Perjalanan Ke Pantai Batahan Nan Eksotis Tapi Terabaikan

  • Bagikan
Perjalanan Ke Pantai Batahan Nan Eksotis Tapi Terabaikan
Pantai Batahan dan Pulau Tamang yang indah.Waspada.id/Irham Hagabean Nasution

DALAM perjalanan menuju Mess Pemprovsu di Batahan, Kab. Madailing Natal, tim disuguhi anugerah pemandangan panorama pantai nan indah, eksotis, tapi terabaikan.

Awalnya sih, tak ada rencana menuju Batahan. Setelah tim Gerakan Untukmu Negeri melakukan kunjungan di Dusun Km 16, Desa Tabuyung, Kec. Muara Batang Gadis, tim berencana menginap di dekat pantai Natal.

Tim terdiri Ketua Umum Gerakan Untukmu Negeri Ir Gunawan Sembiring, Ketua Gerakan Untukmu Negeri Sumut Dewi Budiati Teruna Jasa Said dan tim lainnya mencari penginapan di pinggir Pantai Natal, Senin (14/3) menjelang tengah malam, yang direncanakan pagi-pagi seusai Salat Subuh menuju Panyabungan.

Tapi, manusia hanya bisa berencana. Allah menentukan. Penginapan sekitar Pantai Natal saat itu penuh. Tim kemudian melakukan ‘rencana B’ menuju Mess Pemprovsu di Desa Kualabatahan, Kec. Batahan, di pinggir pantai, yang menurut informasi hanya sekira setengah jam dari Natal.

Dari sinilah perjalanan ‘mendebarkan’ dimulai. Sejumlah lokasi jalan menuju Pantai Batahan, porak-poranda. Sejumlah kawasan rusak parah.

Ginting, sang driver, tak bisa berbuat banyak, kendaraan tidak bisa lebih dari 10 km/jam, padahal tim sangat butuh istirahat setelah seharian beraktivitas.

Perjalanan di tengah malam, melewati jalanan kupak-kapik di kiri-kanan perkebunan dan belukar — mengguratkan kesan tersendiri. Tim lewati dalam suasana gulita, tak satu kendaraan dijumpai. “Seperti tak ada tanda-tanda kehidupan,” ujar salah seorang tim.

Sungguh, menuju Pantai Batahan, sangat melelahkan. Jam sudah menunjukkan pukul 01.35 tiba di Mess Pemprovsu di Batahan. Ada sejumlah tamu di situ dari berbagai daerah di Sumut, termasuk advokat dari Tanjungtiram.

Nah, seusai Salat Subuh, tim ngumpul di pinggir pantai. Langsung koordinasi sambil sarapan di Pantai Batahan yang indah. Udara semilir berembus perlahan. Terlihat boat nelayan berseliweran.

“Benar, inilah Pantai Batahan yang indah, eksotis, tapi — astaghfirullah — ini adalah anugerah Allah yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebesar-besar kemakmuran rakyat, tapi seperti diabaikan,” ujar Dewi Budiati yang juga Ketua UMKM Sumatera Utara.

Menurut aktivis lingkungan dan praktisi kemanusiaan dan praktisi sosial ini mengungkapkan, sarana transportasi, termasuk menuju Pantai Batahan, sangat vital.

“Jangankan masyarakat, pejabat di pemerintah daerah dan pemerintah provinsi, akan berpikir berkali-kali menuju Batahan dalam kondisi jalan seperti itu,” ujar Dewi Budiati.

Padahal, menurut dia, Pantai Batahan adalah salah satu pantai di Madina yang keindahannya luar biasa. Anugerah ini bisa dimaksimalkan untuk lebih memberdayakan UMKM.

Pengelolaan Pantai Batahan kurang maksimal. Pinggir Pantai Batahan ‘manyomak’, sampah berserak di mana-mana, bahkan — maaf — kotoran lembu membuat suasana makin kontras dengan Pantai Batahan dan Pulau Taman yang sangat indah.

“Insya Allah, kalau pantai ini dikelola profesional dan sarana transportasi diatasi, yakinlah, arus kunjungan wisatawan akan sangat tinggi, UMKM — khususnya di dekat pantai — benar-benar diberdayakan,” ujar Dewi Budiati.

Ketua Umum Gerakan Untukmu Negeri Ir Gunawan Sembiring bersama sejumlah nelayan dan istri nelayan berdialog untuk lebih diberdayakan.

Gunawan menyarankan untuk bisa memanfaatkan sejumlah parit besar di dekat pelabuhan, untuk memelihara ikan gabus yang diyakini meningkatkan pendapatan masyarakat.

“Kami melihat banyak hal di sini. Insya Allah, kami akan datang lagi,” ujar Gunawan Sembiring.

Ketika dikonfirmasi, Camat Batahan Irsan Pariadi, STPd mengungkapkan, jarak dari Natal ke Batahan sekira 20 km.

“Rencananya, jalan akan diperbaiki melalui CSR perusahaan Palmaris,” ujar camat seraya menjelaskan, pengelolaan Pantai Batahan di bawah pengawasan Desa Kualabatahan.

Irham Hagabean Nasution

  • Bagikan