Manajemen Zikir Menurut Al-Quran Dan As-Sunnah

Oleh Drs M.Ridwan Hisda Aljangkawi, M.Pd. - Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Lhokseumawe.

  • Bagikan
<strong>Manajemen Zikir Menurut <em>Al-Quran Dan As-Sunnah</em></strong>

Dan berzikirlah (ingatlah) Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut dan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (QS. 7/Al-A’raf : 205)

Kata/kalimat zikir (Arab) berasal dari kata; zakara, yazkuru, zakiran, uzkur yang artinya; ucapan/ingatan, sedang berucap/sedang mengingat, prilaku berucap/prilaku mengingat, ucapkanlah/ingatlah. Menurut logat berzikir adalah mengucapkan/ mengingat kata-kata zikir, baik dengan ucapan maupun mengingat dalam hati. Menurut istilah berzikir adalah mengucapkan atau mengingat dalam hati tentang kata-kata zikir dengan maksud memuji dan memuja Allah SWT.

Kata-kata zikir terdiri dari kata; lailaha illallah (tahlil), artinya mengesakan Allah, Alhamdulillah (tahmid) artinya memuji Allah, suhanallah (tasbih) artinya Maha Suci Allah, allahu akbar (takbir) artinya Allah Maha Besar. Pada kenyataan dimasyarakat, sering kita dengar melakukan tahtim dan tahlil. Padahal kata tahtim tidak termasuk/bukan kata-kata zikir, itu hanya ucapan do’a dari seseorang yang meminta untuk dimatikan dalam keadaan husnul khatimah = kematian yang baik, bukan suul khatimah = kematian yang buruk, yang lafaznya; Allahumma tahtim ‘alaina bihusnil khatimah, wala tahtim ‘alaina bisuil khatimah yang artinya; ya Allah matikanlah kami dalam kematian yang baik, dan janganlah Engkau matikan kami dalam kematian yang buruk.

Rasulullah SAW bersabda; Afdhaluzzikri lailaha illallah = sebaik-baik zikir kata; lailaha illallah (Rawahu Muttafaqun Alaihi). Maksudnya di antara semua kalimat zikir yang paling baik adalah kalimah lailaha illallah. Sejalan dengan Al-Quran, Allah informasikan dalam ayat yang sudah umum dan sering dimulai oleh imam yang memimpin zikir yaitu; Fa’lam Annahu lailaha illallah = Ketahuilah olehmu sekalian, bahwa tiada Tuhan selaian Allah, yang sebenarnya Allah informasikan tentang keadaan diri-Nya, bukan untuk ucapan menjelang berzikir dengan kalimah lailaha illallah.

Dalam ayat yang lain, Allah katakan; Pada Penciptaan Langit dan Bumi, dan pada pergantian malam dan siang, menjadi tanda-tanda bagi orang-orang yang mau menggunakan akalnya. Yaitu orang-orang yang selalu berzikir sambil berdiri, sambil duduk, dan (juga) sambil berbaring (seraya berkata) Ya Tuhan-kami, tidaklah semua yang Engkau Ciptakan, sia-sia. Mahasuci Engkau, dan Lindungilah kami dari azab Neraka (QS. 3/Ali-Imran 190-191).

Dari ayat-ayat Al-Quran di atas dan dari Sabda Rasul Muhammad SAW, berzikir hukumnya wajib, karewna siapa saja yang sedikitpun berzikir atau mengingat Allah selama hidupnya, maka yang bersangkutan akan termasuk dalam golongan yang merugi, baik di dunia ini maupun di Akhirat kelak bahkan bisa terjatuh dalam golongan yang fasiq = bodoh sehinga akan terpuruk kehidupannya di Dunia ini karenqa kebodohannya, sedangkan di Akhirat nanti akan menjadi penghuni Neraka, seperti yang Allah ingatkan kita dalam Surah Ali-Imran; 190-191 di atas.

