Nasib Gadis Cilik Simangambat, Butuh Bantuan

  • Bagikan
Nasib Gadis Cilik Simangambat, Butuh Bantuan
Asifa, gadis cilik berusia delapan tahun warga Kel. Simangambat, Kec. Siabu, Kab. Madina, butuh bantuan. Waspada/Ist

BELAKANGAN, media berkali-kali mereportase seputar penyakit diderita warga Mandailing Natal (Madina), yang umumnya butuh bantuan pengobatan karena ketiadaan biaya.

Sejumlah kalangan menginginkan agar kepala desa (Kades) melakukan pendataan sosial-ekonomi di desa, sehingga ada upaya sejak jauh-jauh hari dilakukan, apalagi dinilai darurat. Seperti dialami warga yang butuh pengobatan, tapi tak punya biaya.

Namanya Asifa, gadis cilik berusia delapan tahun warga Kel. Simangambat, Kec. Siabu, Kab. Madina harus menjalani hidup dengan kondisi memprihatinkan. Nasib gadis cilik ini, sangat miris.

Informasi dihimpun waspada.id dan beritasore.co.id, Jumat (30/6), ada benjolan di antara kedua matanya sejak lahir dan saat ini sudah sebesar bola tennis. Na’udzubillah.

Asifa merupakan anak satu-satunya Sal Biana, 45, dari buah perkawinan yang kedua dari suaminya Isro, 58. Keluarga kurang mampu ini tinggal di Lorong VII, Kel. Simangambat, Kec. Siabu.

“Benjolan ini bawaan lahir, sempat diperiksakan ke Puskesmas. Dokter menyampaikan, ini bisa dioperasi, tetapi karena kami tak punya biaya hingga kini belum dioperasi,” kata Sal Biana di kediamannya, kemarin.

Saat ini, Asifa sudah saatnya untuk dioperasi sesuai keterangan dokter, dan seharusnya juga ia sudah sekolah. Namun, Sal Biana mengaku tidak memiliki biaya untuk operasi putrinya.

“Jangankan untuk biaya operasi, untuk biaya hidup sehari-hari dan memenuhi kebutuhan sekolah kakak dan abangnya saja susah dipenuhi,” ujarnya.

Sal Biana memang terkadang dapat panggilan kerja di sawah, itupun tidak setiap hari, sementara suami hanya seorang pendodos karet. Semua itu mereka lakukan demi memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

“Biasanya kerja di sawah dapat upah Rp50 ribu sekali kerja kalau ada panggilan warga, tapi tidak selalu ada. Untung ada pekerjaan tetap suami pendodos karet dengan penghasilan Rp250 ribu per pekan,” ujar ibu lima anak ini.

Terkait kondisi dialami Asifa, dia mengaku hanya dapat berdoa dan berharap mendapat bantuan untuk kesembuhan anaknya.

“BPJS-nya ada, tapi sudah bertahun-tahun tidak dibayar. Saya ingin sekali bisa segera anak saya dioperasi, agar sehat dan normal. Kasihan, tapi apa daya, saya tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.

Dermawan yang ingin membantu keluarga ini, bisa menghubungi nomor telepon seluler yang bisa dihubungi 085767217805 atas nama Haris Maulana, abang Asifa.

Irham Hagabean Nasution

  • Bagikan