7 Lembaga Negara Gelar Seminar Pancasila Perkuat Ketahanan Keluarga

Dibuka Megawati

  • Bagikan
7 Lembaga Negara Gelar Seminar Pancasila Perkuat Ketahanan Keluarga

JAKARTA (Waspada): Sebanyak empat badan dan tiga Kementerian Negara menggelar kolaborasi seminar bertajuk ‘Pancasila dalam Tindakan untuk memperkuat nilai ideologi dalam ketahanan keluarga’, Kamis (16/2/2023) di Jakarta.

Keempat Badan Negara itu adalah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Seminar akan dibuka oleh Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Badan Riset dan Inovasi Nasional Prof. Dr. (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri. Presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus juga menjadi pembicara kunci (keynote speech) dan akan didampingi Kepala BPIP Prof. Dr. K.H. Yudian Wahyudi, M.A.,Ph.D. dan Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K).

Tiga Kementerian Negara yang terlibat dalam kolaborasi itu adalah Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA), dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).

Deputi bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso mengatakan, seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan ini mengambil tema ‘Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga serta Mengantisipasi Bencana,” kata Teguh, Rabu (15/2/2023).

Menurut Teguh, Pancasila harus menjadi inspirasi dalam menjawab berbagai persoalan masyarakat seperti stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga serta mengantisipasi bencana.

“Pancasila sebagai ideologi bangsa menjadi landasan ideologis atas upaya penyelesaian berbagai persoalan bangsa. Pancasila harus menjadi keyakinan dan harapan tentang masa depan bersama. Dari unit masyarakat yang paling kecil, yakni keluarga, maka proses pembangunan karakter bangsa sesuai dengan ideologi bangsa dan tujuan bernegara yang ada di dalam UUD 1945 akan terwujud,” ujar Teguh.

Stunting atau kekurangan gizi kronis yang berdampak terhadap tumbuh dan kembang anak, bencana alam yang melanda berbagai daerah, serta kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga, saat ini merupakan ancaman nyata bagi eksistensi keluarga-keluarga di Indonesia.

Di sisi lain, keluarga adalah unit sosial terkecil yang menentukan suatu kelompok masyarakat menjadi kuat yang berdampak pula pada suatu bangsa dan negara yang kuat. Keluarga merupakan “tulang punggung” bangsa sebab segala aspek kehidupan masyarakat tidak pernah terlepas dari peran serta keluarga.

Dalam seminar sehari yang digelar di Gedung The Tribrata di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023) mulai pukul 13.00 WIB ini akan diikuti oleh lima ribu peserta. Sebanyak dua ribu orang mengikuti secara langsung (luring) dan sebanyak tiga ribu peserta dari seluruh Indonesia akan mengikuti secara virtual (daring).

Teguh mengatakan

Seminar juga menghadirkan beberapa pembicara yakni, Menteri Sosial Ir. Hj. Tri Rismaharini, M.T., Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E>, M.Si, Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas, S.Pd, S.S., M.Si, dan Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D.

Dua kepala daerah juga menjadi pembicara. Kepala daerah yang menjadi pembicara dalam seminar ini adalah Walikota Surabaya Eri Chayadi, S.T., M.T. dan Walikota Semarang Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos. Kedua Walikota ini akan memaparkan pembelajaran baik terkait penanganan bencana dan upaya percepatan penurunan stunting.

Sebagai referensi, Kota Surabaya berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 merupakan kota yang memiliki prevalensi stunting terendah di Indonesia yakni 4,8 persen. Namun demikian, dalam seminar ini Walikota Surabaya Eri Cahyadi akan menyampaikan materi tentang penanganan dan antisipasi terhadap bencana alam.

Demikian juga Walikota Semarang Hevearita G. Rahayu dijadikan pembicara karena dinilai mampu menurunkan prevalensi stunting secara signifikan, dari 21,3 persen pada 2021 menjadi 10,4 persen berdasarkan SSGI tahun 2022, dan merupakan daerah dengan prevalensi stunting terendah di Jawa Tengah. Hevearita juga merupakan penulis buku resep masakan untuk mencegah stunting dan giat melakukan sosialisasi melalui demo masak cukup gizi dan murah.

Berdasarkan SSGI tahun 2022, angka prevalensi stunting Indonesia saat ini 21,6 persen. Angka ini turun dibandingkan hasil SSGI tahun 2021 yang berada pada angka 24,4 persen.

Sejumlah pejabat tinggi negara, dikonfirmasi juga akan hadir yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E.,M.Sc, Kepala BRIN Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc. Selain itu hadir juga Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) M. Arsjad Rasjid P.M., Sekjen DPP PDI Perjuangan Dr. Ir. Hasto Kristianto, M.M. dan mantan Ketua Dharma Pertiwi Pusat Diah Erwiany Trisnamurti Andhika Perkasa.

Selain seminar, dalam kolaborasi itu akan ditampilkan sejumlah atraksi dari para Duta Pancasila dan Duta Genre (Generasi Berencana) serta Deklarasi Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting.

  • Bagikan