Membangun Generasi Qur`ani

  • Bagikan
<strong>Membangun Generasi Qur`</strong><strong>a</strong><strong>ni</strong><strong></strong>

Oleh Husnil Walad, M.Pd

“Pendidikan moral yang diberikan oleh orangtua kepada anak-anaknya lebih baik baginya, ketimbang ia memberikan sedekah kepada orang-orang miskin sebesar satu sha’ setiap hari” (HR Al-Tirmidzi)

Manusia sebagai makhluk Allah swt telah diciptakan dengan sebaik-baiknya ciptaan. Tidak ada makhluk yang di dunia ini yang lebih sempurna penciptaannya daripada manusia. Di antara kelebihannya dibanding dengan makhluk Allah yang lain adalah dengan diberikannya akal atau pikiran yang sehingga mampu menyamai bahkan mengungguli makhluk-makhluk Allah yang lain.

Tanpa kita sadari bahwa kita setiap harinya dapat berpikir sebanyak 60.000 kali. Setiap pikiran memiliki energi listrik yang terpancar ke alam, energi listrik ini akan tercatat dalam catatan yang sangat rapi di sisi Allah swt. Setiap pikiran akan menjadi do’a, dan setiap do’a akan dikabulkan oleh Allah swt. Setiap pikiran menjadi perkataan, setiap perkataan menjadi perbuatan, setiap perbuatan menjadi kebiasaan, setiap kebiasaan akan menjadi karakter, dan karakter manusia akan menjadi takdirnya di dunia dan di akhirat.

Selain pikiran, Allah swt juga memberikan kepada manusia sesuatu yang sangat istimewa dan melebihi akal atau pikiran, yaitu HATI. Dengan kekuatan hati dapat menembus batas alam materialis menuju alam spiritualis, dapat melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh mata secara johir, dapat mengetahui hal-hal ghoib dan hal-hal yang sebelumnya belum pernah terpikirkan.

Hati memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan pikiran. Dalam buku Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu mengungkapkan bahwa medan elektromagnetik hati 5.000 kali lipat daripada otak. Dan hati memiliki 40.000 saraf neuron yang membuat hati seperti memiliki otak sendiri.

Nabi Muhammad SAW, juga pernah bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging yang jika dia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jika daging itu tidak baik maka tidak baiklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.”

Pikiran dan hati manusia akan terbentuk baik dan kuat jika ada elemen penting yang membentuknya. Elemen penting tersebut adalah PENDIDIKAN. Pendidikan akan menjadi guide ataupun pembimbing dalam mengawal perkembangan otak dan hati. Pendidikan dapat merubah seseorang dari kebodohan menjadi berpengetahuan, dapat merubah kehinaan menjadi mulia, dan Allah menjamin orang-orang yang berpendidikan (memiliki ilmu) akan mengangkatnya beberapa derajat. Allah SWT berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadalah: 11).

Menurut pandangan Islam, pendidikan anak tidak hanya di lingkungan sekolah, namun pendidikan dimulai dari rumah. Dimulai sejak dalam kandungan hingga ia tumbuh menjadi manusia dewasa. Karakter atau kebiasaan seseorang tidak juga dapat dibentuk dalam waktu cepat atau instan. Pendidikan membutuhkan proses dan waktu yang lama serta bertahap sehingga memiliki kepribadian baik atau akhlaqul karimah sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.

Tanggung jawab pendidikan sangat bergantung pada tiga faktor utama, yaitu lingkungan rumah tangga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi pendidikan anak.

Pendidikan harus diawali dengan pendidikan moral (akhlaq). Mengenai pendidikan moral Rasulullah SAW bersabda, “Para orang tua tidak akan mendapatkan apa-apa yang terbaik dari anaknya, kecuali akhlak yang baik.” (HR. Al-Tirmidzi dan Al-Hakim)..

Islam telah menuntun orangtua kepada jalan dan cara terbaik dalam mendidik anak. Bahkan Islam telah memberikan metode yang lengkap dan sempurna untuk meraih tujuan mulia tersebut. Jawaban yang cepat dan tepat dapat kita temukan ketika membaca teks-teks Al Quran dan As Sunnah Rasulullah SAW. Di antara hal-hal terpenting yang harus dilakukan oleh para orangtua adalah sebagai berikut:

Pertama, memelihara anak sejak kecil. Memelihara anak sejak kecil berarti harus menjaga semua jenis makanan dan minuman anak, merawat tubuh dan pakaiannya. Hal itu dilakukan agar anak memiliki akal yang sehat, tubuh yang kuat, dan indra yang peka.

Jika anak sudah mengkosumsi makanan yang haram, jangan berharap akan mendapatkan anak yang ber akhlaqul karimah. Bukankah pada hakekatnya, sesuatu yang jelek akan menghasilkan kejelekan, demikian pula tentunya dengan yang haram. Ia tidak akan membuahkan hasil kecuali yang jelek dan berbahaya.

Kedua, orangtua perlu membuat langkah antisipatif dan perencanaan yang jitu, serta metode yang tepat untuk mendidik anak-anak mereka. Mereka harus dibiasakan dengan hidup islami secara benar, dilatih dengan etika dan sopan santun, diajarkan tentang hukum-hukum syari’at, ditanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Ketiga, memperkenalkan hal-hal yang baik dan buruk. Para orangtua harus memperkenalkan kepada anak-anaknya tentang berbagai hal dan perilaku yang baik dan perilaku yang buruk. Mereka harus membangun akidah yang benar dalam diri anak. Mengajarkan tata cara beribadah, mendidik mereka dengan akhlak mulia. Ajarkanlah kepada anak-anak keteladanan dan keperwiraan Rasulullah saw agar mereka dapat menjadikannya suri teladan yang baik dalam semua segi kehidupan.

Keempat, melatih anak dalam beribadah. Orangtua harus membiasakan anak-anaknya dan melatihnya dalam mendirikan shalat secara kontinu. Latihlah mereka agar terbiasa melaksanakan puasa, memberikan infak, sedekah, berbuat baik kepada tetangga dan orang-orang fakir. Berilah contoh kepadanya agar mau membantu orang-orang yang lemah dan menghormati mereka yang lebih tua darinya. Ajarkanlah kepada mereka agar senantiasa mengharapkan keridhaan Allah dalam melakukan aktivitas apapun.

Kelima, menjalin hubungan kemasyarakatan. Orang tua harus mampu membimbing ank-anaknya agar dapat memilih teman yang baik dan sahabat yang dapat dipercaya. Apabila tidak diberikan arahan, mereka akan memilih teman dengan sesuka hatinya saja sesuai dengan seleranya sendiri. Teman sangat berpengaruh besar terhadap kepribadian anak, ia bisa mengajaknya menjadi baik atau justru sebaliknya.

Keenam, menghafal Al-Quran. Salah satu metode Islam dalam mendidik anak adalah melatih anak agar hafal Al-Quran sejak kecil. Sebab Al-Quran dapat meluruskan kepribadian dan moral anak, menjaga dan mengendalikan lisannya, mengukuhkan akidahnya, dan menjamin masa depannya. Rasulullah SAW bersabada, “Ajarkanlah anak Anda tiga hal: mencintai Nabi, mencintai keluarga Nabi, dan membaca Al-Quran. Sesungguhnya ahli Al-Quran itu akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat, hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah semata. Mereka akan bersama Nabi dan orang-orang pilihan yang dibersihkan” (HR Abu Nash ‘Abd Al-Karim Syairazi, Al-Dailami, dan Ibnu Najjar).

(Pendidik & Kepala Divisi SDM & Personalia Pesantren Darul Mursyid)

  • Bagikan