Kadin Sumut Gagas Kerja Sama Bidang Vokasi Berorientasi Industri

  • Bagikan
Ketua Umum Kadin Sumut, Firsal Ferial Mutyara
Ketua Umum Kadin Sumut, Firsal Ferial Mutyara

MEDAN (Waspada): Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara (Sumut) menggagas program vokasi atau pendidikan. Program vokasi berorientasi industri yang menjadi bagian dari komitmen Kadin Sumut untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 ini akan mulai bergulir pada Mei mendatang.

Ketua Umum Kadin Sumut, Firsal Ferial Mutyara mengatakan, nantinya dalam pelaksanaan program vokasi, Kadin Sumut akan ikut terlibat langsung.

“Ini memang harus dilakukan. Dunia usaha bisa intervensi ke dunia pendidikan. Karena antara industri dan pendidikan atau tenaga kerja harus sinkron agar berjalan dengan baik,” katanya, Rabu (29/3/2023).

Dida, sapaan akrab Firsal Ferial Mutyara mengatakan, dalam program ini nantinya diharapkan semua perusahaan terlibat. Pada praktiknya, akan ada minimal dua pemagang per enam bulan sekali.

“Standar pelatihan pemagang yang masuk dalam program vokasi ini juga akan sangat membantu para tamatan SMK karena menjadi lebih siap menghadapi dunia kerja. Di satu sisi juga akan menguntungkan industri karena pekerjanya sudah sesuai standar,” katanya.

Selain program vokasi, terang Dida, komitmen Kadin Sumut membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi yakni terkait sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pengembangan hospitality dan komoditas.

Untuk sektor UMKM, katanya, merupakan penopang utama ketahanan ekonomi saat ini. Oleh karenanya, ia meminta UMKM ini dapat menjadi perhatian penuh oleh pemerintah.

Menurutnya, UMKM jika tidak “dikawinkan” dengan perusahan besar sepertinya tidak berjalan. “Jadi perusahaan besar harus mendorong UMKM. Contohnya dodol, karena adanya jalan tol jadi terimbas kan. Tapi jika ada perusahaan yang mau berkolaborasi, pasti UMKM akan tertolong,” katanya.

Begitupun, diakui Dida, antara industri dan UMKM masih susah sejalan karena ego masing-masing. “Kadin sebenarnya bisa memberi masukan tetapi yang melakukan ya harus pemerintah. Sama-sama harus bersinergi antara pemerintah, UMKM dan industri. Baru kelihatan hasilnya,” tegasnya.

Terkait komoditas, kata Dida ini memang selalu prioritas karena dasar perekonomian Sumut memang dari komoditas terutama sawit, karet dan kopi. Diakuinya, dunia usaha jauh lebih baik dibandingkan 2022 dan bidang yang masih bergerak tetap komoditas unggulan. “Kita tetap memperhatikan proses dari hulu hingga ke hilir sehingga komoditas Sumut bisa lebih baik lagi,” katanya.

Sementara soal pengembangan hospitality, hal itu akan dilakukan dengan mendorong beberapa program untuk pengembangan pariwisata dan kesehatan. Kedua sektor ini harus saling mendukung karena potensi uang keluar cukup besar.

“Contohnya begini, kalau ada warga dari kabupaten dan kota berobat ke Medan, pasti yang menunggu hanya satu orang dan yang lainnya harus menginap di hotel. Jadi harus disupporting hotelnya, tempat makan dan juga tempat jalan-jalannya, ini semua harus disinkronisasi,” terang Dida.

Dikatakan Dida, setelah mengemban jabatan sebagai Ketua Umum Kadin Sumut, dalam empat bulan ini masih banyak pengusaha yang berkeluh kesah terhadap dunia usaha terutama permasalahan perizinan.

“Pemerintah saat memberikan fasilitas semampunya sehingga tidak maksimal untuk kebutuhan pengusaha di Sumut. Kadin ingin merangkumkan semua itu agar apa yang diinginkan teman-teman pengusaha dapat tersalurkan sehingga investasi naik. Kadin mau pengusaha itu benar-benar dimudahkan tanpa melihat identitasnya. Dan itu berlaku bagi investor asing maupun dalam negeri,” katanya. (m31)

  • Bagikan