Perantau Asal Tapsel, Okto Fready Nainggolan Tokoh Inspiratif

  • Bagikan
Perantau Asal Tapsel, Okto Fready Nainggolan Tokoh Inspiratif
Perantau asal Tapsel, Okto Fready Nainggolan dinobatkan Tokoh Inspiratif Dalihan Natolu.Waspada/Ist

Okto Fready Nainggolan, perantau asal Kabupaten Tapanuli Selatan yang sukses jadi pengusaha di Jakarta punya keinginan kuat untuk membangun kampung halamannya dengan melakukan berbagai terobosan di berbagai sektor.

Atas dedikasinya dalam mendorong kemajuan daerah, Okto Fready Nainggolan yang akrab disapa Okto dinobatkan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi sebagai salah satu dari 50 orang tokoh inspiratif Dalihan Natolu.

Okto Fready Nainggolan yang lahir di Padangsidimpuan, Sabtu (9/9) mengatakan, keinginannya untuk membangun kampung halaman sudah ada sejak masih muda.

Usai tamat dari salah satu SMA di Padangsidimpuan, Okto melanjutkan pendidikan ke Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi. Kecerdasan Okto selama menempuh pendidikan di bangku kuliah, membuat dirinya terpilih sebagai utusan Sumut dalam pertukaran pemuda Indonesia dan Kanada tahun 1991-1992.

“Salah satu hal penting dalam program pertukaran pemuda itu adalah mengenal International development. Bagaiman kerja sama internasional community development, membangun komunitas melalui potensi yang kita punya,” tuturnya.

Di Kanada, tepatnya di Campbell River, Columbia, Okto bersama rekannya membangun komunitas. Kemudian untuk tahap kedua dilakukan di Indonesia, mereka menjalankan program pengabdian seperti penyuluhan, motivasi dan pembangunan di Desa Watumaeta, Sulawesi Tengah.

Setelah menyandang gelar S1 dari Universitas Sumatera Utara, Okto yang punya mimpi membangun kampung halaman, kemudian melanjutkan pendidikan pendidikan S2 di Universitas Indonesia (UI) Jurusan Strategic management dan di Harvard University bidang Innovation and Strategy tahun 2017.

Berbekal pengalaman selama kuliah dan pengalaman pertukaran pemuda Indonesia dan Kanada, Okto kemudian bertekad untuk menjadi orang sukses karena untuk membangun kampung halaman, sangat dibutuhkan dana, dukungan dan konektifitas dengan berbagai pihak.

Bangun Kampung Halaman

Dalam mewujudkan cita-citanya menjadi orang sukses agar dapat membangun kampung halaman, Okto Fready Nainggolan memutuskan untuk mengadu nasi ke Jakarta. Seiring berjalannya waktu, Okto kemudian membuka usaha yang bergerak di bidang Informasi dan Teknologi (IT) di Jakarta.

“Saya memulai usaha ini sekira 12 tahun lalu dan fokus untuk IT, seperti mesin ATM, alat monitoring dan hal-hal yang berkaitan dengan IT.Sudah kerjasama dengan perusahaan luar negeri seperti dari India dan Inggris,” katanya.

Sebagi komitmen diri tidak akan melupakan kampung halaman, minimal sekali setahun, Okto bersama keluarganya pulang kampung ke Desa Hurase yang terletak di pelosok Kabupaten Tapanuli Selatan.”Tujuannya untuk menanamkan cinta kampung halaman, terutama pada keluarga saya,” tuturnya.

Di saat pulang kampung, suami dari Megawati Pangaribuan tersebut selalu berpikir ingin membenahi kampung halamannya agar tidak tertinggal dari daerah lainnya.Pada tahun 2021 Okto mempelopori pembangunan gapura Desa Hurase serta memberikan motivasi agar tidak berpangku tangan.

Salah satu yang digagas Okto adalah program pembangunan jembatan Aek Sibara-Bara di Batang Angkola, Tapanuli Selatan. Melalui audensi Okto menyampaikan hal itu pada Kementerian Maritim dan Investasi.

