Penting, Upaya Revitalisasi KCBN Candi Muarajambi

  • Bagikan
Penting, Upaya Revitalisasi KCBN Candi Muarajambi

JAMBI (Waspada): Upaya revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muarajambi menjadi penting, mengingat nilai sejarahnya yang sangat tinggi. Di sisi lain, revitalisasi adalah upaya merawat budaya, sebagai bagian dari upaya merawat bumi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Fitra Arda mengatakan,  itu sebabnya,  rencana induk pemajuan kebudayaan, khususnya revitalisasi KCBN Muarajambi ini melibatkan berbagai lini sektor.

Fitra menambahkan, ada empat hal yang mendasari revitalisasi KCBN Candi Muarajambi. Hal itu juga yang memotivasi proses pembangunan dengan mengedepankan keterlibatan masyarakat. 

Pertama menjadikan cagar budaya sebagai pusat pendidikan berbasis ekosistem. Artinya, masyarakat luas dapat belajar tentang alam, sejarah masa lalu,  tentang budaya dan agama yang ada dalam kawasan cagar budaya.

“Jangan diartikan pusat pendidikan ini seperti institusi sekolah formal atau sejenisnya. Ini dimaksudkan sebagai sekolah alam,” kata Fitra saat membuka kegiatan Press Tour Kemendikbudristek di KCBN Candi Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu (3/2/2024).

Dia menyontohkan adanya fenomena menarik di salah satu komplek candi, yakni di dalam Candi Kedaton. Di sana ada sumur yang airnya mengandung PH seimbang. Tentang sumur air suci ini,  para pengunjung bisa memaknainya secara ilmiah, bahwa molekul air yang ada di sumur itu memang hampir sempurna. Maka dari itu sering disebut bahwa air sumur Candi Kedaton memiliki kelebihan khusus.

“Jadi ada proses penjelasan ilmiah di balik setiap fenomena alam yang ada, bukan sekedar mitos,’ imbuhnya.

Hal penting yang kedua adalah menjadikan cagar budaya sebagai sumbu imajiner dalam perjalanan sejarah di Tanah Air. KCBN Candi Muarajambi misalnya, terbukti memiliki nilai sejarah tinggi sebagai pusat peradaban agama Buddha dan Hindu bahkan Melayu di nusantara. Bagaimana  kawasan Candi, sejak abad ke-7 Masehi, terbukti telah mewarnai kehidupan masyarakat saat itu.

Pembangunan kembali cagar budaya juga punya peran penting dalam memperkuat nilai-nilai sejarah sebuah bangsa. Tanpa pengetahuan akan masa lalu, maka kebanggan dan jati diri bangsa, sulit ditumbuhkan.

Hal penting keempat adalah penguatan ekonomi kerakyatan. Seperti yang terjadi di revitalisasi KCBN Candi Muarajambi, masyarakat memainkan peran penting dalam menghidupkan ekonomi kerakyatan. Maka dibangunlah desa-desa penyangga, yang fungsinya memberi nafas pada setiap upaya melestarikan sejarah budaya Candi Muarajambi.

“Kami memang melibatkan langsung masyarakat untuk revitalisasi KCBN Muarajambi, dari sisi sosial ekonomi. Bahkan dalam waktu dekat, sejumlah perwakilan masyarakat desa seputar kawasan akan kami ajak ke Vietnam untuk studi banding pengelolaan situs budaya tepi sungai. Di Vietnam ada contoh pengelolaan situs budaya oleh masyarakat,” kata Fitra.

Candi Muarajambi sebagai KCBN telah ditetapkan sejak 2013 lalu oleh Pemerintah RI. Sejak saat itu pula, upaya revitalisasi berjalan estafet. Sejak 2022, Kemendikbudristek memulai upaya serius untuk merevitalisasi kawasan cara budaya ini. Saat ini, KCBN Candi Muarajambi dengan luas mencapai 3.981 hektar area, pelan tapi pasti menuju pengelolaan lebih baik. Tugas revitalisasi diemban oleh seluruh pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah dan masyarakat sendiri. (J02)

  • Bagikan