Tiga Tahun ‘Mati Suri’, Wajah Si ‘Kota Kerang’ Kembali Berseri

  • Bagikan
Tiga Tahun 'Mati Suri', Wajah Si 'Kota Kerang' Kembali Berseri

Tepat pada Rabu, 18 Maret 2020, pelabuhan internasional kebanggaan masyarakat Kota Tanjung ditutup karena wabah Covid-19. Pandemi ini begitu cepat menjalar ke penjuru dunia menebar ketakutan bagi penduduk bumi. Hampir seluruh negara menutup akses masuk.

Seluruh aktivitas di terminal terhenti, lalu lalang kapal ferry, hiruk pikuk penumpang, penjemput dan pengantar, serta wajah sumringah buruh bongkar muat tak lagi terlihat. Hanya kursi kosong, meja berdebu, dan lantai kotor menghiasi dermaga.

‘Mati Suri’ tepatnya, hidup, tapi tak berdaya.

Semilir angin membawa kabar baik, sekitar sebulan lalu, terdengar desas-desus Pelabuhan Teluknibung bakal dibuka kembali. Informasi ini begitu cepat menyebar dari mulut ke mulut yang memberikan harapan baru kepada masyarakat si ‘Kota Kerang’. 

“Senang sekali rasanya pelabuhan akan kembali dibuka, roda perekonomian kita mudah-mudahan akan semakin baik,” kata seorang warga, Gunawan SM kepada Waspada, Minggu (5/2). 

Dari tukang pikul, penarik becak, pedagang asongan, sampai pengusaha transportasi bakal kebagian rejeki dari para pelancong dan TKI yang menggunakan jasa Pelabuhan Teluknibung. 

Sudah Siap

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungbalai Asahan, M Syafrizal SE MH (foto) menjelaskan kesiapan pelabuhan secara umum mencapai 99 persen. Fasilitas pelabuhan seperti dermaga, terminal, ponton, peralatan x-ray dan lainnya sudah dipersiapkan dengan baik. 

Untuk prakiraan cuaca ujar Syafrizal, terpantau sangat baik, sehingga pelayaran perdana pada 8 Februari mendatang aman untuk dilakukan. Angin dan gelombang saat ini sangat bersahabat, tidak ada kendala pelayaran. “Kita sudah siap,” tegas Syafrizal yang didampingi Isrunsyah dan Ali Mukti. 

Syafrizal menambahkan, saat ini, kapal harus lepas tambat paling lama pukul 09.00 WIB karena laut akan surut. Sampai saat ini ucapnya, pelayaran penumpang maupun barang ke Kota Tanjungbalai Asahan masih mengandalkan pasang surut air laut mengingat tingginya sedimentasi di alur Sungai Asahan.
 
Sementara, General Manager PT Pelindo Cabang Tanjungbalai Asahan, M Azmi Jauhari dikonfirmasi melalui Menejer Umum, Khudri Al Akbar menjelaskan pelayaran kali ini masih menggunakan terminal lama. Untuk sementara, terminal yang baru jelasnya belum bisa dioperasikan menunggu izin dari Kementerian Perhubungan.  

Meski demikian ujar Akbar, kesiapan untuk menyambut penumpang di terminal lama sudah mencapai 99 persen. Fasilitas penunjang pelabuhan sudah dibenahi dengan baik karena hal itu merupakan kunci keamanan dan kenyamanan pengguna pelabuhan.

Dalam kesempatan itu, Akbar menyebutkan biaya pass pelabuhan penumpang akan dikenakan sebesar Rp 70 ribu, sedangkan untuk penjemput dan pengantar senilai Rp5 ribu 

“Kita sudah tata dengan baik, termasuk arus keluar masuk kendaraan,” ucap Akbar. 

Pelayaran perdana tanggal 8 Februari 2023 ini menggunakan kapal ferry cepat terbaru MV Indomal Empire yang dioperasikan oleh PT Pelayaran Nasional Malindo Bahari Cabang Tanjungbalai Asahan (Malindo). Kapasitas penumpang sebanyak 255 tempat duduk dengan rute pelayaran Pelabuhan Teluknibung, Tanjungbalai (Indonesia) – Port Dickson (Malaysia).

*** 

Nadi perekonomian Kota Tanjungbalai kembali berdenyut. Degup jantung si ‘Kota Kerang’ membawa harapan baru paska bencana pandemi. Aroma kehidupan terlihat nyata di depan mata menghadirkan euforia anak manusia. Semoga semua ini bukanlah fatamorgana yang hanya menjanjikan air kehidupan palsu di padang sahara. 

Semoga…

*Rasudin Sihotang

  • Bagikan