Namun tidak sedikit dari mereka keluar dari tuntunan Al-Qur’an disebabkan pengaruh dunia semata. Manusia sebagai makhluk social yang membutuhkan interaksi antar sesama kadang kala terjadi perpecahan dan perselisihan dalam suatu masyarakat. seperti halnya manusia begitu mudahnya menuduh, mencaci maki, dan menghujat orang yang dia benci bahkan terhadap orang yang tidak sepaham dengannya tanpa melakukan tabayyun terlebih dahulu. Ucapan menuduh, mencaci maki dan menghujat sering terdengar di telinga dan sepertinya hal yang semacam ini merupakan hal yang biasa bagi sebagian orang. Padahal menuduh seorang termasuk hal yang dilarang dalam agama.

Sikap demikian terjadi karena kurang memahami tabayyun sebagai ungkapan klarifikasi, teliti, dan bertanya tentang masalah yang terjadi. Misalnya, bertanya pencurian yang dilakukan seseorang, kemudian tanpa tabayyun terlebih dahulu pencuri tersebut dihakimi massa, atau malah dibakar hidup-hidup. Tabayyun terhadap berita mempunyai efek yang sangat besar terhadap masyarakat.

Pengaruh berita ini dapat membentuk opini masyarakat terhadap sesuatu menjadi baik dan buruk. Dalam Islam tidak boleh sembarangan dalam menerima dan menyebarkan suatu berita. Maka dari itu Islam memberikan tuntutan kepada ummat untuk dapat menghadirkan media alternatif terhadap tuduhan dari pihak-pihak yang tidak menyukai islam. Manajemn Media dakwah atau media Islam adalah rujukan yang shahih bagi ummat Islam itu sendiri untuk mengelola media dari dakwah itu sendiri. Dengan adanya media dakwah islam, diharapkan kepada umat Islam itu sendiri untuk dapat menjadikan media Islam sebagai media rujukan dalam mendapatkan informasi yang benar. Tidak sembarang mempercayai media-media.

Secara Bahasa tabayyun adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaan sesungguhnya. Jika dilihat dari kamus besar Bahasa indonesia atau yang biasa dikenal dengan KBBI diartikan sebagai pemahaman atau penjelasan. Sementara secara istilah tabayyun adalah meneliti dan menyeleksi suatu berita. Tidak secara tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan baik dalam perkara hukum, kebijakan dan sebagainya hingga sampai jelas dan benar permasalahannya. Sehingga tidak ada pihak yang merasa terdzolimi atau tersakiti dan terhindar dari perpecahan antar sesama manusia. Alasan pentingnya tabayyun dalam menerima berita adalah untuk menghindari dari kegiatan yang membagikan berita palsu.

Berita palsu ini sangat merugikan masyarakat. Masyarakat menjadi was-was ketika ada berita yang menakutkan, padahal belum terbukti kebenarannya. Terkadang orang lain lebih mempercayai berita palsu daripada mencari faktafakta kebenarannya. Bisa saja berita palsu dibuat hanya karena ingin menghancurkan wibawa seseorang atau ingin usaha sesorang gagal. Banyaknya berita hoax yang menyebar di berbagai media tidak lepas dari peran dan pembuat berita palsu yang teronganisir. Hal seperti ini harus diperhatikan oleh masyarakat agar tidak salah memahami.

Tidak jarang ujaran kebencian menjadi sebuah trend dalam membuat berita hoax. Ujaran kebencian yang telah menyebar di masyarakat menjadi motivasi adu domba. Karena seringkali ujaran kebencian dikaitkan dengan persoalan SARA (suku, agama,ras dan antar golongan). Sehingga mudah terbawa emosi. Yang awalnya tidak ada perselisihan akhirnya terjadilah perselisihan.

Ada beberap penyebab mereka yang tidak melakukan tabayyun yakni : mengalami kelupaan, terlalu percaya dengan informasi yang sudah beredar, tidak memiliki kapasitas terkait metodologi tabayyun, terpesona dengan masalah duniawi. Secara garis besar dan umum tabayyun adalah sebagai proses untuk memastikan kebenaran akan informasi yang sudah tersebar di masyarakat luas. Masyarakat dianjurkan melakukan tabayyun untuk menghindari perpecahan terkait penyebaran informasi atau berita yang berpotensi merusak citra inividu, kelompok maupun golongan. Kemudian penerapan dan ruang lingkup tabayyun.

