Petani Madina Menjerit Histeris Tanpa Suara

  • Bagikan
Petani Madina Menjerit Histeris Tanpa Suara
Melihat kondisi kekeringan akibat siphon irigasi Batanggadis anjlok di titik lintasan Sungai Aekpohon, kemarin. Waspada.id/Ist

MIRIS. Petani di Kab. Mandailing Natal mengungkapkan kesengsaraan; khususnya di Kec. Panyabungan sekitarnya dan Kec. Siabu, akibat jaringan irigasi jebol dan ambruk. Kondisi ini sudah sangat lama. Tragis sekali.

Sebagai petani sawah, mereka hanya mengandalkan sawah untuk menyambung hidup keluarga. Begitu tidak ada pengairan dari irigasi, sawah mereka pun seperti ‘kiamat’.

Petani hampir-hampir putus asa. Suaranya terdengar sangat lirih. Tatapannya menatap nanar. Kekecewaan dan kebingungan bercampuraduk menjadi satu.

“Inda adong aek tu saba (tidak ada air di sawah), inda uboto be songonjia on (nggak bisa lagi mau bagaimana ini),” ujar Mahmuddin dengan nada putusasa mewakili petani Aeklapan, Panyabungan, di Jalan Bermula, Selasa (28/2).

Dia melukiskan getirnya mereka alami. Petani saba (sawah) Aeklapan sudah tiga kali musim tanam, gagal. Biangkeroknya karena kekurangan air akibat siphon kanan irigasi Batanggadis amblas, tak kunjung diperbaiki.

Awalnya, lanjut Mahmuddin, kesusahan petani hanya sebentar menunggu selesai irigasi diperbaiki, tapi sampai hari ini belum ada air mengalir ke persawahan. Kesusahan petani menjadi petaka yang panjang.

Bagaimana kondisi petani di Siabu? Getir. Sangat getir. Mereka menjerit histeris tanpa suara. Bingung menghadapi hidup hari ini, besok, besok dan besok lagi. Sampai kapan?

Saluran irigasi Batangangkola rusak parah di Desa Aekbadakjae, Kec. Sayurmatinggi, Kab. Tapanuli Selatan, mengakibatkan ribuan hektar sawah kekeringan di Kec. Siabu, Kab. Madina.

Ketua Karang Taruna Kecamatan Siabu Ringgo Siregar meminta segera memperbaiki 40 meter dek irigasi Batangangkola ambruk, jika dibiarkan dikhawatirkan makin meluas.

Catatan waspada.id dan beritasore.co.id, 2.000 ha sawah di Simangambat, Kec. Siabu, dampak kerusakan jaringan irigasi Batangangkola.

Sedangkan di Panyabungan sekitarnya 772,6 ha sawah kekeringan tak bisa ditanami karena siphon irigasi Batanggadis amblas. Persawahan di Kec. Panyabungan Utara mulai terancam kekeringan. Na’udzubillah.

Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal mengalokasikan dana tidak terduga (TT) untuk memperbaiki dua tanggul pertanian jebol di Kec. Siabu.

Kedua tanggul di badan Sungai Muarasada Kel. Simangambat dan tanggul di Desa Bonandolok. Kedua tanggul jebol Desember 2022. Ratusan hektar lahan pertanian warga mengalami gagal panen akibat tergenang air.

Kepala Dinas Pertanian Madina Siar Nasution didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Madina Mukhsin Nasution, beberapa waktu lalu, menyampaikan, perbaikan kedua tanggul dilakukan tahun ini menggunakan dana TT.

Balai Penyuluh Pertanian Siabu bersama kelompok tani dan masyarakat melakukan swadaya berupa gotongroyong memperbaiki tanggul. Namun, tentu saja, hasilnya belum optimal sesuai diharapkan.

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Siabu, Kholidah, SP menyebutkan, akibat kedua tanggul jebol membuat 384 ha lahan pertanian di beberapa desa tak bisa ditanami.

Desa terdampak akibat jebolnya tanggul Desa Bonandolok: Desa Huraba I, Huraba II dan Tanggabosi III. Tanggul jebol Muarasada berdampak pada Desa Lumbanpinasa.

Nah, bagaimana dengan kerusakan ‘irigasi raksasa’, yakni Aek Batanggadis dan irigasi Batangangkola?

Bupati Mandailing Natal HM. Jafar Sukhairi Nasution menyurati Balai Wilayah Sungai Sumatera II terkait siphon irigasi Batanggadis anjlok di titik lintasan Sungai Aekpohon.

Bupati Madina sangat risau akibat kerusakan siphon atau terowongan. Siphon bangunan persilangan memotong sungai untuk mengalirkan debit air dari hulu ke hilir.

Semoga pemerintah pusat segera merespon kesengsaraan petani Madina. Sejumlah warga Mandailing Natal menyampaikan kirim salam kepada presiden, kita doakan: semoga Presiden Jokowi senantiasa sehat wal afiat. Aamiin yaa Allah.

Irham Hagabean Nasution

  • Bagikan