Qana’ah

  • Bagikan

“Kekayaan (yang haqiqi) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang haqiqi) adalah kekayaan jiwa” (HR. Bukhari dan Muslim)

Akhlak terpuji yaitu sikap tingkah laku baik budi, sopan santun sebagai ciri kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlak yang terpuji dilahirkan dari niat hati dan akal pikiran dan jiwa yang terpuji pula. Akhlak terpuji meliputi terpuji kepada Allah, kepada alam, kepada sesama manusia, dan kepada diri sendiri. Salah satu akhlak terpuji adalah qana’ah.

Kata qana’ah berasal dari bahasa Arab yang berarti rela menerima apa-apa yang diberikan kepadanya. Adapun secara istilah, qana’ah adalah sikap menerima semua yang telah dikaruniakan Allah. Dapat pula dikatakan bahwa qana’ah ialah perilaku memanfaatkan pemberian Allah dengan sebaik-baiknya sesuai antara ketentuan Allah dan kebutuhan hambaNya.

Kekayaan jiwa dalam hadis tersebut adalah qana’ah. Bersyukur terhadap apa-apa yang telah diberikan oleh Allah. Walau terkadang yang diterima jumlahnya sedikit, tetapi ada hikmah tersimpan.

Rasul SAW bersabda; “Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rezeki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya” (HR. Muslim). Islam memberikan jaminan rezeki bagi selama seorang hamba taat terhadap perintah Allah dan senatiasa merasa cukup dan qana’ah atas pemberian Allah.

Dalam buku “Mendaki Tangga Ma’rifat: Menggali Potensi Indra Keenam, Meraih Misteri Karomah” oleh Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, qana’ah adalah sikap tenang, menyedikitkan makanan, yakni sekedar memenuhi kebutuhan. Kemudian mengurung diri dalam “sedikit” dan mencegahnya dari ” mencari banyak” serta merasa tenang dalam kekurangan.

Namun sifat qana’ah ini harus diupayakan diasah dan dilatih melalui dua cara, yakni. Pertama, dengan sabar. Selalu sabar atas berbagai cobaan, ujian maupun kekayaan. “Mereka itulah orang yang dibalas dengan martabat yang tinggi (dalam Surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya” (QS. Al-Furqan: 75).

Kedua, bersyukur. Orang yang selalu bersyukur, akan mandapat tambahan rezeki dari pintu yang tak disangka-sangka dan terhindar dari siksa api neraka. Karena Allah telah menyatakan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat” (QS. Ibrahim: 7).

Untuk memperoleh qana’ah, seorang hamba hendaklah selalu ikhlas menerima kenyataan hidup. Tidak banyak berangan-angan, tidak bersikap iri terhadap kenikmatan yang diterima orang lain, selalu melihat hikmah yang tersimpan dibalik ketentuan. Selalu menikmati ketentuan Allah apa adanya tanpa mengeluh. Bahkan selalu takut akan azab Allah.

Orang yang selalu qana’ah akan terhindar dari sifat tamak dan dapat merasakan ketenteraman hidup. Rasulullah SAW bersabda: “Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian agar kalian tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian” (Muttafaqun Alaih).

Cara lain agar mendapat nikmatnya qana’ah harus sering memperhatikan orang-orang yang lebih miskin daripada kita, tidak cemburu terhadap orang yang lebih kaya agar kita tidak merasa kurang. Menjauhi sifat rakus dan membiasakan diri berlaku hemat, selalu bersikap ikhlas, memperbaiki niat dan menjaga hati agar senantiasa di jalan Allah. Amin. WASPADA

(Alumni Doktor PEDI UIN)

  • Bagikan