Jika merujuk pada agama Islam, maka Alquran telah memberi pedoman dan tuntunan kepada manusia dalam berbagai aspek, misalnya politik, ekonomi, social, budaya, dan lain-lain. Salah satu tuntutan yang dibahas dalam Alquran adalah menjadi keharusan untuk selektif dalam menerima dan menyampaikan informasi.

Atmosfer perubahan yang didorong oleh kemajuan teknologi informasi yang terus berkembang memaksa setiap manusi untuk menggunakannya sebagai media untuk mendapatkan berbagai macam informasi. Oleh Karena itu, masyarakat harus cerdas dan selektif serta kritis dalam menerima setiap informasi. Dalam bahasa Alquran sikap selektif serta kritis dalam menerima setiap informasi itu dilakukan dengan tabayyun.

Karenanya lingkup tabayyun pada surat Al-Hujurat ayat 6 menjelaskan tabayyun merupakan kewajiban yang harus dijalankan sebagai bukti ketaatan kepada Allah SWT. Alquran mendefinisikan tabayyun sebagai suatu kecermatan dan teliti terhadap berbagai informasi yang diterima dari pihak manapun termasuk dari orang-orang mukmin sendiri. Apalagi jika informasi itu ddisebarkan oleh individu atau kelompok yang tidak menyukai islam, sangat diharuskan melakukan proses tabayyun.

Zaman globalisasi saat ini bukan rahasia publik bahwa media merupakan salah satu sarana paling tepat digunakan oleh masyarakat dalam tingkatan apapun. Berbagai informasi dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat dengan menggunakan mesin pencari yang disebut jaringan internet atau media sosial. Masyarakat juga dimudahkan dalam berkomunikasi dengan akses jaringan internet tersebut. Jaringan internet tersebut juga biasa disebut dengan dunia maya yang diisi oleh berbagai informasi dan sumbernya juga sarana komunikasi antar manusia.

Selain jaringan internet yang berbasis software juga masih ada beberapa media yang berbentuk hardware di antaranya ada koran, majalah, poster dan lain sebagainya. Yang biasa disebut dengan media cetak. Perbedaan yang dapat diketahui antara media sosial dan media cetak adalah penyunting yang dapat mengaksesnya, media sosial dapat disunting oleh siapapun dengan menggunakan akun, atau dapat dikatakan siapapun bebas berpendapat dalam dunia maya. Sedangkan dalam media cetak harus melalui tahapan-tahapan sehingga layak untuk diterbitkan. Tergantung juga pada pengelola media cetak yang ada.

Dalan konteks ini, manajemen media sangat diperlukan untuk bagaimana cara kita mengelola media agar mampu tampil dengan baik sehingga keberadaannya disenangi oleh pembaca atau pendengar. Media dapat digunakan sebagai salah satu strategi dalam menyebarkan informasi ebagai upaya meyakinkan publik terhadap sesuatu keinginan inividu maupun kelompok atau organisasi. Hal ini mengingat bahwa sesungguhnya media merupakan salah satu sistem informasi yang sangat efektif untuk mengubah sikap dan perilaku makhluk sosial.

Kesimpulan

Melalui tabayyun dapat mengetahui keaslian dan kebenaran dari informasi yang sudah tersebar. Selain itu, melalui proses tabayyun bisa dan mampu mencegah terjadinya perpecahan di tengah masyarakat. Apa lagi sebagian besar masyarakat Indonesia sangat mudah percaya jika terdapat informasi atau berita yang belum diketahui kebenarannya. Tabayyun memiliki tujuan pokok yang sama, yakni menghindarkan diri dari musibah atau penyesalan, karena menerima atau menuruti informasi palsu. Manajemen media sangat diperlukan untuk bagaimana cara kita mengelola media dalam membangun kesejukan dan keharmonisa di tengah-tengah masyarakat. Semoga.

Penulis adalah Dosen UIN Sumut Dan Wartawan Waspada.

  • Bagikan