Tafakur Al Jami’ Al Shaghir Fi Ahaadits Al Basyir Al Nadzir: Matahari Dari Mesir Abad Ke-9 H

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur Al Jami' Al Shaghir Fi Ahaadits Al Basyir Al Nadzir: Matahari Dari Mesir Abad Ke-9 H

Kitab al Jami’ al Shaghir Fi Ahaadits al Basyir al Nadzir ( كتاب الجامع الصغير في احاديث البشير النذير ) adalah karya imam Jalaluddin Abdurrahman Bin Kamaluddin Abu Bakar Bin Muhammad Bin Sabiquddin al Mishri al Suyuthi al Syafi’i. Imam al Suyuthi lahir di Asyuth-Mesir pada tahun 849 Hijriah (3 Oktober 1445 M) dan wafat pada tahun 911 Hijriah (17 Oktober 1505 M) dalam usia 62 tahun menurut perhitungan Hijriah atau 60 tahun menurut perhitungan Miladiah.

Imam Jaluddin al Suyuthi adalah seorang muhadits, mu’arikh, ahli geografi, mufasir, dan ahli sastera Arab. Pengembaraan keilmuan yang dilakukan oleh imam Jalaluddin al Suyuthi meliputi wilayah Syam, Hijaz, Yaman, India, Maghribi atau Maroko, dan lain lainnya. Beliau memiliki banyak guru, di antaranya adalah imam Jalaluddin al Mahalli, imam al Kafiadji, imam Ibnu Hajar al Asqalani, imam Syihabuddin al Syarmasahi, syekh al Islam ‘Alamuddin al Bulqini, syekh Syarafuddin al Manawi, syekh Taqiyuddin al Syibli, syekh Ahmad Ibn Muhammad Ibn Muhammad al Shumunni, syekh al Fajiji, imam Muhyiddin al Kafiji, dan lain lainnya.

Menurut pengakuan imam Jalaluddin al Suyuthi beliau memiliki 150 orang guru (Lihat
Syekh Muhammad Muhyiddin Ibn Abdi al Hamid Ibn Ibrahim, al Mausu’ah al ‘Arabiyyah al Muyassarah, Kairo, 1352.H, halaman 87). Adapun murid-murid beliau di antaranya adalah Syekh Muhammad Ibn Abdurrahman al Al Qami, Syekh Muhammad Ibn Iyas, dan lain-lainnya. Iman Jalaluddin al Suyuthi pernah diangkat menjadi guru besar di madrasah Ibnu Thulun, al Syaikhuniyah, dan al Bibrisiyah.

Selanjutnya, pada saat usia 17 tahun, imam Jalaluddin al Suyuthi telah menjadi guru yang masyhur pada zamannya dalam mengajarkan sastra Arab, dan pada saat berusia 27 tahun oleh para gurunya telah diberi wewenang untuk berfatwa dalam bidang hukum Islam dan hadits Nabi Saw dan Imam Jalaluddin al Suyuthi adalah ulama madzhab Syafi’i yang paling banyak menulis kitab.

Pada saat usia beliau 40 tahun, ia menghentikan seluruh aktivitasnya di masyarakat dan memfokuskan diri untuk menulis kitab. Imam Jalaluddin al Suyuthi menulis 600 buah kitab dalam berbagai bidang keilmuan dan 220 kitab yang ia tulis disebutkan di dalam pengantar kitab al Jami’ al Shaghir. Imam Jalaluddin al Suyuthi menulis sebanyak 24 kitab dalam bidang tafsir dan qira’at, misalnya kitab al Itqan Fi ‘Ulum al Qur’an dan kitab al Durr al Mantsur Fi al Tafsir al Ma’tsuur. Dalam bidang ilmu hadits dan hadits beliau menulis 90 buah kitab, misalnya kitab Kasyfu al Mughattha Fi Syarh al Muwaththa’.

Dalam bidang ilmu fikih beliau menulis 18 buah kitab, misalnya kitab al Qinyah Mukhtashar al Raudhah. Dalam bidang bahasa Arab beliau menulis 40 buah kitab, misalnya kitab Mukhtashar Alfiyah Wa Daqa’iquha. Dalam bidang ilmu ushul dan tasawuf beliau menulis 12 buah kitab, misalnya kitab Syarah al Kaukab al Waqaad Fi al ‘Itiqaad. Dalam bidang ilmu sejarah dan kebudayaan beliau menulis 37 buah kitab, di antaranya kitab Thabaqaat al Hufaadz.

Kitab al Jami’ al Shaghir terdiri atas 2 jilid tebal yang berisi 10.031 (sepuluh ribu tiga puluh satu hadits). Kitab al Jami’ al Shaghir diterbitkan di Beirut oleh penerbit Dar al Kutub al ‘Ilmiyyah. Kitab ini berisi hadits-hadits dengan kualifikasi Shahih, Hasan dan Dha’if. Adapun arti dari al Jami’ al Shaghir Fi Ahaadits al Basyir al Nadzir adalah Kumpulan Kecil Hadits Hadits Sang Pemberi Kabar Gembira Dan Peringatan ( Nabi Saw). Pada dasarnya kitab al Jami’ al Shaghir adalah ringkasan dari kitab imam al Suyuthi sendiri, yang bernama Jam’u al Jawami’ (Kumpulan dari banyak hadits). Imam al Suyuthi meringkasnya menjadi 10.031 (sepuluh ribu tiga puluh satu ) hadits, yang selesai beliau tulis pada hari Senin, tanggal 7 Rabi’ul Awwal, tahun 881.Hijriah.