Tata Cara Berziikir

Berdasarkan Surah Al-A’raf; 7 sudah jelas Allah perintahkan bahwa berzikir baik ucapan ataupun zikir ingatan tetap dilakukan dalam hati dengan merendahkan diri serta tidak mengeraskan suara mulai dari pagi dan sampai petang. Tetapi pada kenyataannya di masyarakat, setelah shalat fardhu berjama’ah, imam shalat tersebut langsung memimpin zikir secara berjama’ah juga dan sekaligus menutup dengan doa secara berjamaah pula.

Mohon maaf kepada pembaca Waspada bahwa tidak kita temukan satu nashpun tentang zikir dan do’a berjama’ah, dimana landasannya mungkin, karena Rasul pernah memimpin do’a secara berjama’ah ketika shalat istishqa (shalat minta hujan) dimana Rasul mengangkat tinggi-tingginya sampai Nampak ketiaknya yang putih. (Rawahu Muttafaqun Alaihi).

Menurut kaedah ushul fiqih, pada ibadah wajib tidak boleh mengkiaskan kepada ibadah sunnah, shalat lima waktu hukumnya fardhu ain, sedangkan shlat istishqa hukumnya sunnah, mana bisa ditakwilkan atau dikiaskan kesana dalam hal do’a berjama’ah. Untuk itu bagi yang sudah biasa melakukan seperti itu, himbauan penulis hendaklah beristighfar memohonn ampun kepada Allah SWT, karena ketidak tahuannya selama ini, dan berjanji tidak lagi melakulan kekeliruan yang sama pada sektor ibadah yang lain, jika belum jelas petunjuk Allah dan contoh Rasul SAW.

Bezikir ada dua versi, pertama zikir dengan ucapan yaitu membaca dalam hati kata/kalimah lailaha illalah, Alhamdulillah, subhanallah, dan Allahu Akbar. Versi kedua mengingat Allah dalam hati dalam setiap aktivitas duniawi dan juga aktivitas ukhrawi. Contoh; seorang tukang pangkas, ketika dia memangkas pelanggannya, harus dia ingat bahwa Allah sedang mengawasinya, maka untuk itu dia harus benar-benar memenuhi permintaan pelanggannya, baik model, tipis atau tebal, dan sebagainya, barang kali itulah yang Allah maksudkan dengan zikir sambil berdiri seperti yang disampaikan Allah dalam surah Al-Imran 191 di atas.

Contoh kedua; seorang tukang jahit yang menjahit pakaian siap untuk pelanggan-pelanggannya dia harus ingat bahwa Allah memantau pekerjaannya, untuk itu ia harus memenuhi permintaan pelanggannya seperti Model, warna, ukuran, dan lain sabagainya, barangkali itulah yang Allah Maksud Zikir sambil duduk dalam surah Al- Imran 191.

Contoh ketiga, seorang montir mobil yang kerjanya memperbaiki semua mobil pelanggannya tentunya ia juga harus hati-hati dan jelimet sampai-sampai ia harus memasuki di bawah kolong bawah mobil untuk memeriksa apakah ada baut atau mur yang terlepas dan lain sebagainya. Itulah yang Allah maksudkan zikir sambil berbaring barangkali seperti yang dilangsir dalam surat Al-Imran 191 juga.

Manfaat Berdzikir

Orang yang selalu berdzikir baik secara ucapan maupun zikir hati insya Allah dianya dipellihara oleh Allah SWT sepanjang hidup di dunia ini dari kesehatannya, keluarganya, rezekinya tidak usah ragu atas perhatian Allah kepadanya dan di Akhirat kela insyaallah akan masuk surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.

Orang yang selalu berzikir kepada Allah SWT baik zikir ucapan maupun zikir hati akan selamanya mendapatkan pergaulan di masyarakat dengan pergaulan yang sangat harmonis, karena Allah selalu menjaganya.

Orang yang selalu berdzikir baik zikir ucapan maupun zikir hati, insya Allah akan memperoleh Khusnul khatimah suatu saat meninggal dunia.

Sebagai kesimpulan, penulis menghimbau agar pembaca Waspada hendaknya mulai sekarang berubalah tata cara berfikir sesuai dengan tuntunan Allah dan contoh Rasul SAW sehingga tidak terjebak dengan amal-amal yang tertolak disebabkan tidak sesuai dengan aturan Allah dan Rasulnya. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam bishawab.

  • Bagikan