Atasi Kesenjangan Sosial Ekonomi,Tanoto Foundation Terus Perkuat Investasi Berdampak

  • Bagikan
Atasi Kesenjangan Sosial Ekonomi,Tanoto Foundation Terus Perkuat Investasi Berdampak

JAKARTA (Waspada): Saat ini, peran filantropi semakin luas. Tidak sekedar memberikan bantuan menjadi investasi sosial yang berdampak, tetapi juga ikut mengatasi persoalan kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia.

“Hal itu sekaligus membuktikan bahwa investasi berdampak adalah bukti bahwa modal dapat menjadi kekuatan untuk mewujudkan kebaikan yang melampaui batasan-batasan dan kepentingan industri,” ujar Board of Trustee Tanoto Foundation, Belinda Tanoto dalam Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) Global Conference di Kuala Lumpur, Rabu (21/6/2023).

Belinda Tanoto percaya bahwa masalah sosial dan ekonomi bisa dipecahkan dengan kolaborasi. Itu artinya,tidak ada entitas, sektor atau bisnis tunggal yang dapat mengatasi tantangan kompleks.

“Itu sebabnya Tanoto Foundation didirikan. Yakni untuk memobilisasi dan mengatasi berbagai masalah sosial bersama dengan pemerintah, organisasi sosial, lembaga, dan swasta,”tambah Belinda.

Salah satu persoalan di Indonesia yang mendapatkan perhatian Tanoto Foundation adalah stunting. Belinda mengatakan stunting merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan kerja sama multisektoral. Indonesia membutuhkan dana besar untuk menurunkan jumlah penduduk stunting.

“Stunting berkorelasi dengan keterbelakangan otak yang merupakan akibat dari kekurangan gizi yang parah. Anak-anak stunting rentan terhadap keterlambatan perkembangan jangka panjang dan sistem kekebalan tubuh yang lemah,” kata dia.

Guna mengatasi persoalan stunting, Tanoto Foundation melakuan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat untuk mengadvokasi reformasi kebijakan dan perubahan sistem, serta pemerintah daerah, untuk memperkuat kapasitas dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Tanoto Foundation juga secara aktif menjalankan program untuk mengatasi stunting dengan membentuk kelompok kerja dan forum dengan menggandeng berbagai lembaga seperti Bank Dunia, UNICEF, universitas, organisasi nirlaba, korporasi, untuk bersama membangun pendidikan dan perkembangan anak usia dini.

“Ketika kami pertama kali mulai menangani stunting di Indonesia, 1 dari 3 anak mengalami stunting. Kami telah mencapai kemajuan yang luar biasa, menurunkan tingkat stunting dari 33% menjadi 20%, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” ucap Belinda.

Belinda juga menuturkan, untuk mengatasi berbagai masalah sosial termasuk stunting tidak bisa hanya ditangani pemerintah dan organisasi filantropi saja. Menurut dia, harus ada mobilisasi pendanaan dari pihak-pihak lainnya.

“Mengingat terbatasnya modal filantropi, kita perlu mengkatalisasi dan menarik jenis pendanaan lain untuk memenuhi kebutuhan sosial yang paling mendesak di dunia,” tutur Belinda.

Sementara itu Chief of Sustainable Finance, AVPN Komal Sahu menjelaskan, tujuan dari implementasi investasi berdampak adalah untuk menciptakan hasil yang positifbagi sosial dan lingkungan, di samping keuntungan finansial.

“AVPN terus berupaya untuk mendorong perubahan sosial dengan mempromosikan inisiatif dalam investasi, tema strategis, membina hubungan, dan mempercepat pengembangan ekosistem dampak di APAC,” kata Komal.(J02)

  • Bagikan