FILSAFAT BERJALAN

Oleh : H. Hasan Bakti Nasution

  • Bagikan
FILSAFAT BERJALAN

Edisi Filsafat Alam

Berjalan adalah melangkahkan kaki bergerak maju, atau bergerak maju dari suatu titik (tempat) ke titik (tempat) lain. Dari dua pengertian yang dicatat pada KBBI ini dapat disimpulkan bahwa berjalan adalah sebuah gerakan atau menggerakkan badan. Kebalikannya ialah diam, yaitu tidak bergerak atau tetap di tempat.
Gerakan ini perlu, karena gerakan adalah suatu proses menghasilkan sesuatu, sementara diam tidak bisa menghasilkan sesuatu. Itulah sebabnya persoalan gerak ini menarik perhatian para filsuf. Heraclaitos mengatakan “panta re’i”, semuanya mengalir. Kemudian pada abad keenam, lahir seorang Nabi yang juga filsuf, yaitu Nabi Muhammad Saw. Beliau menyampaikan pesan dengan semangat yang sama dengan narasi yang berbada. Katanya: “Sesungguhnya zaman itu teus berputar” (inna az-zaman qad istadara).
Ungkapan singkat tapi bermakna ini diucapkan saat haji perpisahan (wada’), karena itulah haji terakhirnya, setelahnya beliau telah tiada.
Sejauh kajian filsafat yang saya pelajari, ketika ada pertanyaan “mana duluan gerak atau diam”, kata dosen filsafat saya dulu, “duluan gerak”. Mengapa !, karena gerak adalah proses mengada, baik mengada dari tiada (al-wujudu min al-ma’dum, creatio ex nihilo) maupun mengada dari sesuatu yang sudah ada (al-wujudu min al-‘adam, creatio innihilo).
Ungkapan di atas cukuplah sebagai data betapa aktifitas bergerak perlu, karena ia merupakan proses pewujudan sesuatu. Mungkin relevan di sini teknik menghilangkan malas yang diajarkan orangtua dulu. Katanya: “daripada berbaring lebih baik duduk, daripada duduk lebih baik berdiri, daripada berdiri lebih baik berjalan, dan daripada berjalan tanpa tujuan, berjalanlah sambil bekerja”.
Dalam prjalanan kehidupan, tanpa keterlibatan kitapun sejarah akan berjalan sesuai rotasinya. Namun pertanyaannya, mengapa dalam perjalanan itu kita tidak mengambil peran, tentu peran konstruktif, bukan destruktif. Ini mendapat arahan dari Allah melalui firman-Nya pada surat at-Taubah/9: 105: “Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat perkerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (7 Nopember 2022).

  • Bagikan