Kemendikbudristek dan INOVASI Gelar Temu Inovasi XIV

Ajang Diskusi Transformasi Pendidikan

  • Bagikan
Kemendikbudristek dan INOVASI Gelar Temu Inovasi XIV

JAKARTA (Waspada): Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Program INOVASI menggelar kegiatan Temu Inovasi ke-14, di Jakarta, Selasa (6/12/2022). Kegiatan itu menjadi ajang bertukar pengetahuan dan pengalaman guna merumusan rekomendasi bagi upaya mendorong transformasi pembelajaran.

Mengambil tema ‘Transformasi Pembelajaran: Sampai di Mana Perjalanan Kita?’ , diskusi tersebut didasarkan pada temuan dari seri laporan studi kesenjangan hasil belajar siswa yang dilakukan BSKAP.

Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo dalam sambutan pembukaan Temu Inovasi ke-14 mengatakan,  tujuan studi adalah agar semua anak di Indonesia memiliki kesempatan untuk mendapat pengalaman dan kesempatan belajar yang sama, serta membangun kapasitas dan keterampilan-keterampilan dasar yang memampukan mereka untuk menjadi manusia mandiri di masa depan.

“Kecakapan adalah menjadi dasar kelulusan, tujuan pembelajaran. Konten adalah sarana. Yang penting dalam pendidikan adalah semua anak belajar dan menjadi mandiri,” kata Anindito.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Program INOVASI, Mark Heyward memaparkan hasil Studi Kesenjangan Pembelajaran. Studi yang dilaksanakan oleh BSKAP dan INOVASI tersebut dimulai sejak 2020.

Sebanyak 18.370 siswa kelas 1 – 3 sekolah dasar dengan proporsi gender setara dari 612 sekolah yang dipilih secara acak berpartisipasi di dalam studi ini. Mereka berasal dari 11 kabupaten INOVASI di provinsi Jawa Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Untuk memberikan cakupan dan keseimbangan dalam seluruh aspek sistem pendidikan Indonesia, ditambahkan pula delapan kabupaten non-mitra INOVASI, yakni dari provinsi Jambi, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan dan Maluku Utara.

Temuan studi tersebut dilaporkan dalam tiga seri. Di seri pertama yang berjudul Studi Kesenjangan Pembelajaran – 1, Tak Sekedar Huruf dan Angka: Pengaruh Pandemi Covid-19 dan Fondasi Dasar Literasi dan Numerasi di Indonesia.

Lalu pada laporan seri kedua berjudul Studi Kesenjangan Pembelajaran – Seri 2, Mereformasi Kurikulum Indonesia: Bagaimana Kurikulum Merdeka Mengatasi Learning Loss dan Meningkatkan Hasil Belajar dalam Literasi dan Numerasi.

Laporan seri ketiga berjudul Studi Kesenjangan Pembelajaran – 3, Kesenjangan yang Kian Melebar: Dampak Pandemi COVID-19 pada Siswa dari Kelompok Paling Rentan di Indonesia.

Temu Inovasi ke-14 juga diisi dengan sesi diskusi. Sejumlah topik yang dibahas dalam sesi diskusi tersebut antara lain capaian keterampilan dasar siswa Indonesia, upaya pemulihan pembelajaran, dan kesenjangan yang dihadapi kelompok rentan dalam pendidikan di Indonesia.(J02)

  • Bagikan