Kemudian pihak kementerian turun langsung ke Batang Angkola untuk melihat sekaligus melakukan studi tentang kebutuhan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jembatan tersebut. ”Ini salah satu usaha yang kita lakukan dalam rangka membangun daerah,” ungkapnya.

Mengingat perubahan dalam membangun masyarakat akan lebih baik hasilnya jika dilakukan dengan kebersamaan, Okto bersama sejumlah tokoh, termasuk tokoh masyarakat Batang Angkola membentuk Yayasan Batang Angkola Nauli.

“Yayasan Batang Angkola Nauli terus bergerak membantu masyarakat, melalui program peningkatan ekonomi, kesehatan dan layanan.Ada tokoh kita di Pintu Padang, Batang Angkola, bapak M.Sulaima.Kita di Jakarta membantu, baik mengkomunikasikan maupun bantuan langsung,” ujar Okto.

Melalui Yayasan Batang Angkola Nauli, ucap Okto, muncul ide untuk membudidayakan pohon nira karena berdasarkan hasil studi, 3 sampai 4 batang pohon nira produktif dapat menghidupi satu keluarga, bahkan dapat menyekolahkan anak hingga sarjana.

Okto mengungkapkan bahwa kedua anaknya kuliah di universitas top dunia. “Gabriela Joselin sekarang sedang belajar S2 MBA di Cambridge University, Inggris dan Andros Gindo yang baru lulus S1 dari Manchester University, Inggris lalu bekerja di deVere, peusahaan wealth management di London,” ungkapnya.

Dinobatkan

Atas dedikasi dan kiprahnya dalam membangun kampung halaman dan daerah, Okto yang memiliki dua orang anak (Gabriela Joselin Nainggolan dan Andros Gindo Putraku Nainggolan) dinobatkan sebagai tokoh inspiratif Dalihan Natolu.

Okto Fready Nainggolan diberi gelar sebagai tokoh inspiratif Dalihan Natolu langsung dinobatkan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi pada tanggal 1 September 2023 bersama 49 tokoh inspiratif lainnya di aula rumah dinas Gubsu.

Tokoh lainnya yang dinobatkan sebagai tokoh inspiratif Dalihan Natolu seperti Prof.Dr.Anwar Nasution, Raja Inal Siregar,Adnan Buyung Nasution, Todung Mulya Lubis, Rinto Harahap, Adam Malik, Dolly Pasaribu, Kiman Siregar, Abdul Haris Nasution, Nawal Lubis, Sutan Pangurabaan Pane dan Lafran Pane.

Okto menjelaskan bahwa sekira dua bulan lalu, ia dihubungi Yayasan Dalihan Natolu terkait dengan pemilihan tokoh inspiratif Dalihan Natolu.Berbagaoi hal ditanyakan pada Okto terutama yang berkaitan dengan dedikasi dan kiprah dalam membangun daerah.

“Mereka melakukan wawancara untuk seleksi calon tokoh inspiratif dan saya termasuk salah satu yang di seleksi. Kemudian saya ditetapkan sebagai salah satu tokoh inspiratif kalangan pengusaha.Jujur saya tidak menyangka dan tidak berharap masuk kategori, tapi mungkin mereka melihat kiprah yang saya lakukan selama ini,” ucapnya.

Atas penghargaan tersebut, Okto Fready Nainggolan mengucapkan terima kasih ke Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan yayasan Dalihan Natolu.”Penghargaan ini tentunya menjadi motivasi dan pendorong bagi saya untuk berbuat lebih banyak lagi dalam membangun kampung halaman dan daerah,” katanya.

Okto berpesan bahwa membangun komunikasi yang positif dengan berbagai pihak sangat penting dapat mengimplementasikan suatu rencana karena sebuah rencana dapat dikategorikan bagus jika bermanfaat bagi orang banyak.

“Yang terpenting adalah kita berdiskusi membahasa suatu rencana, namun lebih terpenting lagi eksekusi rencana karena rencana tapa eksekusi tidak ada gunanya,” jelas Okto.

Mohot Lubis

  • Bagikan