Raudhah, Impian Semua Muslim (Habis)

  • Bagikan
Raudhah, Impian Semua Muslim (Habis)
SALAT DI RAUDHAH: Suasana umat Islam melaksanakan salat dan berdoa di dalam Raudhah (Taman Surga) di dalam Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, baru-baru ini. Waspada/Muhammad Ishak

Laporan Haji: Muhammad Ishak

SETIAP hari siang dan malam, Masjid Nabawi di Kota Madinah, Arab Saudi, ramai dikunjungi umat islam dari berbagai penjuru dunia. Bukan hanya mengejar arbain bagi jamaah haji dan umrah, namun menyambangi Raudhah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW menjadi incaran dan impian setiap umat Islam di dunia, tak terkecuali di Aceh.

Melalui aplikasi Nusuk, setiap jemaah haji dari tanah air memiliki kesempatan sekali dalam 45 hari mengunjungi Raudhah. Hanya dengan memasukkan nomor paspor dan nomor visa, maka setiap jemaah sudah dapat memilih waktu kunjungan ke Raudhah sekaligus mengunjungi makam Nabi Muhammad SAW beserta sahabat, Abubakar As Siddiq dan Umar Bin Khatab.

Selain itu, jemaah haji juga bisa memasuki Raudhah dengan tasreh yang disediakan Kerajaan Arab Saudi. Aturan itu mulai berlaku sejak tahun 2022 masehi/1443 hijriyah. “Alhamdulillah, kami seluruh jemaah dalam kloter 10 Embarkasi Aceh (BTJ) sudah ke Raudhah, baik priq atau wanita. Mudah-mudahan doa dan amalan kami makbul dan diijabah Allah SWT,” kata Mahdi Amas, jemaah haji asal Aceh Timur di Madinah.

Raudhah dari sisi bahasa bermakna taman. Dalam hadisnya, Rasulullah SAW bersabda bahwa, ‘Antara Rumahku dan Mimbarku adalah Taman dari Taman-Taman Surga’. Di waktu-waktu tertentu, jamaah harus mengantri hingga berjam-jam. Luas Raudhah yang terbatas, sehingga petugas Masjid Nabawi hanya memberi waktu antara 15-20 menit.

Kepolisian yang ditugaskan di dalam Raudhah akan menegur jemaah yang berlama-lama di dalam Raudhah. Bahkan tidak sedikit jemaah yang disuruh keluar disaat terlihat sengaja berlama-lama di dalam Raudhah. “Kita hanya diberi waktu shalat 2-4 rakaat dah berdoa. Setelah itu langsung disuruh keluar, karena luas Raudhah terbatas dan antrian di luar sangat luas,” kata Tgk M Yunus, jemaah lain dari Kloter 10 Embarkasi Aceh.

Nah, untuk berlama-lama di dalam Raudhah hanya memiliki satu peluang yaikni saat salat. Disaat masuknya waktu salat, maka akses ke Raudhah akan ditutup. Secara otomatis, jemaah yang sudah berada di dalam Raudhah akan dibiarkan oleh petugas sampai selesai salat berjamaah. “Hanya jemaah pilihan yang mendapat kesempatan berlama-lama di dalam Raudhah, cara Allah memberikannya itu masing-masing,” sebut alumni Darussa’adah Idi Cut ini.

Untuk menandakan jemaah haji atau jemaah umrah diterima doanya makbul di Raudhah, biasanya seseorang dapat ditandai dengan perubahan perilaku dalam kehidupannya sehari-hari, seperti menghidupkan salat berjamaah, melibatkan diri dalam setiap kebaikan dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan mungkar dan larangan Allah SWT.

Jika hidup seseorang sudah berubah ke arah yang baik dari sebelumnya, maka itu ciri-ciri seorang menjadi mukmin dan muttaqin yang sejati, amin ya rabbal alamin. —Muhammad Ishak–

  • Bagikan