Amal Unggulan Ramadhan

  • Bagikan

Oleh Alexander Zulkarnaen

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Alquran, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR Tirmidzi)

Ramadhan merupakan bulan pendulang pahala melalui sejumlah amal unggulan di dalamnya sebagai bekal terbaik di Yaumil Mizan (hari penimbangan amal) kelak. Hanya di bulan ini, setiap amalan sunnah bernilai wajib dan amalan wajib dilipatgandakan sampai tujuh puluh kali lipat. Al Mahamili dalam Al Amali dan Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahih-nya menjelaskan,

“Siapa yang melakukan ibadah sunnah, nilainya seperti orang yang melakukan ibadah wajib. Dan siapa melaksanakan ibadah wajib, nilainya seperti orang yang melaksanakan tujuh puluh kali ibadah wajib di waktu lainnya.”

Di antara amal unggulan Ramadhan yang diprioritaskan adalah pertama, puasa. Ramadhan merupakan bulan diwajibkannya puasa. Pahala yang Allah siapkan bagi orang yang mengerjakan rukun Islam ke-empat ini amat luar biasa.

Bayangkan, pahala puasa yang dikerjakan di luar Ramadhan saja sudah membuat kita tercengang karena tak terbatas nilainya. Konon pula puasa wajib Ramadhan, pasti akan jauh berlipatganda nilainya.

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Azza wa Jalla berfirman,”Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya” (HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah).

Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitab Lathaif Al Maarif menuliskan, “Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya.”

Maka pastikan kita berpuasa dengan benar. Tetap waspada dari hal-hal yang membatalkan puasa dan dari semua perkara yang dapat menghilangkan pahalanya. Hati-hati, jangan sampai puasa wajib ini kita tinggalkan tanpa ada uzur syar’i yang membolehkannya.

Kedua, Perbanyak interaksi dengan Alquran. Ramadhan Allah jadikan bulan diturunkannya Alquran sekaligus bulan diwajibkannya puasa. Bahkan dipilihnya Ramadhan menjadi bulan puasa adalah karena Alquran diturunkan pada bulan itu (Kitab Shifatu Shoumin Nabiy).

Wajar, membaca Alquran di bulan Ramadhan mesti jauh lebih intens dibanding bulan lainnya. Apalagi pahala membacanya dihitung per-huruf. Para Salafussalih telah memberikan teladan bagaimana seriusnya mereka berinteraksi dengan Kalam Allah ini di bulan Ramadhan.

Utsman bin Affan ra, misalnya, mengkhatamkan Alquran setiap hari di bulan Ramadhan. Qatadah ra selalu mengkhatamkan Alquran setiap tujuh malam di bulan-bulan biasa. Jika bulan Ramadhan datang, ia mengkhatamkan Alquran dalam tiga hari, bahkan dalam sepuluh hari terakhir ia mampu mengkhatamkanya setiap malam.

Imam As Syafi’i dan Imam Abu Hanifah mengkhatamkan Alquran 60 kali selama bulan Ramadhan, di luar yang mereka baca dalam shalat Tarawih.

Ketiga, Shalat Sunnah Tarawih. Istimewanya, Tarawih ini hanya ada di bulan Ramadhan. Siapa yang mengerjakannya dengan penuh keikhlasan, Allah ampunkan dosanya. “Barangsiapa shalat malam di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.” (HR Bukhari Muslim). Ulama sepakat bahwa shalat malam yang dimaksud adalah Tarawih sebagaimana penjelasan Syeikh Khatib Al Syarbini dalam kitab Mughni Al Muhtaj.

Keempat, perbanyak sedekah. Ramadhan disebut juga Syahrul Muwasah (bulan kepedulian). Kedermawanan kita dituntut meningkat di bulan ini apalagi di masa pandemi yang belum berhenti. Minimal berbagi hidangan berbuka menjadi amalan rutin tiap hari.

“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya” (HR Tirmidzi).

Kelima, i’tikaf. Terutama di sepuluh malam terakhir untuk mencari Lailatulqadar. “Nabi SAW beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan hingga wafatnya” (HR Bukhari Muslim).

Kemuliaan Lailatulqadar yang melebihi seribu bulan ini akan semakin terbuka peluang meraihnya dengan semangat beri’tikaf di malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir Ramadhan. “Carilah oleh kalian keutamaan lailatulqadar pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan” (HR Bukhari Muslim dari Aisyah ra).

Keenam, umrah Ramadhan. Alhamdulillah, tanah suci kembali dibuka seluas-luasnya bagi umat Islam sedunia pasca pandemi. Gunakan kesempatan ini untuk berumrah khusus di bulan Ramadhan.

“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan sama seperti haji bersamaku,” begitu kata Nabi dalam riwayat Bukhari. Allahua’lam Bishshawab.(Guru PAI SMAN 2 Medan Ketua Deputi Ikadi Sumut Wakil Ketua Majelis Dakwah PW Al Washliyah Sumut)

  • Bagikan