IKN Di Mata Pelukis Dan Perupa Kaltim; “Antara Kecemasan Dan Harapan”

  • Bagikan
IKN Di Mata Pelukis Dan Perupa Kaltim; "Antara Kecemasan Dan Harapan"
Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra, Kurator Pameran Citra Smara Dewi dan Surya Darma saat konferensi pers Pameran Seni Rupa Kalimantan Timur dengan tajuk "Antara Kecemasan dan Harapan" di gedung Serbaguna Galeri Nasional Indonesia di Jakarta, Jumat (5/5). (Waspada/Edi Saputra)

KEHADIRAN Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang merupakan cikal bakal pemindahan Ibu Kota negara Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) telah menjadi perhatian serius dari seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia Internasional, juga tidak terlepas dari perhatian masyarakat Kalimantan, terkhusus masyarakat Kaltim selaku tuan rumah.

Salah satu perhatian serius tersebut mencuat dari kalangan seniman pelukis yang tergabung dalam wadah Lembaga Perupa Kalimantan Timur (LPK) yang mencurahkan beragam aspirasi kecemasan dan harapan mereka terkait IKN Nusantara dengan cara unik yang dituangkan lewat kuas dan kanvas hingga menjadi buah karya lukisan dan grafis yang cukup indah dengan beragam nilai kritis yang terkandung di dalam hasil karya tersebut.

Bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia Museum dan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudyaan, Riset dan Teknologi RI, LPK menggelar Pameran Seni Rupa Kalimantan Timur dengan tajuk “Antara Kecemasan dan Harapan” di gedung Serbaguna Galeri Nasional Indonesia di Jakarta yang berlangsung tanggal 6 sampai 28 Mei 2023 mendatang.

Pameran seni rupa Kalimantan Timur bertajuk “Antara Kecemasan dan Harapan” menampilkan 42 karya perupa (pelukis dan grafis) asal Kalimantan Timur yakni Surya Darma, Syamsul Arifin, Rudy Prasetyo, Rohmat Taufiq, Mintosari, Amir Patang, Harianto, Sugeng, Dharmawan Budhi Utomo, Kusdirokit, Julia Tejaningsih, Agustin Lanca Wardany dan Agung Suroso.

“Pameran ini bukan sebatas ajang perkenalan atau promosi kekaryaan perupa Kalimantan Timur, tapi sebuah upaya komunikasi dari perupa Kaltim kepada publik dan pemerintah mengenai pemindahaan Ibukota ke tanah kelahiran mereka,” sebut Ahmad Mahendra.

Bahkan Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya menilai pameran sangat menarik untuk dikunjungi, bukan hanya oleh Sahabat Galnas yang sudah rutin berkunjung, tapi juga para pemangku kepentingan dan pembuat keputusan agar dapat melihat dan mendengar suara para perupa ini.

Pameran “Antara Kecemasan dan Harapan” memang dilatarbelakangi rencana pemindahan IKN ke Kaltim. “Proyek ini tak sekedar memindahkan manusia saja, tapi juga beririsan dengan aspek politik, sosial, ekonomi dan budaya,” papar Ahmad Mahendra.

Sehingga menurutnya wajar jika kemudian muncul rasa khawatir yang dirasakan putra daerah setempat, namun mereka tetap menyuarakan besarnya harapan mereka bahwa Proyek Strategis Negara (PSN) ini akan membawa keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Kalimantan Timur yang menciptakan kesejahteraan bagi mereka.

Kemudian Kurator Pameran Citra Smara Dewi dan Surya Darma mengungkapkan bahwa pameran menegaskan tradisi panjang dari kebudayaan Kaltim melalui pemilihan objek, artepak dan material seperti mitologi Kerajaan Kutai yaitu Lembuswana, ornamen suku Dayak, hutan tropis, orang utan dan simbol lain yang lekat dengan kehidupan masyarakat lokal.

Di sisi lain imbuh Citra, pameran ini juga perwujudan atas sikap kritis dan kepedulian dari perupa Kalimantan Timur dalam menghadapi rencana besar Pemerintah terhadap IKN Nusantara dan politik 2024 yang sudah di depan mata.

