Korban Agresi Zionis Israel Bertambah, 11.320 Warga Palestina Tewas

400 Pejabat AS Protes Biden

  • Bagikan
Korban Agresi Zionis Israel Bertambah, 11.320 Warga Palestina Tewas
Pemerintah Hamas di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat pertempuran antara pasukan Israel dan militan di wilayah Palestina telah mencapai 11.320 orang pada Selasa (14/11). Reuters/Lat

JAKARTA (Waspada): Pemerintah Hamas di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat pertempuran antara pasukan Israel dan militan di wilayah Palestina telah mencapai 11.320 orang pada Selasa (14/11).

Dilansir dari AFP, korban tewas termasuk 4.650 anak-anak dan 3.145 perempuan. Pertempuran sengit terjadi di perkotaan di Gaza utara.

Serangan bertubi-tubi Israel ke wilayah Gaza juga telah menghancurkan bangunan, masjid, hingga rumah sakit. Saat ini hanya ada satu rumah sakit yang beroperasi yakni Rumah Sakit Baptis Al-Ahli
Seorang dokter di rumah sakit tersebut Ghassan Abu-Sittah mengatakan para pekerja layanan kesehatan merawat lebih dari 500 pasien, termasuk beberapa yang terluka parah. Mereka bekerja dengan akses yang sangat terbatas terhadap pengobatan karena pertempuran yang terjadi di dekatnya.

Sementara itu pemerintah Presiden AS Joe Biden mengklaim Hamas memiliki pusat komando di rumah sakit Al-Shifa di Gaza. Pernyataan ini mendukung pembenaran Israel atas tindakan militernya terhadap fasilitas tersebut.

“Mengoperasikan pusat komando dan kendali dari Al-Shifa di Kota Gaza,” kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional kepada wartawan, mengutip sumber intelijen AS, dikutip dari AFP.

“Mereka telah menyimpan senjata di sana dan mereka siap untuk menanggapi operasi militer Israel terhadap fasilitas tersebut,” sambungnya.

Pernyataan Amerika ini muncul ketika tekanan meningkat terhadap Israel atas blokade mereka terhadap kompleks Al-Shifa yang luas, di mana para dokter mengatakan pasien dan orang yang mencari perlindungan terdampar dalam kondisi yang mengerikan.

PBB memperkirakan setidaknya 2.300 orang, terdiri pasien, staf, dan warga sipil yang mengungsi berada di dalam dan mungkin tidak dapat melarikan diri karena pertempuran sengit.

Nasib Al-Shifa telah menjadi fokus utama perang selama lebih dari lima minggu tersebut.

Israel menegaskan mereka harus melindungi warga negaranya setelah serangan terburuk dalam 75 tahun sejarah negara itu pada 7 Oktober lalu.

400 Pejabat AS Protes Biden

Sekitar 400 pejabat politik dan anggota staf yang mewakili 40 lembaga pemerintah Amerika Serikat mengirim surat protes ke Presiden Joe Biden yang mendukung Israel menyerang Gaza, Palestina, pada Selasa (14/11).

Dikutip dari The New York Times, surat tersebut berisi seruan kepada Biden untuk segera mengupayakan gencatan senjata di Jalur Gaza dan mendorong Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah tersebut.

Surat tersebut adalah yang terbaru dari beberapa surat protes dari para pejabat di seluruh pemerintahan Biden, termasuk tiga memo internal kepada Menteri Luar Negeri Antony J. Blinken yang ditandatangani oleh puluhan pegawai Departemen Luar Negeri serta surat terbuka yang ditandatangani oleh lebih dari 1.000 pegawai Badan AS untuk Pembangunan Internasional (USAID)
Meskipun pemerintahan Biden baru-baru ini mulai menyuarakan keprihatinan atas tingginya jumlah warga sipil Palestina yang terbunuh dan mendesak Israel untuk menahan diri, kritik yang muncul tersebut tampaknya tidak menenangkan banyak orang di pemerintahan AS.

Surat tersebut, yang salinannya telah ditinjau oleh The New York Times, dimulai dengan mengecam serangan Hamas pada 7 Oktober. Kemudian mendesak Biden untuk menghentikan pertumpahan darah yang disebabkan oleh kampanye militer balasan Israel di Gaza.

“Kami menyerukan kepada Presiden Biden untuk segera menuntut gencatan senjata; dan menyerukan peredaan konflik yang terjadi saat ini dengan menjamin pembebasan segera para sandera Israel dan warga Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang; pemulihan air, bahan bakar, listrik dan layanan dasar lainnya; dan masuknya bantuan kemanusiaan yang memadai ke Jalur Gaza,” tulis surat itu.

Joe Biden mendapat tekanan untuk menghentikan serangan Israel ke Gaza, Palestina. Sekelompok warga Palestina di Amerika Serikat menggugat Biden karena dinilai tidak bisa mencegah genosida di Gaza.
Kelompok warga Palestina yang juga terdiri dari organisasi hak asasi manusia (HAM), Al-Haq dan Defense for Children International, mengajukan gugatan pada Senin (13/11) yang meminta Washington memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional.

AS sejauh ini tercatat telah mengirimkan bantuan tambahan US$14 miliar atau setara Rp219 triliun ke Israel. Jumlah ini di samping US$4 miliar (Rp62,8 triliun) bantuan tahunan yang diberikan Washington kepada Tel Aviv.

Presiden RI Joko Widodo juga mendesak Biden untuk berbuat lebih banyak guna mengakhiri serangan Israel di Gaza dan membantu mewujudkan gencatan senjata.

“Indonesia meminta AS berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekejaman di Gaza. Gencatan senjata adalah suatu keharusan demi kemanusiaan,” Jokowi saat bertemu Biden di Washington DC, Senin (13/11) waktu setempat.

Biden baru-baru ini mengatakan Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, Palestina, mesti dilindungi dari agresi Israel. Ia mengaku khawatir dengan banyaknya jumlah korban tewas.

Israel tanpa henti membombardir Jalur Gaza sejak Hamas melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober lalu di sejumlah kota Negeri Zionis, yang menewaskan 1.200 orang. Menurut pejabat Israel, sekitar 242 orang juga disandera dalam serangan tersebut.

Sementara itu, jumlah korban tewas di pihak Palestina hingga Senin (13/11) mencapai lebih dari 11.200. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.(cnni)

  • Bagikan