Tantangan Islam Kini; ISLAM PHOBIA

  • Bagikan

Edisi Maulidurrasul 1444 H

Phobia berarti ketakutan yang berlebihan, terus menerus, dan tidak realistis terhadap sesuatu obyek (seperti darah), orang (seperti kepada si A), hewan (seperti ular), aktifitas (seperti berenang) atau situasi (seperti ruang gelap).

Kondisi ini merupakan gangguan kejiwaan, sehingga memunculkan beberapa jenis kondisi kejiwaan lahiran, seperti acrophobia (rasa takut terhadap ketinggian), claustrophobia (rasa takut terhadap ruang sempit atau tertutup seperti dalam kamar), aviophobia (rasa takut terbang seperti naik pesawat), dentophobia (rasa takut terhadap dokter gigi), hemophobia (rasa takut darah atau cedera), arachnophobia (takut laba-laba), dan lain-lain.


Phobia ini diawali dengan rasa takut, namun takut tidak sama dengan phobia. Bedanya jika takut adalah respon biasa dan wajar, namun phobia responnya terlalu berlebihan. Takut berlebihan ini terjadi disebabkan oleh banyak faktor, seperti terjadinya pengalaman pahit terhadap yang ditakuti tersebut.

Kemudian perkembangan otak, masalah genetika, dan kesehatan mental.
Jika diakitkan dengan Islam, phobia Islam atau Islamophobia, berarti takut yang berlebihan terhadap Islam, karena pengalaman masa lau terhadap Islam yang dianggap kurang mengenakkan atau bahkan mengancam dirinya. Dengan mengaitkan makna dan faktor phobia Islam di atas, dapat dicatat bahwa phobia Islam terjadi tidak terlepas dari agama dan orang Islam yang dianggap mengancam dirinya.


Secara tampakan, Islamophobia ini bisa dilihat dengan banyaknya meme yang mendiskriditkan Islam, seperti sebutan radikal radikul, kadrun, dan sebagainya. Sebutan kadrun atau kadaal gurun sebetulnya awalnya sebutan kolonial dulu kepada umat Islam atau komunis terhadap Islam di Indonesia, namun kini sudah mengalami perkembangan, selain Belanda dan komunis.
Misalnya, mengapa orang Barat mengindap phobia Islam, karena Islam pernah menguasai Eropa sejak tahun 711 M, diawali dengan kedatangan Musa bin Nusair di Spanyol.

Kemudian sejak tahun 2000 terjadi perkembangan Islam di Eropa, lalu muncullah rasa terancam, dan di sini phobia Islam muncul kembali.
Adapun Indonesia, phobia Islam muncul tentu banyak faktor, apalagi fenomena ini secara masif, termasuk phobia oleh umat Islam sendiri terhadap. Pertama, adanya kekhawatiran akan hidupnya kembali semangat Piagam Jakarta, yang memberi ruang gerak umat Islam mengamalkan ajaran agamanya lebih holistik.


Kedua, kekhawatiran dari kalangan pengendali ekonomi dan politik Indonesia, jika Islam menguat di negeri ini adalah petaka besar, karena akan menjadi ganjalan bagi lestarinya kendali mereka terhadap Indonesia. Ini dimaklumi, karena memang Islam adalah agama yang sangat mencintai NKRI-nya, sehingga berupaya agar tidak dikendalikan oleh pihak luar atau orang Indonesia sendiri tetapi memiliki syahwat kolonial, atau berwajah seribu.


Berdasarkan dua faktor di atas, jika ada tokoh Islam yang muncul akan dibuly habis-habisan, kesalahannya akan dicari-cari, jika perlu disalahkan sampai ia tertuduh negatif. Dengan kekuatan media massa yang dimiliki, akhirnya iapun dianggap salah, lalu dimusuhi, termasuk oleh umat Islam sendiri.
Ketiga, phobia bisa juga sebagai reaksi terhadap maraknya Islam wahabi yang begitu vulgar menegasikan Islam Indonesia dengan tuduhan bid’ah dan takfirinya. Kemungkinan ini tentu sangat kecil, namun sangat bisa sebagai penyebab.

Apalagi sebagian umat Islam kurang mampu membedakan antara wahabi dengan Islam atau dengan Arab, lalu digenerasliassikan.
Terlepas dari faktor mana yang dominan, suatu hal yang pasti umat Islam harus mampu devensif. Biarlah cendawan tumbuh di musim hujan, suatu saat ia pasti akan reda juga. Sikap berbesar hati adalah menjadi pilihan, tentu dengan semangat keislaman yang tak kenal kendor.

03…Rabi’ul Awwal 1444 H

Tantangan Islam Kini; ISLAM PHOBIA
Prof.Hasan Bakti Nasution
  • Bagikan