Makna Anomali Iman

  • Bagikan
<strong>Makna Anomali Iman</strong><strong></strong>

Oleh Murni

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah maka bergetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambahlah imannya dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal : 2)

Anomali dalam ilmu Fisika bermakna ketidakteraturan dalam pemuaian dan penyusutan  air ketika dipanaskan. Idealnya, zat yang dipanaskan akan terus memuai seiring kenaikan suhu. Namun pada air yang dipanaskan, terjadi penyusutan pada suhu 4 0C dan kembali memuai setelah  melewati suhu tersebut sampai mendidih.

Senada dengan hal itu, iman yang  merupakan faktor fundamental bagi muslim sebagai penentu kehidupan akhirnya kelak, juga mengalami pasang surut. Walaupun usia terus bertambah, namun iman tidak serta merta mengikuti pertambahan usia. Ada kalanya naik, namun tak jarang turun. Rasulullah SAW bersabda, “Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan la ilaha illallah.” (HR. Ibnu Hibban)

Fluktuasi iman dipengaruhi oleh banyak hal. Diantaranya, ketika seseorang mendekatkan diri dengan Rabb-nya maka imannya naik. Sebaliknya, ketika seseorang lengah dari kebaikan dan berbuat kemaksiatan maka imannya turun. Oleh karena itu, iman harus dijaga agar senantiasa dalam keadaan baik.

Menjaga iman, tidak semuda membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan ilmu dan kesabaran karena sesungguhnya keimanan kita akan diuji oleh Allah. “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “kami telah beriman” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut 2-3)

Konsekuensi dari iman seorang hamba kepada Allah adalah menjalankan perintah-Nya sesuai petunjuk Rasulullah dan menjauhi segala larangan-Nya. Tidak sekedar ucapan yang menyatakan seseorang beriman, namun lebih dari itu, wujud nyata perbuatan adalah seutama menjaga iman.

Berbagai perbuatan yang dapat dilakukan untuk menjaga iman diantaranya dengan mempelajari cabang-cabang iman. Dengan mempelajari cabang-cabang iman, seseorang lebih mudah mengontrol perbuatannya setiap saat. Yakni, apakah perbuatannya mengikuti jalur cabang tersebut atau keluar darinya. Dengan demikian, anomali iman sebagai bentuk ketidakteraturan iman dapat diminimalisir.

Adapun beberapa cabang keimanan yang dimaksud adalah; Pertama, menyingkirkan duri dari jalan. “Sungguh, aku telah melihat seorang laki-laki yang tengah menikmati kenikmatan di surga disebabkan ia memotong duri yang berada di tengah jalan, yang duri itu mengganggu kaum muslimin” ( HR. Bukhari ). Walaupun kecil, keberadaan duri di jalan sangat mengganggu pengguna jalan. Baik pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor dan kendaraan lainnya. Bagi pejalan kaki, duri di jalan dapat melukai kaki, sedangkan bagi pengendara, duri di jalan dapat merusak ban yang memungkinkan terjadi kecelakaan.

Duri di jalan tidak sebatas benda yang runcing dan tajam. Duri yang dimaksud juga adalah sesuatu yang benda yang menghalangi proses perjalanan di jalan. Misalnya batu, sampah juga termasuk jalan yang rusak yang dapat memungkinkan terjadi kecelakaan jika tidak disingkirkan dan diperbaiki. Dengan memahami pentingnya menjaga keselamatan saudara kita di jalan, maka anomali iman dapat diminimalisir dengan peningkatan iman. Bukankan surga adalah kenikmatan yang dijanjikan bagi orang yang menyingkirkan kesulitan di jalan?   

Kedua, kebersihan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu“. (HR Tirmizi). Anjuran menjaga kebersihan ini termasuk kebersihan diri, tempat tinggal dan lingkungan sekitar. Bukan tanpa alasan Allah memerintahkan kita untuk hidup bersih.

Berbagai manfaat diantaranya adalah terhindar dari berbagai penyakit. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan, menjaga kebersihan lingkungan, seperti tempat tinggal, sekolah dan rumah ibadah, masyarakat dapat menghindari penyakit demam berdarah dan hepatitis A, tetanus, kolera dan demam tifoid berpotensi muncul pada lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya. Terlebih saat ini musim penghujan yang rentan menjadikan tumbuh kembang bakteri maupun virus lebih cepat jika kebersihan tidak dijaga. Dengan bersih, seseorang akan sehat dan disukai Allah sehingga fluktuasi iman akan melaju ke atas.

Ketiga, malu. Rasulullah SAW bersabda, “Malu adalah sebagian dari iman” (HR.Muslim). Merupakan etika yang dituntut bagi seorang muslim ketika berbuat yang tidak sesuai syariat Islam. Tidak jarang saat ini manusia mempertontonkan kebobrokannya tanpa rasa malu. Katakan saja, berjudi online , main game saat bekerja, bersosial media yang tidak bermanfaat, melawan orang tua dan masih banyak lagi. Dengan memahami makna malu, seseorang cenderung untuk menyetir perbuatannya ke arah yang baik sehingga iman terjaga di jalan yang diridhoi Allah.

Keempat, berbuat baik kepada tetangga. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (Muttafaq ‘alaih). Berbuat baik kepada tetangga dapat berupa pemberian makanan, tenaga dan papan. Tidak hanya itu, memuliakan tetangga juga termasuk saling nasehat menasehati dalam kebaikan agar kelak dapat bersama-sama memasuki surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi.

Iman manusia itu akan senantiasa naik turun tergantung kepada amalnya  dalam ketaatan atau bermaksiat. Inilah yang disebut sebagai makna anomali iman. Maka hendaknya kita senantiasa mengupgrade (meningkatkan iman) kita dengan cara memperbanyak amal saleh dan menjauhi semua maksiat. Serta berlomba-lomba dalam ketakwaan. Firman Allah SWT, “Berlomba-lombalah dalam hal kebaikan dan ketakwaan dan jangan berlomba-lomba dalam hal dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2). Mudah-mudahan Allah selalu menunjuki dan memudahkan langkah kita untuk beramal saleh. Aamiin.

(Guru Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid/PDM, Tapanuli Selatan)

  • Bagikan