Sejuta Asa di KIP Kuliah

Dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu

  • Bagikan
Sejuta Asa di KIP Kuliah

BENGKULU (Waspada): Sampai kini, Andika Dwi Pratama masih seperti tidak percaya kalau dirinya berhasil kuliah di kampus idamannya. Setamat SMA, anak buruh tani dari Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu ini, merasa putus harapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

“Ayah saya petani penggarap. Ibu pun hanya mengurus kami tiga bersaudara. Keinginan kuliah dan kemampuan keuangan keluarga saya bisa dikatakan jauh panggang dari api,” ujar Andika, mahasiswa semeter 5 program studi pendidikan matematika di Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), kepada tim press tour tahap kedua dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang mendatangi UMB, Selasa (29/11/2022).

Sebagai anak tertua, Andika sudah siap mengubur angan-angannya untuk berkuliah dan membantu ayahnya sebagai petani penggarap. Tapi Tuhan berkehendak lain. Melalui tangan baik orang-orang di sekelilingnya, informasi mengenai beasiswa dari program Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah sampai ke telinganya. Sang ibu dengan gigih menyemangati Andika dan akhirnya harapan kuliah di UMB terkabul.

“Saya yakin inilah doa ibu dan ayah saya. Ibu saya bahkan yang paling bersemangat untuk saya mendaftar dan mempersiapkan berkas-berkas beasiswa yang diperlukan,” kenang Andika.

Harapan jadi kenyataan juga dialami Zakiah, mahasiswa semester 3 program studi Agama Islam di UMB. Gadis asal Kabupaten Rejang Lebong ini adalah empat bersaudara dari keluarga kurang mampu. Ayahnya seorang supir angkutan umum sementara ibunya seorang ibu rumah tangga.

“Saya merasa seperti mimpi bisa berada di kampus ini. Sejuta asa saya rasakan tentang masa depan saya. Semoga saya terus amanah dalam menuntut ilmu dan tidak lalai menjalankan kewajiban saya untuk jadi orang berguna, kelak,” kata Zakiah.

Mahasiswa lainnya dari UMB yang juga meraih KIP kuliah adalah Tasya Zakia Rahmadini dari  prodi komunikasi. Berlatar belakang keluarga kurang mampu, Tasya mengaku siap berjuang mempertahankan prestasi di UMB. Dirinya merasa sangat bersyukur, karena yakin bahwa ilmu bakal mampu memutus mata rantai kemiskinan di keluarganya.

“Ayah saya pedagang keliling. Saya tiga bersaudara dan semua butuh biaya. Karena saya meraih beasiswa, tentu ayah saya terbantu juga. Saya berjanji akan berjuang supaya harkat derajat keluarga saya terangkat,” tekad Tasya.

Sebagai penerima KIP Kuliah, Andika, Tasya dan Zakiah tidak hanya menerima biaya pendidikan tetapi juga biaya hidup yang diberikan setiap satu semester. Besarannya antara Rp4,2 juta sampai Rp5,7 juta. Uang sejumlah itu, diakui ketiganya sudah cukup membantu. Orang tua masing-masing tidak perlu lagi mengirimkan biaya hidup seperti untuk tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari.

“Tentu saja kami harus berhemat. Tapi semuanya kami jalani dengan riang gembira dan penuh rasa syukur,” ujar Andika.

Wakil Rektor I UM Bengkulu,  Kasmiruddin yang hadir dalam pertemuan dengan tim press tour pagi itu, mengatakan, KIP Kuliah sangat membantu bagi mahasiswa kurang mampu di UMB.  Saat ini jumlah mahasiswa di UMB mencapai  hampir 7 ribu orang dan sebagian diantaranya berasal dari keluarga miskin.

“Kami selalu berupaya mengakomodir mahasiswa kami yang memang mau kuliah tapi kurang mampu secara finansial. Makanya waktu program KIP Kuliah yang sebelumnya adalah beasiswa bidikmisi dilaksanakan, segera kami sambut dengan hangat,” ujar Kasmiruddin.

Meski dari sisi kuantitas belum banyak mahasiswa UMB yang meraih KIP Kuliah, akan tetapi efeknya sangat besar bagi sistem perkuliahan di kampus. Sebab anak-anak KIP Kuliah sebagian besar sangat aktif dan bertanggung jawab. Artinya mereka menyadari bahwa dibalik kemudahan itu ada tanggung jawab besar.

“Anak-anak KIP kuliah ini prestasi akademiknya rata-rata bagus dan mereka sangat disiplin sebab tahu konsekuensinya,” ujar Kasmiruddin.

Kasmiruddin berharap program KIP Kuliah di UMB akan terus ditingkatkan dari sisi jumlah penerima. Sebab manfaatnya sudah sangat terasa.

Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan UMB, Rasman, menambahkan, pada 2020,  KIP Kuliah di UMB berhasil diraih   307 mahasiswa. Jumlah itu  turun pada 2021 menjadi  285 mahasiswa. Pada 2022, ada kenaikan sedikit menjadi 288 mahasiswa peraih KIP Kuliah Merdeka.

“Jadi ditotal sejak 2020 sampai 2022 sudah ada 880 mahasiswa UMB yang meraih KIP Kuliah,” ujar Rasman.(J02)

  • Bagikan