“Pak Presiden Tolong Listrik Di Simeulue Sedang Tidak Baik-baik Saja”

  • Bagikan
"Pak Presiden Tolong Listrik Di Simeulue Sedang Tidak Baik-baik Saja"
Seorang dari sekian anak Simeulue harus belajar dengan lampu teplok tatkala listrik padam. Waspada/Rahmad

SELAIN berserah diri kepada Allah, ikhtiar terakhir mungkin bisa “teriak” minta tolong kepada Presiden Republik Indonesia, Jokowi.

Harapannya, supaya Presiden “hadir” mengatensi kondisi listrik di Pulau Simeulue yang saat ini sedang tidak baik-baik saja alias sedang parah.

Demikian rangkuman wawancara Waspada dengan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar, Jumari, ST Jumat (31/1) malam.

Tingginya tempat menggantung asa langsung kepada pucuk pimpinan negeri karena memang soal buruknya pelayanan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) ke rakyat Simeulue, sudah tak tahu digantung kemana lagi.

Pasalnya, tambah Hardani (Sekretaris) DPC PDI-P Simeulue, satu ketika masalah krisis energi listrik di Simeulue bukanlah masalah baru melainkan sudah sejak sebelum lahir dan sebelum Indonesia Merdeka, 17 Agustus 1945.

Ironinya kata beberapa masyarakat kebanyakan yang direkam Waspada di lapangan, top leader terkait Listrik untuk rakyat pulau itu seakan semua tak melihat juga seolah tak mendengar. Kalau tak boleh disebut buta-tuli akan kenyataan.

Bayangkan kata Rajes warga Kuala Makmur Kuala Makmur, Sabtu (1/4) teranyar khususnya pada saat awal hingga memasuki hitungan sepertiga Ramadan hampir saban waktu, siang dan malam, listrik PLN Simeulue terus pada hingga berjam-jam.

Dampaknya sudah sangat menjengkelkan, mengecewakan bahkan sudah meresahkan dan mengganggu kehidupan puluhan ribu masyarakat Simeulue termasuk dalam menjalankan ibadah di bulan puasa ini.

Bayangkan kata Yoseva di lain tempat kepada Waspada Sabtu (1/4), listrik di Simeulue dipadamkan di waktu yang diperlukan masyarakat.

“Di kala memasuki waktu berbuka puasa dan mau shalat magrib, di situ listrik dipadamkan hingga menjelang tengah malam. Parah tidak,” sebutnya.

Kemudian katanya lagi, terkadang di saat makan sahur dan menjelang Subuh serta pada waktu penting lainnya di siang hari. “Ini kan sudah tidak benar, ini saya menduga sudah human eror bukan lagi gangguan teknis,” ujar Yoseva.

Kata Yoseva, jika gangguan teknis yang menyebabkan pemadaman maka sulit untuk disangkal namun dibalik semua itu ditengarai keras ada hal yang tidak pernah dipertimbangkan PLN dari jauh hari.

Yakni; antisipasi akan hal-hal lumrah atau pemakaian yang bertambah saat bulan Ramadan seiring meningkatnya aktivitas masyarakat Simeulue.

Idealnya, sudah dipikirkan solusi untuk demikian dari 11 bulan yang lalu sehingga tragedi krisis listrik yang sedang menimpa Simeulue saat di bulan suci Ramadan ini tidak terjadi.

“Atau memang katanya patut diduga mesin PLN serta sparepartnya yang dipasang rongsokan sehinga kurang berdaya guna. Atau patut diduga ada permainan sehingga biaya maintenance (red-pemeliharan) bisa besar dan terus cair,” ujar Yoseva.

Sebulan lalu soal krisis listrik untuk pelanggan di Simeulue ini pernah disuarakan ketua Fraksi Golkar DPR Aceh, Ali Basrah di sela kesempatan menikahkan putranya dengan salah seorang gadis Simeulue.

Tak lama kemudian juga disampaikan oleh Wakil Ketua DPRK Simeulue, Sunardi Sihombing dari Fraksi PAN yang meminta agar PLN profesional segera mengatasi pemadaman listrik untuk masyarakat Simeulue.

Kemudian juga ditambahkan oleh Ketua DPRK Simeulue, Irwan Suharmi. Dia juga meminta agar PLN tidak lagi mematikan listrik untuk warga di pulau itu secara tidak beraturan.

Terakhir oleh Demisioner Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Simeulue (Ippelmas) Aceh Barat, Ahmad Hidayat atau Wak Rimba yang meminta Pemkab Simeulue memanggil PLN agar bertanggung jawab terhadap buruknya pelayanan PLN kepada warga Simeulue.