Urutan hadits-hadits di dalam Kitab al Jami’ al Shaghir disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyah, sehingga mirip kamus. Dimulai dari huruf alif, ba, ta, dan seterusnya. Penulisan hadits di dalam kitab al Jami’ al Sha al Shaghir pada jilid pertama dimulai dari huruf hamzah (حرف الهمزة), yaitu tentang hadits bahwa amal itu ditentukan oleh niatnya. Hadits tersebut diriwayatkan oleh imam al Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, al Nasa’i, dan Ibnu Majah dari sayidina Umar Bin Khathab dan yang kedua adalah hadits riwayat imam Ahmad dan imam Muslim dari Anas Bin Malik, tentang untuk Nabi Saw surga pertama kali dibukakan.

Lengkapnya hadits tersebut ditulis oleh imam Jalaluddin al Suyuthi sebagai berikut : اتى باب الجنة فاستفتح فيقول الخازن من انت ؟ فاقول محمد فيقول بك امرت ان لا افتح لاحد فبلك . Artinya, Aku (Nabi Saw) datang ke pintu surga, lalu aku minta dibukakan, penjaga bertanya, siapa kamu? Lalu aku (Nabi Saw) menjawab Muhammad Saw, kemudian penjaga pintu surga itu berkata, untuk kamu (Nabi Saw) aku diperintahkan agar aku tidak membukakan pintu surga untuk seorang-pun sebelum kamu Muhammad Saw (Lihat imam Jalaluddin al Suyuthi, al Jami’ al Shaghir Fi Ahaadits al Basyir al Nadzir, Jilid, 1, Beirut, Dar al Kutub al ‘Ilmiyyah, t.t., halaman,31).

Imam Jalaluddin al Suyuthi juga menuliskan hadits tentang anjuran berdo’a di waktu sujud. Hadits tersebut riwayat imam Muslim, Abu Daud, dan al Nasa’i dari Abu Hurairah. Matan hadits tersebut sebagai berikut : اقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد فاكثرواالدعاء Artinya, Hamba yang paling dekat kepada Rabbnya adalah dia ketika sedang sujud, maka perbanyaklah do’a ketika sujud (Lihat imam Jalaluddin al Suyuthi, al Jami’ al Shaghir Fi Ahaadits al Basyir al Nadzir, Jilid,1, halaman,386).

Kitab al Jami’ al Shaghir Fi Ahaadits al Basyir al Nadzir karya imam Jalaluddin al Suyuthi telah dipilah oleh syekh Muhammad Nashiruddin al Al Baniy, antara yang shahih dan hasan dengan yang dha’if (lemah). Dalam pemilahan tersebut, dari 10.031 (sepuluh ribu tiga puluh satu) buah hadits yang terdapat di dalam kitab al Jami’ al Shaghir Fi Ahaadits al Basyir al Nadzir, ditemukan sebanyak 8.202 (delapan ribu dua ratus dua) buah hadits yang shahih dan hasan.

Adapun selebihnya adalah hadits dha’if (lemah), yang jumlahnya sebanyak 1.829 (seribu delapan ratus dua puluh sembilan) hadits yang dha’if (Lihat syekh Muhammad Nashiruddin al Albaniy, Shahih Jami’ al Shaghir, Jilid, 2, Beirut, al Maktab al Islamiy, 1408. H (1988 M), halaman, 1363).

Contoh hadits shahih yang telah diteliti oleh syekh Nashiruddin al Al Baniy dari kitab al Jami’ al Shaghir imam Jalaluddin al Suyuthi, adalah hadits riwayat imam al Nasa’i dari Aisyah berikut ini : لكن احسن الجهاد و اجمله حج مبرور Artinya, Melainkan jihad yang paling baik dan paling indah itu adalah haji yang mabrur ( Lihat syekh Nashiruddin al Al Baniy, Shahih al Jami’ al Shaghir, jilid, 2, halaman, 917, Nomor Hadits, 5.160).

Contoh lain hadits shahih yang telah diseleksi oleh syekh Muhammad Nashiruddin al Al Baniy dari kitab al Jami’ al Shaghir karya imam Jalaluddin al Suyuthi adalah hadits riwayat imam Abu Daud dan imam al Tirmidzi dari Abdullah Ibn Umar berikut ini : الراحمون يرحمهم الرحمن تبارك و تعالى ارحموا من في الارض يرحمكم من في السماء . Artinya, Para penyayang akan disayang oleh Yang Maha Penyayang, Yang Maha Memberkati dan Maha Tinggi. Sayangilah yang di bumi, niscaya kamu akan disayangi yang di langit (Lihat syekh Muhammad Nashiruddin al Al Baniy, Shahih al Jami’ al Shaghir, jilid, 1, halaman, 661, Hadits Nomor, 3.522).

Demikian uraian tentang imam Jalaluddin al Suyuthi dengan kitab legendarisnya al Jami’ al Shagir, sebagai cahaya matahari dari Mesir pada abad ke-9 Hijriah (abad ke-15 Miladiyah), yang layak untuk kita kenang dan kita ambil ilmunya. Mari kita terus belajar ilmu agama Islam dengan penuh kesungguhan, agar kebaikan yang telah diwariskan oleh para ulama terdahulu dapat kita ikuti jejak amal shalihnya. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan