Omzet Penjualan Roti Selai Samahani Selama Ramadan Meningkat Tiga Kali Lipat

  • Bagikan
Omzet Penjualan Roti Selai Samahani Selama Ramadan Meningkat Tiga Kali Lipat
Bachtiar salah seorang pedagang roti selai Samahani di tempat dagangannya Warung Tiara Samahani. (Waspada/T.Mansursyah)

Ramadan adalah bulan rahmat, bulan keberkahan, di mana amalan dan kebaikan seseorang dilipat gandakan. Tak kecuali juga Ramadan bulan keberkahan terhadap pedagang musiman di pusat dagangan kuliner. Termasuk juga pedagang roti selai Samahani.

Bachtiar salah seorang pedagang roti selai Samahani, kepada Waspada, Minggu (26/03/23), mengaku omzet penjualan roti selai khas Aceh Besar, itu meningkat tiga kali lipat selama Ramadan 1444H.

“Alhamdulillah, Ramadan tahun ini membawa keberkahan bagi kami, karena omzet harian meningkat mencapai tiga kali lipat dari biasanya,” ungkap Bachtiar yang baru beberapa bulan membuka Warung Kopi Tiara, yang juga menjual aneka minuman dan makanan di kawasan Samahani, Aceh Besar

Roti selai Samahani adalah salah satu kuliner khas Aceh yang berasal dari Samahani (nama wilayah) di Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar.

Tekstur rotinya sangat lembut dan dilumuri dengan selai srikaya kental berwarna kuning. Rasa selainya sangat manis. Jajanan ini cukup populer di Aceh.

Bachtiar menjelaskan, pada hari biasa jumlah roti yang terjual berkisar 150 hingga 200 batang roti selai setiap hari. Namun, pada bulan ramadan ini pedagang mampu menjual 500 batang roti selai.

Bahkan, sebut warga Gampong Lam Ara Eungkit, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, itu bila tiba hari libur, Sabtu dan Minggu bisa terjual lebih banyak
lagi.

Meski mengalami banyak permintaan konsumen, lanjut Bachtiar, harga roti selai tetap seperti biasa yaitu senilai Rp8000 perbatang/perbungkus. Dari harga tersebut ia bisa mendapat keuntungan Rp3000 per bungkusnya.

Bachtiar mengatakan, bulan Ramadan, ia membuka warung kopinya mulai sore hari hingga menjelang sahur. Ia mengaku, malah yang banyak membeli roti selai adalah dari luar kota, seperti dari Kota Sigli, Lhokseumawe dan kota lainnya, yang ada keperluan atau libur ke Banda Aceh dan Aceh Besar. “Sedangkan warga lokal sedikit pembelinya,” tutur Bachtiar.

Di Warung kopi Tiara tempat ia berjualan, ini bukan hanya roti selai sebagai menu utama, melainkan Bachtiar juga menjual mie Aceh dan martabak telur.

Mie Aceh dan martabak telur ini juga cukup laris selama bulan Ramadan. Kata dia, mie Aceh yang terjual pada hari biasa sebelum Ramadan hanya berkisar 10 Kg mie. “Namun, memasuki Ramadan  bisa terjual perhari 20 hingga 25 Kg,” ujar Bachtiar bersemangat.

Begitu juga dengan martabak telur yang dijualnya perbungkus Rp5000 (satu telur) dan Rp8000 (dua telur) juga diminati warga. “Hari biasa hanya bisa terjual satu papan dan sekarang ramadan bisa terjual empat hingga lima papan telur ayam potong,” ungkap Bachtiar.

“Jadi, Ramadan tahun ini dan ditambah libur panjang hari raya Idul Fitri membawa keberkahan tersendiri bagi kami, karena banyak warga luar datang ke Aceh dan membeli oleh-oleh roti selai Samahani,” ujar Bachtiar.

Senada dengan Bachtiar, salah seorang pekerja di pabrik roti milik Kedai Kopi Dua Saudara Samahani, Raju kepada Waspada mengatakan, mengaku terjadi peningkatan dalam produksi roti. Produksi roti tawar untuk roti selai ini terjadi peningkatan pada menjelang pertengahan Ramadan ke atas, atau berkisar Ramadan 15 ke atas. Ini cukup banyak permintaan pembeli, kemungkinan warga bersiap-siap untuk mudik.

Kalau awal-awal Ramadan sekarang produksi roti tawar berkisar perharinya 1000 buah/batang. Tapi, menjelang pertengahan atau akhir Ramadan bisa diproduksi 3000 hingga 4000 per batang/perharinya.

Raju mengatakan, kedai kopi “Dua Saudara” kalau Ramadan buka dari sore hari hingga menjelang sahur. Di cafe yang sudah cukup terkenal, itu cukup ramai orang yang singgah untuk menyicipi berbagai aneka makanan dan minuman. “Di sini selain disajikan roti selai sebagai menu utama, juga ada dijual mie jamur, sate matang, nasi goreng dan lainnya,” pungkas Raju.

Sebagaimana diketahui, pusat penjualan roti selai tersebut ada dipasar Samahani, tepatnya di lintasan jalan Banda Aceh-Medan KM 21 dari arah Kota Banda Aceh.

Lapak-lapak penjualan roti selai Samahani sangat mudah ditemukan ditempat itu. Adapun bahan utama roti selai tersebut adalah kuning telur yang diadon lalu dimasak dengan santan serta bahan lainnya.

Hal yang menarik dari roti selai satu ini adalah prinsip pembuatnya yang kukuh tidak memakai bahan pengawet  pada selainya. Karena itu, roti selai Samahani hanya mampu bertahan dalam hitungan hari saja.

(T.Mansursyah)

  • Bagikan