Kewajiban Berhijab

Oleh Ade Eni Saputri

  • Bagikan
<strong>Kewajiban Berhijab</strong>

Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. “Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Mahapengampun, Mahapenyayang” (Al-Ahzab: 59)

Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai agent of change di muka bumi. Nabi sebagai rahmatul lil alamin suri tauladan bagi ummat manusia. Dari berbagai kisah pada zaman jahiliyah kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan pada masa itu. Orang jahiliyah suka berjudi, mabuk dan mempermaikan perempuan. Wanita pada masa jahiliyah dianggap rendah bagi kaum laki-laki. Pelacuran, penindasan bahkan pembuhuhan pada kaum perempuan.

Nabi Muhammad SAW hadir dan memberikan perubahan besar bagi ummat manusia. Walaupun pada awal mulanya Nabi mendapatkan banyak rintangan mulai dari ujaran kebencian, fitnah dan permusuhan tidak pernah menyurutkan semangat juang Nabi Muhammad SAW. Nabi selalu berdakwah walaupun pada awal mulanya dakwah yang disampaikan Nabi secara tersembunyi. Sampai berdakwah secara terang-terangan. Berdakwah di Makkah sampai ke Madinah. Tidak sebatas itu orang yang tidak menerima ajakan Nabi ada juga dari kalangan keluarga Nabi. Lantas apakah kita mau menyia-nyiakan perjuangan Nabi?

Saat sekarang kita telah menikmati bagaimana keistimewaan agama Islam. Agama yang diajarkan oleh Nabi SAW. sehingga dalam kehidupan kita memiliki pedoman dalam menjalankan aktivitas kita. Kehidupan yang sudah berpondasi menjadikan sebuah bangunan yang kokoh. Seruan untuk menjalankan perintah Allah menjadikan hidup lebih damai. Teruntuk wanita shaleha di dalam ajaran agama Islam hendaklah mengulurkan jilbabnya hingga tertutupi auratnya. Apakah sampai saat sekarang anjuran menutup aurat sudah dilaksanakan kaum Muslimah?

Muslimah di zaman modern malah mengikuti trend. Dari segi berpakain pada zaman sekarang sudah banyak yang menutupi kepala. Apakah hanya sebatas itu? Trend jilbab zaman sekarang yaitu seperti jilbab yang dililit di leher, transparan dan juga masih memperlihatkan lekukan tubuh. Dan jika Muslimah menggunakan pakaian yang longgar dan jilbab yang panjang tidak sedikit hujatan yang didapat. Hujatan tersebut berupa dikatakan gaya kuno, tidak tahu trand, sok alim dan seperti ibu-ibu. Sehingga Muslimah yang menggunakannya merasa terbebani mental atas hujatan yang dilontarkan.

Jika Muslimah tidak salah dalam memilih teman bergaul tentunya bukan hujatan yang iya dapat. Melainkan dukungan dan sama-sama belajar dalam memperbaiki diri. Berkumpul pada sebuah wadah yang satu frekuensi merupakan sebuah nikmat. Dimana kita mendapatkan tempat untuk saling berbagi baik susah ataupun senang. Allah SWT. akan menghadirkan orang-orang baik jika kita benar-benar ikhlas dalam berijrah. Bersyukurlah jika saat ini kita sudah menemukan tempatnya. Dan untuk kawan-kawan yang belum menemukannya coba buka diri dan perluas silaturahmi.

Pakaian merupakan cerminan diri, bagaimana cara seseorang berpakaian begitu jugalah cara dia berpikir. Hijab melindungi Muslimah dari berbagai gangguan. Dengan berhijab maka Muslimah akan lebih dikenali dan terjaga marwahnya. Laki-laki yang ingin mendekatinya juga akan lebih berhati-hati. Ketika Muslimah berhijab maka tidak sembarangan laki-laki yang akan mendekatinya. Kemanapun Muslimah berhijab pergi maka dia akan lebih disegani.

Lantas hijab seperti apa yang dibahas, yakni hijab yang mampu menutupi aurat perempuan. Hijab yang tidak transparan dan tidak memperlihatkan lekuk tubuhnya sehingga terjagalah dia dari fitnah. Bukan berarti Muslimah yang berhijab menandakan dia sudah baik. Namun dengan dia berhijab secara sempurna dia berharap Allah akan menuntun langkahnya. Lantas bersyukurlah wahai Muslimah jika kamu sudah mendapatkan lingkungan yang mendukung dalam berbuat kebaikan.

Ketika ada orang yang menegur kita dalam hal berpaikan sebaiknya kita berterimaksih. Kenapa?, karena dialah teman yang sejati. Dia berharap kita terhindar dari siksa api neraka. Dia menasehati kita agar kita sadar terhadap fitrah kitan sebagai muslimah. Sehingga kita bisa mengkah bersama mendekat kepada Allah. Berlomba-lomba dalam kebaikan dan mencegah dari pada yang mungkar. Karena pilar peradaban berada di tangan Muslimah. Muslimah sebagai madrasah pertama bagi generasi selanjutnya.

(Wali Asrama Pesantren Unggulan Terpadu “Darul Mursyid”/PDMTapanuli Selatan)

  • Bagikan