Tanoto Foundation Dampingi Pemda Kejar Ketertinggalan Pendidikan Di Sumut

  • Bagikan
Pintar Provincial Lead Tanoto Foundation Sumut, Yusri Nasution saat menyampaikan perkembangan pendidikan di empat wilayah mitra program Pintar, Kab. Batu Bara, Kab, Asahan, Kab. Karo dan Kota Pematangsiantar yang sudah menunjukkan kemajuan, dalam acara diskusi bersama Media yang dilaksanakan di Desadesa Resto Medan, Selasa (6/12).
Pintar Provincial Lead Tanoto Foundation Sumut, Yusri Nasution saat menyampaikan perkembangan pendidikan di empat wilayah mitra program Pintar, Kab. Batu Bara, Kab, Asahan, Kab. Karo dan Kota Pematangsiantar yang sudah menunjukkan kemajuan, dalam acara diskusi bersama Media yang dilaksanakan di Desadesa Resto Medan, Selasa (6/12).

MEDAN (Waspada): Hasil Penelitian Tanoto Foundation Sumut, terhadap hasil kepemimpinan kepala sekolah di empat wilayah mitra program Pintar, Kab. Batu Bara, Kab, Asahan, Kab. Karo dan Kota Pematangsiantar, menunjukkan kemajuan, dimana 64% SD/MI dan 68% SMP/MTs, sudah berada dalam kategori baik.

Hal ini diungkapkan Pintar Provincial Lead Tanoto Foundation Sumut, Yusri Nasution dalam acara diskusi bersama Media yang dilaksanakan di Desadesa Resto Medan, Selasa (6/12).

Beberapa kriteria dalam pemantauan sekolah ini mengukur kemajuan dan hambatan sekolah dalam mengimplementasikan hasil pelatihan Pembelajaran, Manajemen Berbasis Sekolah, Budaya Baca, dan Peran Serta Masyarakat (PSM), yang telah dilatihkan dan didampingi secara mandiri baik secara Online melalui E-Pintar dan offline oleh fasilitator daerah dari tahun 2018, hingga saat ini.

“Salah satu karakteristik yang harus dimiliki sekolah efektif adalah kepemimpinan pembelajaran yang tangguh hal ini berkenaan dengan bagaimana kepala sekolah mengorganisir dan mengkoordinir warga sekolah. Faktor eksternal sekolah meliputi nilai-nilai dan harapan masyarakat, tampa hal ini sulit satuan Pendidikan untuk mengejar ketertinggalan dalam pendidikan,” ungkap Yusri.

Penelitian yang dilaksanakan pada Oktober 2022 lalu, juga memperlihatkan rendahnya angka keaktifan guru dalam mengikuti Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), hanya 41%, hal ini menjadi salah satu indikator lemahnya pengembangan profesionalitas kerja guru.

“Guru sudah lama diakui sebagai suatu faktor penting dalam organisasi sekolah, terutama terkait tanggungjawabnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari KKG/MGMP harus diimplementasikan secara optimal untuk kemajuan para peserta didik, namun bagaimana hal tersebut dapat terwujud jika angka partisipasinya masih rendah. Hal ini membutuhkan perhatian kita semua, kami telah bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mendorong adanya kebijakan strategis untuk mengejar ketertinggalan Pendidikan di Sumatera Utara,” tutup Yusri.

Sementara itu Medan Initiative Lead Tanoto Foundation, Madeline Chandra menyampaikan pemaparan kinerja program selama satu tahun dengan rangkaian kegiatan. Mulai dari keikutsertaan dalam percepatan Vaksin Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun, dukungan dalam meningkatkan angka Imunisasi Campak dan Rubella pada anak 9 bulan – 15 tahun, pelatihan kepala sekolah, guru SMP dan SD, serta pemberian beasiswa sekolah menengah untuk anak berprestasi yang kurang mampu.

“Medan Initiative melalui program-programnya mendukung masyarakat dan pemerintah Kota Medan dalam meningkatkan kualitas hidup dan sumber daya manusia melalui berbagai program kesehatan, dan juga dalam bidang pendidikan melalui pelatihan guru serta pemberian beasiswa,” ungkap Madeline. (m31)

  • Bagikan