Menurut keduanya, pameran ini terselenggara juga berkat dukungan dari berbagai pihak seperti Gubernur Kalimantan Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim, Walikota Balik Papan, Walikota Samarinda, Wali Kota Bontang, Bupati Kutai Kartanegara, Bupati Kutai Timur dan segenap pihak mendukung terselenggaranya Pameran “Antara Kecemasan dan Harapan”.

Selanjutnya Ketua Lembaga Perupa Kalimantan Timur (LPK) Rohmad Taufiq mengungkapkan bahwa LPK hadir untuk ikut membangun negeri, khususnya dalam menyongsong IKN Nusantara, menyongsong peradaban baru di IKN diperlukan penguatan ekosistem kebudayaan diperlukan penguatan ekosistim kebudayaan antara lain melalui peran komunitas seni rupa.

“Di sinilah LPK hadir melalui karya-karya yang memiliki nilai historis karena diciptakan sejalan dengan proses kelahiran dan pembentukan IKN Nusantara, negara akan maju jika dapat mengapresiasi pemikiran para seniman dan pemimpin akan sukses jika mampu menangkap ide dan gagasan seniman,” pungkas Rohmad Taufiq.

Dalam sesi presentasi Ketua LPK Rohmad Taufiq asal Bontang, Kaltim menampilkan 4 karya lukisannya dengan judul Jokowi Untuk Negeri, Merajut Asa di Kala Rimba Bersanding Istana, Gerbang Masa Depan dan Pemilu 2024.

Salah seorang peserta pameran, Dharmawan Budhi Utomo asal Sangatta, Kutai Timur, Kaltim yang mengawali melukis di era tahun 1990-an secara otodidak saat ditemui Wartawan Waspada dan Waspada.id Edi Saputra yang juga Ketua PWI Kab.Serdang Bedagai (Sergai), Minggu (7/5) malam via WhatsApp menuturkan dalam pameran bertajuk “Antara Kecemasan dan Harapan”, menampilkan 4 karya lukisannya dengan judul Bertahan, Back_Go dan Super Shovel serta Antara Aku Ibuku dan Ibu Kota.

Menurut Dharmawan dalam menyongsong IKN dapat memberikan dampak positif di segala bidang yang dapat menyejahterakan kehidupan bagi warga Kaltim pada khususnya dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya.

“Dengan terselenggaranya Pameran seni rupa oleh 13 perupa LPK Kaltim di Galeri Nasional Indonesia ini tentunya adalah awal untuk menunjukkan eksistensi seniman Kaltim dalam seni rupa kepada bangsa Indonesia dengan harapan ke depannya bisa berpameran secara berkelanjutan,” cetus Dharmawan Budhi Utomo.

Dengan luas 256.142 hektare IKN jelas Dharmawan, perbandingannya sama dengan 4 kali lipat luas DKI Jakarta maka dalam pembangunannya eksploitasi alam yang berdampak terhadap makhluk hidup bisa saja terjadi.

“Jika itu terjadi, kemana kah mereka akan pergi, bagaimana masa depannya dan kemana mereka harus mengadu, tentunya smart city forest yakni Kota yang menganut konsep penting yaitu habitat manusia dan insfratruktur kota sebagai nagian dari ekosistem hutan menjadi harapan, bagaimana antara Ibu Kota dapat berdampingan secara harmonis dengan alam sekitarnya,” pungkas Dharmawan mengakhiri.

Dari tajuk pameran seni rupa ” Antara Kecemasan dan Harapan”, sepertinya dapat disimpulkan bahwa kehadiran IKN Nusantara di Kaltim masih menjadi ke khawatiran, semoga Kecemasan akan kehadiran IKN Nusantara akan berubah menjadi Harapan baru yang lebih mensejahterakan masyarakat Kalimantan, sehingga pembangunan IKN Nusantara yang berwawasan smart city forest ke depan dapat memupuskan segenap rasa Kecemasan dari banyak kalangan …Semoga…

Edi Saputra.

  • Bagikan