Ternyata diam-diam sebelum ada himbauan, Pj. Bupati Simeulue Ahmadliyah yang dihubungi Waspada via seluler mengkonfirmasi akan harapan dari Ippelmas dan masyarakat mengaku sudah berbuat sebelum itu.

“Tiga hari lalu kita sudah memanggil pihak PLN,” jawab Ahmadliyah yang ditohok Waspada via telpon Kamis (30/3) malam seputar keresahan rakyat di sana soal listrik yang sering padam. Parahnya saat penting tak kecuali di waktu shalat.

Katanya waktu itu sesuai laporan yang diterima pada hari itu, kondisi kelistrikan sedang berupaya mengatasi defisit daya sebesar 450 KW hingga 1.200 KW.

Adapun tindakan yang ditempuh Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Simeulue, antara lain, 1). Percepatan Recovery Mayor Over Haul Mesin (MTU ) unit 5 lokasi PLTD Kampung Air, estimasi masuk sistem 15 hari ke depan.

Kedua, percepatan pemeliharaan/maintenance mesin CAT unit 13, kondisi bocor Oli Carter bercampur minyak. Lalu mengingat jadwal pesawat tercepat hari Senin menunggu teknisi yang turun ke Simeulue.

Ketiga, percepatan pemeliharaan/maintenance mesin CAT unit 6, kondisi pemeliharaan fanbelt radiator putus, proses kirim spare part pengganti dari medan. Kemungkinan hari senin sesuai jadwal pesawat yang tercepat.

Lebih jauh Ahmadliyah memaklumkan masalah kekurangan atau defisit energi listrik di Simeulue sebenarnya dia tidak tinggal diam, melainkan masuk salah satu prioritas kerjanya.

Namun diakuinya dari sekian pihak investor yang pernah komunikasi dengan Pemkab Simeulue hingga hari itu belum ada yang konkret.

Pun demikian kata Ahmadliyah pada kunjungan Tim Kementerian Maritim & Investasi (Marves) beberapa waktu lalu sudah disampaikan dan berharap segera dibantu.

“Mudah-mudahan katanya besok, (red-Jumat) akan ada Vidcon. Kita tunggu besok hasilnya, bagaimana,” jelas Ahmadliyah hari itu.

Ketua Kadin Simeulue, Ir. Iskandar juga angkat bicara soal krisis listrik di Simeulue saat ini. Menurutnya, pemerintah harus campur tangan secara konkret.

“Kalau pemerintah, apalagi tingkat Pemerintah Republik Indonesia (red-pusat) sudah hadir masalah krisis listrik kita (red-Simeulue) kecil urusannya,” jelas Iskandar.

Manager Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (PJSL) Unit Induk Distribusi (UID) PT.PLN UID Aceh, Ridwan Saputra, SE yang dikonfirmasi Waspada via telpon, Sabtu (1/4) mengatakan pihak PLN sedang berusaha maksimal.

Berikut petikan jawaban lengkapnya, “Sedikit pesan saya sampaikan bahwa PLN UID ACEH berusaha penuh all out untuk pemulihan perbaikan mesin dengan mendatangkan teknisi baik dari PLN ACEH dan juga teknisi dari Vendor,” tulisnya.

Kemudian katanya lagi PT. PLN UID Aceh, telah mendatangkan dua ahli dari Trakindo untuk teknisi perbaikan dan dibantu sejumlah teknisi lain ke Simeulue dan saat ini semua sedang bekerja di lapangan full time, 24 jam.

Kemudian mereka juga katanya sudah memobilisasi pengganti sperpart yang rusak termasuk mendroping bahan yang tidak ada di pasaran lokal, diambil dari Aceh Selatan dan Sabang.

Namun saat ditohok Waspada sampai kapan batas waktu pasti perbaikan, hingga aliran listrik ke masyarakat Simeulue normal, Ridwan Saputra belum bisa memberikan jaminan.

“Kalau limit waktu saya belum bisa jawab. Pastinya kami tidak abai. Kami sudah mengerahkan kemampuan yang ada untuk menangani pemadaman listrik di Simeulue,” sebutnya.

Lebih lanjut dia menguraikan komitmen PLN khusus untuk Simeulue selain jangka pendek bersunggu-sunggu mengatasi kendala yang sedang mendera, untuk jangka telah memprogramkan pembangunan PLTU.

“Tanahnya itu seluas kurang lebih 12 Hektar sudah dibebaskan PLN beberapa tahun lalu. Mohon bersabar dan kami mohon doa dari seluruh masyarakat,” tambah Ridwan.

Kemudian dia juga meminta dukungan dari semua pihak kepada PLN agar masalah kekurangan energi listrik untuk Simeulue bisa cepat teratasi dan permanen. (Rahmad)

  • Bagikan