Jejak Ulama Sumatera Di Selama, Perak

  • Bagikan
Jejak Ulama Sumatera Di Selama, Perak
Dipertua Majelis Daerah Selama, Perak, Ridzuan, En Nor Akmal Bin Ghazali (paling kanan-red) saat menerima kunjungan wisatawan asal Aceh-Medan di komplek Masjid Abdul Karim, Selama, Perak, Malaysia. Waspada/Muhammad Riza

Selama adalah suatu daerah yang terletak di Utara Negeri Perak, Malaysia. Daerah ini memiliki luas 151,104.03 hektar atau 170 kilometer persegi.

Daerah Selama tidak saja memiliki pesona alam pegunungan yang indah ditambah hasil pertanian dan perkebunan bermutu bagus. Akan tetapi di Selama, ini juga terdapat jejak ulama asal Sumatera, yakni Makam Encik Abdul Karim Bin Raja Aman Syah.

Makam ini terdapat di Komplek Masjid Abdul Karim, Selama, Perak, Malaysia. “Beliau dimakamkan di sini bersama istrinya,” kata yang Dipertua Majelis Daerah Selama, Perak, Ridzuan, En Nor Akmal Bin Ghazali beberapa waktu lalu.

Ridzuan, En Nor Akmal Bin Ghazali mengisahkan bahwa Selama dibuka pertama kali menjadi perkampungan penduduk oleh Encik Abdul Karim Bin Raja Aman Syah pada 22 Januari 1870 atau 14 Muharam 1290 Hijriah dengan sebutannya Selamat. “Dulu namanya bukan Selama, tetapi Selamat,” katanya.

Ridzuan, En Nor Akmal Bin Ghazali melanjutkan ceritanya, almarhum Encik Abdul Karim Bin Raja Amansyah, ini pada masa penjajahan Inggris adalah anak buah dari pejabat Menteri Larut. Yaitu, anak buah dari Long Jaafar yang kemudian dinaikkan pangkat menjadi Kerani.

Pada tahun 1858, Ngah Ibrahim menggantikan posisi ayahnya sebagai Menteri Larut. Kemudian Encik Abdul Karim Bin Raja Aman Syah meminta restu pada Menteri Larut untuk membuka kampung di bagian utara Larut yang sekarang disebut Selama.

Sebelum Encik Abdul Karim tiba, daerah Selama sudah berbentuk sebuah kampung berdekatan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) sekira 10 Km dari pusat ibukota Selama, dan dikenal dengan Kampung Sungai Bayor. Kampung ini kata dia, ditempati oleh orang-orang Melayu keturunan Pattani.

Pada saat itu, Encik Abdul Karim, beserta rombongannya menelusuri sungai Kerian dengan menaiki perahu. Beliau kemudian singgah di Tanjong Medan (sekarang dikenal dengan sebutan Kampung Medan-red), dan selajutnya rombongan Encik Abdul Karim berpindah kembali ke Kampung Selamat yang sekarang disebut Selama.

Setelah menemukan biji timah di kawasan Selama, kemudian Encik Abdul Karim menjemput orang-orang keturunan Rawa dari Sumatera dan Cina datang ke Selama untuk memajukan perusahaan biji timah. “Setelah ditemukan biji timah, daerah Selama ini dibuka lebih luas dan akhirnya sampai tahun 1888, kawasan ini diserahkan kepada pihak penjajah Inggris karena hasil dari biji timah merosot,” kata Ridzuan, En Nor Akmal Bin Ghazali.

Encik Abdul Karim meninggal dunia pada tahun 1890 dan dimakamkan di Komplek Masjid Abdul Karim.

Bagi anda yang melakukan perjalanan ke negeri jiran Malaysia. Bandara Penang Internasional Air Port kerap disinggahi oleh semua wisatawan, khususnya wisatawan asal Provinsi Aceh, atau pun Medan Sumatera Utara. Mereka biasanya datang ke Penang untuk berobat maupun berwisata.

Wisatawan dari Medan dan Aceh biasanya menggunakan penerbangan langsung. Bandara yang terkenal dengan pelayanan ramah untuk wisatawan tujuannya berobat, ini tentu saja sangat dekat dengan Selama, Perak, Malaysia. Untuk mencapai komplek makam Encik Abdul Karim hanya menghabiskan waktu perjalanan darat sekira 1 jam.

Muhammad Riza

  • Bagikan