Camat Padangsidimpuan Tenggara Ajak Warga Peduli Stunting

  • Bagikan
Camat Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, Eka Yanti Batubara, SE berbincang dengan warga Desa Huta Koje dalam acara sosialisasi stunting di Aula Desa Huta Koje, Padangsidimpuan, Kamis (29/2). Waspada/ Mohot Lubis.
Camat Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, Eka Yanti Batubara, SE berbincang dengan warga Desa Huta Koje dalam acara sosialisasi stunting di Aula Desa Huta Koje, Padangsidimpuan, Kamis (29/2). Waspada/ Mohot Lubis.

P.SIDIMPUAN (Waspada): Camat Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, Eka Yanti Batubara, SE memberikan edukasi sekaligus mengajak warga agar peduli terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan stunting demi masa depan generasi.

Motivasi terhadap warga agar peduli terhadap stunting disampaikan Camat Padangsidimpuan Tenggara, Eka Yanti Batubara, SE dalam Rembug dan Sosialisasi Stunting di Aula Desa Huta Koje, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, Kamis (29/2).

Kepala Desa Huta Koje, Aspan Siregar mengatakan kegiatan Rembug Stunting yang dilanjutkan dengan sosialisasi stunting tersebut bertujuan untuk memberikan pencerahan dan pemahaman kepada masyarakat bahwa stunting dapat dicegah dengan pola hidup dan pola asuh yang teratur.

Aspan menjelaskan, selain menghadirkan Camat Padangsidimpuan Tenggara, Eka Yanti Batubara, SE sebagai pemateri, pihaknya juga menghadirkan Kepala Puskesmas Pijorkoling Ruslayni Pandia, Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Nopiana Lepi, SE dan Pauzi S.Gz dari Satgas Stunting BKKBN Sumut sebagai narasumber dengan moderator Mohot Lubis.

Camat Padangsidimpuan Tenggara Ajak Warga Peduli Stunting
Kepala Desa Huta Koje, kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Aspan Siregar (4 kanan belakang) dan foto bersama dengan nara sumber dan peserta sosialisasi stunting di Aula Desa Huta Koje, Padangsidimpuan, Kamis (29/2). Waspada/ Mohot Lubis.

Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan stunting itu juga dihadiri Bhabinkamtibmas Aipda Basit Lubis dan Babinsa Serka Ali. Peserta sosialisasi terdiri dari ibu hamil, ibu yang memiliki anak balita, remaja usia calon pengantin, Bidan Desa, Kader KB dan PKK.

Kades menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting sebab di Desa Huta Koje hanya 1 anak yang dikategorikan stunting,. “Saya minta agar menjaga jarak kelahiran serta menjaga asupan makanan pada terutama pada anak usia di bawah 2 tahun,” tuturnya.

Camat Padangsidimpuan Tenggara Eka Yanti Batubara mengapre si Kepala Desa Huta Koje yang yang peduli terhadap keberadaan penduduknya. “Saya mengapresiasi, di Desa Huta Koje hanya ada 1 anak yang dikategorikan stunting. Kita programkan tahun 2025 Desa Huta Koje bebas stunting,” ucapnya.

Untuk itu, Eka meminta kepada peserta sosialisasi agar berkomitmen peduli terhadap stunting dengan menjaga jarak kelahiran, menjaga asupan gizi yang seimbang, baik terhadap ibu maupun anaknya serta menjaga kebersihan.

Edukasi terhadap warga agar peduli terhadap stunting, juga dilakukan Camat Padangsidimpuan Tenggara terhadap warga desa lainnya melalui sosialisasi yang dilaksanakan masing-masing desa di wilayah Padangsidimpuan Tenggara.

Kapus Piorkoling, Ruslayni Pandia sebagai pemateri pertama dalam sosialisasi stunting itu menegaskan bahwa pencegahan stunting dimulai dari usia remaja.Kemudian diusia calon pengantin. “Stunting bukanlah suatu aib. Jadi jangan malu jika anak kita dikategorikan stunting,” ucapnya.

Ruslayni mengungkapkan pencegahan stunting dapat berhasil jika masyarakat dapat memahami bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi stunting pada anak.” Terdapat tiga komponen utama penanggulangan stunting yakni pola asuh, pola makan yang teratur serta air bersih dan sanitasi yang baik.” ungkapnya.

Koordinator KB Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Nopiana Lepi, SE mengungkapkan salah satu penyebab stunting termasuk pernikahan dini. “Orang yang menikah diusia dini sangat berpotensi melahirkan anak stunting,” katanya.

Nopiana Lepi menjelaskan bahwa Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada anak sejak lahir sampai berusia 2 tahun sangat efektif untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. “ASI eksklusif sangat efektif cegah stunting. Kemudian anak usia 0- 6 bulan jangan diberikan MP Asih,” tegas Noviana Lepi.

Pauzi S.Gz dari Satgas Stunting BKKBN Sumut juga menjelaskan peran masyarakat menjadi tolok ukur pertama dalam pencegahan dan penanggulangan stunting. Berdasarkan data BKKBN, di Desa Huta Koje masih terdapat sekitar 82 KK belum punya jamban yang layak.(a39).

  • Bagikan