Kala Pohon Mulai Berbunga Di Abdya

  • Bagikan
Kala Pohon Mulai Berbunga Di Abdya
Warga pekebun di kawasan Panton Rambot, perbatasan Kecamatan Manggeng, dengan Kecamatan Lembah Sabil, Abdya, menggelar kenduri bungong kayee, Kamis (20/7).Waspada/Syafrizal

Menggelar kenduri ‘bungong kayee’ (bunga kayu), dengan memasak bubur (kanji), saat pohon-pohon produktif mulai berbunga, adalah tradisi turun temurun masyarakat Aceh pada umumnya, khususnya di Aceh Barat Daya (Abdya). Tujuannya, kenduri yang dilaksanakan dengan berdoa di lokasi kebun-kebun penduduk, agar tanaman yang sedang berbunga, dapat menghasilkan, terhindar dari terpaan angin, petir dan gangguan hama lainnya.

Seperti halnya yang dilaksanakan para pekebun dikawasan perkebunan Panton Rambot, areal perkebunan antara Desa Lhok Puntoy, Kecamatan Manggeng, dengan Desa Suka Damai, Kecamatan Lembah Sabil. Setiap pohon durian mulai mengeluarkan putik, pasti warga membuat bubur yang sebagian dimakan dan sebagainya lagi dituangkan pada akar pohon buah.

Sejumlah warga yang berkebun di areal pergunungan Panton Rambot, antara Desa Lhok Puntoy, Kecamatan Manggeng dan Suka Damai, Kecamatan Lembah Sabil, puluhan masyarakat pekebun dalam kawasan ini dan sekitarnya, memasak bubur khas daerah setempat di lokasi perkebunan, dalam rangka kenduri bungong kayee.

Menurut TM Daod Yuska, salah seorang pekebun dalam kawasan itu Kamis (20/7), tradisi kenduri bungong kayee ini, merupakan tradisi yang tiap tahun dilaksanakan masyarakat setempat, setiap memasuki musim mekarnya bunga buah-buahan. Mulai dari durian, rambutan, manga, kuini, hingga ragam tanaman buah lainnya.

Kenduri bungoeng kayee lanjutnya, merupakan satu dari sekian banyaknya kenduri-kenduri yang berlaku, dalam adat istiadat masyarakat Aceh. Seperti, kenduri blang (sawah), kenduri rabu abeh pada akhir bulan Safar, kenduri laut dan keduri gunung.

Kenduri-kenduri tersebut, merupakan warisan leluhur yang dilakukan dengan cara-cara Islami. Secara umum, kenduri ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. “Kenduri bungoeng kayee ini, bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, untuk memberkahi seluruh pepohonan yang memberi manfaat dan hasil kepada kita,” ungkap TM Daod Yuska.

TM Daod Yuska menyebutkan, kenduri bungong kayee ini sangat baik dilaksanakan, disamping menjaga adat budaya yang sudah turun-temurun, terutama sekali merupakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, atas nikmat yang telah diberikan. “Semoga putik yang sedang berbunga ini dapat menjadi hasil yang bermanfaat untuk pekebun dan warga lainnya,” harapnya.

Di samping itu, tradisi kenduri seperti ini merupakan budaya yang harus dijaga, dalam setiap memasuki musim mekarnya bunga aneka buah. Kemudian, juga dapat menjalin silaturahmi dan persatuan antar sesama warga. “Kali ini tanaman buah di Abdya sedang mulai mengeluarkan putik dan bunga, kita patut bersyukur seraya berdoa atas limpahan Rahmat Allah. Bentuk kenduri ini macam-macam, ada yang memasak bubur atau biasa kami sebut ‘kanji’, juga ada yang membawa bekal lainnya, untuk dimakan bersama pada areal perkebunan usai berzikir dan berdoa,” demikian TM Daod Yuska.

Syafrizal

  • Bagikan