Badan Kenaziran Masjid

  • Bagikan
Badan Kenaziran Masjid

Oleh Dr Nada Sukri Pane

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirika shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-oran yang mendapat petunjuk” (QS. Al-Taubah: 18)

Badan Kenaziran Masjid. Masjid merupakan tempat ibadah serta pusat pembinaan umat. Dibutuhkan orang yang suka rela dengan ikhlas mengurus masjid.

Diperlukan orang yang menjalankan amanah dengan rajin, ahli, kreatif, sabar, ikhlas, lapang hati dan sukses.

Namun siapapun yang memegang amanah harus berani untuk mempertangungjawabkan hasil karyanya dihadapan jamaah maupun di hadapan Allah SWT.

Allah sangat memuliakan pengurus yang memakmurkan masjid. Namun seringkali semangat membangun masjid ini terkotori dengan berbagai penyakit hati.

Tak jarang kita menemukan selisih paham dan pertengkaran antar sesama pengurus masjid. Gara-gara perbedaan pendapat dalam pembangunan masjid.

Akibatnya ada pengurus masjid tak lagi mau datang ke masjid. Bahkan antar wakil ketua dengan sekretaris saling benci dan tak lagi bertegur sapa. 

Untuk menghindari selisih paham antarpengurus masjid, ada beberapa hal yang harus dijaga. Pertama, jaga niat. Hendaklah pengurus masjid bekerja dengan niat tulus ihklas buat jamaah dan semata karena Allah;:

Barangsiapa yang menginginkan keuntungan (pahala) akhirat, kami akan tambahkan keuntungannya, dan barang siapa yang menginginkan keuntungan dunia saja, Kami akan berikan sebagian darinya dan baginya tidak ada bagian keuntungan di Akhirat sedikitpun.” (QS. As-Syura: 20).

Kedua, takut menyimpang. Senantiasa melakukan pekerjaan berdasarkan Al-Qur’an dan hadis tak berbelok hati kepada yang lain, karena yakin Allah Maha melihat semua pekerjaannya.

Ketiga, istiqamah. Adalah senatiasa tetap hati, tak lagi dapat berpaling dari niat awal yang baik, walau rayuan datang  menggoda. “Ya Allah Yang membolak-balikan hati-hati manusia, balikkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu” (HR. Muslim).

Keempat, jauhi sifat iri dengki. Hendaklah senatiasa menjaga hati agar jauh dari rasa iri dengki. Ketika teman sesama pengurus mengeluarkan ide pembangunan, hendak kita mempelajari rencana teman dengan seksama dan berhati-hati.

Jangan terburu berburuk sangka menyikapi dengan kebencian. Jika menemukan kekeliruan pembangunan, tegur sapa dengan lemah lembut. (qaulan layyina).

Sebaiknya pengurus masjid mengenal ilmu manajemen. Yakni ilmu yang mengelola cara menjalankan sebuah organisasi masjid dengan baik dan benar. Agar masjid semakin makmur, cantik dan jamaah semakin ramai.

Di dalam ilmu manajemen terdapat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Pertama, bicarakan, apa yang akan direncanakan, apa yang paling penting dibangun.

Kedua, pengorganisasian, atau pembagian tugas dengan jelas “siapa melakukan apa.” Agar dalam berbagai kegiatan masing-masing pengurus bekerja atas wewenangnya, tanggung jawab. Ketiga, pelaksanaan.

Tentukan dengan jelas apa yang harus dilaksanakan, membangun apa dan bagaimanan bentuknya. Semua harus direncanakan dengan matang serta anggaran dana yang cukup, akuntable dan transparan (fisabilillah).

Keempat, evaluasi atas apa yang telah dibuat dan dibangun. Apakah sesuai dengan rencana, selesai dengan baik atau perlu ada diperbaiki. Evaluasi ini sangat perlu dilakukan dalam musyawarah pengurus masjid. Ungkapkan semua permasalahan dalam musyawarah.

Agar semua  kekeliruan segera diperbaiki, agar sakit hati yang tersimpan dapat dibicarakan secara mulia. (qaulan karima). “Saya tidak pernah melihat seseorang yang paling sering melakukan musyawarah selain dari Rasulullah SAW” (HR. Tirmidzi).

(Guru SMAN 16 Medan, Alumni Doktor PEDI UIN SU)

  • Bagikan