Misi Rasulullah SAW

Oleh Asep Safa’at Siregar, M.Pd

  • Bagikan
<strong>Misi Rasulullah SAW</strong><strong></strong>

“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana” (QS. Al-Jumu’ah (62): 2-3.

Di antara banyak tujuan diutusnya Rasulullah SAW, ada lima garis besar misi Rasulullah SAW diutus ke muka bumi, yakni: Pertama, rahmat bagi alam. Allah SWT berfirman: “Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam” (QS Al-Anbiya: 107). Allah SWT mengutus Rasulullah SAW agar mengeluarkan manusia dari gelap gulita kesyirikan, kejahilan dan kesesatan. Sehingga kesyirikan berubah menjadi tauhid, jahil (kebodohan) berubah menjadi berilmu, kesesatan berubah menjadi petunjuk, orang lalai berubah menjadi ingat, kehinaan menjadi kemuliaan, lumuran dosa menjadi ibadah. Sehingga cahaya iman dan islam sampai kepada umat-Nya.

Kedua, memberikan kabar gembira dan peringatan. Tujuan Nabi Muhammad SAW diutus ke muka bumi adalah sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Allah SWT berfirman: “Tidaklah Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan” (QS Al Furqan: 56). Maksudnya ajaran yang dibawakan oleh Rasulullah SAW terkandung kisah dan sebab-sebab manusia dirahmati Allah SWT, dan juga kisah dan sebab-sebab manusia di dimurkai Allah SWT.

Diutusnya Rasulullah SAW bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada seluruh manusia dapat mengetahui kabar gembira dan peringatan dari Allah SWT dan selamat sampai di sisiNya. Orang yang taat kepada Allah SWT bahagia di dunia dan di akhirat akan dimasukkan ke dalam surga. Sebaliknya, celakalah bagi mereka yang tidak taat kepada Allah di akhirat akan dimasukan kedalam siksa neraka. Allah SWT akan memberikan ketenteraman dan kebahagiaan dan perlindungan kepada mereka bagi mereka yang mengikuti petunjukNya.

Ketiga, menginginkan kebaikan pada umat manusia. Hal ini Allah SWT: “Sungguh telah datang pada kalian seorang Rasul dari kaum kalian, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (kebaikan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin” (QS. At-Taubah ayat 128). Diutusnya Rasulullah SAW dengan segala ajaran yang disampaikannya lewat petunjuk Allah SWT tentu tujuannya adalah untuk kebaikan manusia. Sebab itu semua diajarkanlah amal ibadah yang membawa keselamatan dan ddiberikan informasi tentang perbuatan yang membawa kita pada kesesatan atau keburukan. SUngguh semua ajaran Rasulullah SAW bukanlah kepentingan pribadi Rasulullah SAW sendiri, tapi kepentingan dan kebaikan umat manusia.

Keempat, menyempurnakan akhlak. Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya pada bab musnad Abi Hurairah yang berbunyi: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” Nabi Muhammad SAW diutus di tengah-tengah masyarakat pada jaman jahiliyah. Saat itu, akhlak dan prilaku masyarakat sangat biadab, penuh dengan penyembahan pada berhala, pengagungan manusia atas manusia lainnya, perbudakan, penuh dengan pertikaian dan penguasa yang menindas. Maka kedatangan Rasulullah SAW merubah semua bentuk kebodohan, kesesatan dan segala ketidakbikan menuju peradaban yang disinasri dengan Iman dan Islam.

Kelima, berlaku adil dan kebajikan. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (QS. An-Nahl ayat 90). Manusia adalah makhluk sosial, di mana mereka tidak bisa hidup tanpa perilaku sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Ketika berinteraksi, ada resiko perpecahan yang bisa muncul akibat tidak adanya keadilan. Oleh karena itu, kita harus memupuk rasa adil dan melakukannya ketika berinteraksi agar keharmonisan tetap terjaga. Apalagi sebagai pemimpin, sikap adil sangat dibutuhkan sehingga timnya tidak mengalami perpecahan. Perpecahan biasanya timbul karena kontroversi, dan kontroversi sendiri hadir salah satunya karena ketidakadilan.

Kecemburuan sosial biasanya terjadi karena ada lapisan masyarakat yang mendapatkan hak yang tidak seharusnya. Inilah alasan mengapa seorang pemimpin harus mempraktekkan keadilan dalam kehidupan mereka. Pemimpin yang adil akan memperhatikan hak dan kewajiban masyarakatnya, sesuai dengan kondisi mereka masing-masing. Apabila hak dan kewajiban dipenuhi secara adil, kecemburuan sosial pun berkurang sehingga tidak memicu konflik yang lebih jauh. Kehidupan bermasyarakat pun menjadi lebih harmonis dan tertata. Sebagian besar konflik yang terjadi dimasayarakat kita adalah karena persoalan keadilan. Oleh karena itu, diutusnya Rasulullah SAW agar manusia benar-benar menegakkan keadilan. Dengan keadilanlah, manusia merasakan kedamaian, keamanan dan perlindungan. Wallahu a’lam.

(Guru Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid/PDM, Tapanuli Selatan)

  • Bagikan