Tantangan Islam Kini; RADIKALISME

  • Bagikan
Tantangan Islam Kini; RADIKALISME
Tantangan Islam Kini; RADIKALISME

Edisi Maulidurrasul 1444 H

Oleh : H. Hasan Bakti Nasution

Kata radikalisme terdiri dari dua kata, yaitu radikal yang berarti akar (radix= akar) dan isme ialah faham atau keyakinan. Radikalisme ialah faham atau keyakinan yang mengembalikan semua persoalan kepada akar atau prinsip, baik yang bersifat agama atau ideologi. Konsep kebenaran dan nilai harus sejalan dengan nilai-nilai dasar dari agama atau ideologi tersebut.
Sebab itu radikalisme tampil dalam dua bentuk, yaitu radikalisme agama (seperti radikalisme Islam, radikalisme Kristen, dan lain-lain) dan radikalisme ideologi (seperti radikalisme liberalis, radikalisme ateis, dan lain-lain).
Dalam konteks agama, mengembalikan semua persoalan kepada ajaran dasar agama adalah suatu keniscayaan, dan memang itulah ciri khas agama, dan orang yang beragama haruslah demikian. Sikap ini disebut dengan sikap radikal. Lalu yang menjadi persoalan ialah sikap radikalisme, yang hanya menerima dan bahkan mengklaim pemahamannya yang yang benar, sedang yang lain tidak.
Secara eksternal, antara agama, prinsip Islam ialah “lakum dinukum waliya diniy”, bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Bagiku, agamakulah yang paling benar, seperti penganut agama lain, agamanyalah yang paling benar menurutnya. Jadi, agama lain tentulah benar bagi pengikutnya. It’s not my busseness. Kita memang berbeda dan kita sudah menyepakatinya (agree indisargrement), tapi perbedaan tidak membuat relasi sosial menjadi terganggu, apalagi berujung konflik.
Secara internal, internal Islam misalnya, mari mengembalikan kehidupan kepada faham yang dianut masing-masing tanpa menegasikan pemahaman lain, sehingga mengkafirkan yang lain. Inilah yang disebut gerakan takfiri. Jadi mengkafirkan faham lain selain pemahaman yang dianut inilah yang disebut radikalisme.
Hal ini tentu sangat berbahaya bagi hubungan internal suatu agama, karena hanya karena berbeda pemahaman lalu dicap bukan bagian dari suatu agama tersebut. Misalnya, hanya karena ada yang memperingati maulid lalu dicap kafir.
Jadi, radikal boleh dan ini menjadi karakter umat beragama, yang tidak boleh ialah radikalisme, yang menjadikan mono pemahaman, hanya pemahaman keagamaannya yang benar, sedang lain salah. Bahkan di luar Islam.

……08-Rabi’ul Awwal 1444 H

Tantangan Islam Kini; RADIKALISME
  • Bagikan