Syekh Muhammad Gani Hasibuan keturunan Rantau Prapat : 25 tahun menjabat Kepala Pendidikan Kota Mekkah.

  • Bagikan

Mekkah – Dalam rangkain kegiatan ibadah haji saya bersilahturrahmi ke rumah Syekh Muhammad Gani di daerah Azzahra St 13 sebelah Masjid Muz’ah kota Mekkah. Nama dan alamat beliau saya dapatkan dari adik saya yang pernah berkunjung ke rumahnya ketika melaksanakan ibadah Umroh beberapa tahun lalu.

Setiba di rumahnya saya bersama Ketua Kloter 14 H. Abdul Fatah Hasibuan, Dr H Sakhira Zandi , H Erwandi Purba dan H Barja disambut dengan hangat oleh syekh dan sudah disiapkannya perjamuan makan malam khas Arab Saudi. Ternyata tidak kami saja yang dijamunya ada juga beberapa jamaah haji dari Kota Batam dan Kepulauan Riau .
Sebelum makan, kami sholat Isya berjamaah dilanjutkan dengan pembacaan tahtim, tahlil dan doa yang diimami oleh Syekh Muhamamd Abdul Gani.

Setelah makan malam dengan khas nasi briani, nasi mandi dan berbagai buah saya memperkenalkan diri ingin lebih banyak mengetahui sejarah syekh hingga bisa menjadi Kepala Pendidikan di Kerajaan Arab Saudi ini

Jl Bilah 17 C Rantau Prapat.

Memulai percakapan kami Syekh menyatakan bahwa alamarhum ayahnya berasal dari Rantau Prapat Labuhan Batu yang saat ini ada keluarga disana di jl Bilah no 17 C Rantau Prapat.
Syekh bercerita ayahnya abdul Gani Hasibuan ini pada masa remaja setelah belajar mengaji di Rantau Prapat melanjutkan belajar di Besilam Babussalam Langkat. Masa pendudukan Jepang, ayahnya berangkat dengam mengggunakan kapal laut menuju tanah suci.
Di Mekkah Abdul Gani belajar agama dan karena berprestasi akhirnya menjadi guru mengaji di Ma”had dan di Masjidil Haram.
Sang ayah menikah dengan muridnya yang berasal dari Malaysia dan memiliki dua anak salah satunya Syeh Muhammad Gani.
” sejak tiba di Mekkah, ayah saya tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga” ujarnya mengenang karena waktu itu pendudukan Jepang di Indonesia.

Syekh Abdul Gani mengatakan setelah lama dan memilki anaknya ayahnya baru bisa berkomunikasi dengan keluarga di Rantau Prapat.
Kata syekh Muhammad salah satu murid ayahnya waktu di Mekkah adalah Syekh Ali Akbar Marbun ( Pimpinan Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar Jl Pelwjar Medan).

Belajar di Masjidil Haram.

Syekh Muhammad bercerita semasa kecil dirinya sudah ditempah ayah dan Ibunya belajar agama.
“Karena rumah kami dekat Masjidil Haram, maka belajar ngaji dan sholat selalu dibawa ayah ke Masjidil Haram” ujar Syekh mengenang seraya mengatakan setiap jam 03 pagi ayahnya membawa anaknya sholat tahajud ke Masjidil Haram.

Syekh yang lahir di Kota suci Mekkah mengenyam pendidikan agama dan umum hingga pasca sarjana. Selanjutnya syekh melanjutkan pendidikan S3 nya ke Amerika mengambil bidang Ilmu Adminsitrasi.

Kepala Pendidkkan Kota Mekkah

Setelah menyelesaikan pendidikan S3 nya Syekh kembali ke Mekkah dan bekerja sebagai guru dan dosen .
Pada tahun 1404 Hijrah, Syekh Muhammad ditunjuk oleh Kerajaan Arab Saudi melalui Kementrian Penidikan sebagai Kepala Pendidikan Mekkah.
” Alhamdulillah amanah itu saya pegang selama 25 tahun lebih” ujar syekh yang beristrikan seorang Mutawif yang berasal dari Indargiri Riau.

Pendidikan Agama prioritas.

Syekh Muhammad bercerita kebijakan Kerajaan Arab Saudi, kurikulum pendidikan di Mekkah khususnya, sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, pelajaran agama menjadi prioritas.
Kata Syekh,.misalnya jenjang pendidikan dasar setiap murid harus hafal jus Amma. Kelas 1- 3 belajar fiqih, kelas 4-6 belajar hadis dan kelas menengah belajat tafsir dan ilmu pengetahuan lainnya.
” setiap hari siswa wajib 2x membaca Al qur’an ujar Syekh Muhammad yang jselama ini uga mengajar di Mesir, Libanon dan hingga kini masih tetap memjadi dosen penguji di Universitas Umum Quro Mekkah.

Kini di usianya 74 tahun Syekh Muhammad yeng memiliki anak 4 orang ( 3 orang dokter dan 1 orang arsitek) dan 8 orang cucu yang tinggal di Mekkah dan Jeddah hidup bahagia di rumahnya besar dan memiliki banyak kamar.

Saat ini Syekh yang masih menjadi dosen terbang, setiap malam masih mengajar mengaji anak Saudi dan makan malam bersama.(Eddy Sopyan)


  • Bagikan