Peluang Masuk Surga

  • Bagikan
Peluang Masuk Surga
Ilustrasi tangkapan layar

Oleh: Nursawalina Harahap

“Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh mereka akan kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi di dalam Surga” (QS. Al-Ankabut : 58)

Dalam matematika, peluang merupakan ilmu yang sering digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian dari suatu peristiwa yang belum terjadi. Misalnya pada percobaan pelambungan sebuah koin, akan ada ruang sampel dan titik sampel. Ruang sampelnya adalah himpunan sisi yang mungkin muncul dari koin tersebut (angka atau gambar) dan titik sampel adalah sisi koin yang muncul sebagai hasil dari pelambungan.

Dalam kehidupan seorang muslim, segala apa yang akan dijalani juga merupakan sebuah peluang, memiliki tujuan, yakni Surga atau Neraka. Dalam hal ini, ruang sampelnya mencakup Surga atau Neraka, sedangkan titik sampelnya akan diketahui di Akhirat kelak, akankah masuk Surga atau malah berujung ke Neraka.

Sebagaimana sering kita mendengar bahwa hidup adalah pilihan. Namun bukan hasil yang dipilih, jalan menuju hasil itulah yang dipilih. Layaknya seperti percobaan pelambungan sebuah koin yang dimaksud tadi, saat menginginkan sisi pilihan yang akan muncul (angka atau gambar), maka dapat di atur teknik pelambungan agar hasil sesuai harapan, namun fakta mengenai hasil yang diperoleh dapat dilihat setelah pelambungan itu selesai.

Tak lain dengan kehidupan, jika menginginkan titik sampelnya adalah Surga, maka harus memilih jalan yang benar yang menuju Surga tersebut, melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Tapi ingat satu hal, kita hanya dapat menentukan jalan, namun hasil tetap kita serahkan kepada Allah SWT.

Allah SWT Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya. Yang diinginkan belum tentu yang dibutuhkan, dan yang dibutuhkan bisa jadi tidak diinginkan. Sebab itulah manusia boleh berencana, namun rencana Allah lah yang lebih indah. Tetaplah selalu meminta kepada Allah, iringi usaha dengan doa. Sebagaimana firman Allah “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina,” (QS Al-Mukmin: 60)

Sudah selayaknya seorang hamba memprioritaskan Surga daripada Neraka. Dalam bulan Ramadan yang suci ini, rangkullah segala kebaikan, karena kebaikan yang kita lakukan akan berlipat-lipat ganda. Dan melangkahlah di jalan yang benar yang mencerminkan seorang pendamba Surga. Bagaimanakah seorang pendamba Surga itu? Pertama, selalu mengingat Allah SWT. Kita melaksanakan salat wajib 5 waktu dalam sehari semalam, dan dalam pelaksanaan shalat itu kita mengingat Allah SWT.

Namun, mengingat Allah tidak hanya sebatas dalam shalat saja, disetiap detik, setiap langkah harus ada Allah dalam hati. Selalu megingat Allah dengan berzikir dan menyebut nama-Nya. Karena dzikir adalah ibadah yang paling mudah dilakukan, boleh dalam keadaan duduk, berdiri, berbaring. Iringi setiap hembusan nafas kita dengan dzikir kepada Allah niscaya Allah akan selalu mengingat kita juga. Iringi rasa lapar dan haus kita dalam menjalankan puasa Ramadhan ini dengan segala ibadah, serta hati yang selalu berdzikir kepada Allah SWT.

Kedua, mengerjakan shalat. Shalat adalah ibadah pertama yang akan dihisab di hari akhir kelak, sebab shalat adalah tiang agama. Maka selalulah menjaga shalat semasa hidup di dunia, kelak shalat itulah yang menyelamatkan kita dari panasnya percikan api Neraka. “Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk”(HR. Ath-Thabrani). Untuk itu, bulan Ramadan ini adalah saat yang tepat untuk kita memperbaiki diri dan berlatih untuk menjaga shalat kita, baik itu shalat wajib lima waktu, dhuha, taraweh, juga jangan tinggalkan shalat malam.

Ketiga, orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Harta yang diberikan Allah adalah titipan yang nantinya akan memberikan kesaksian apakah ia dipergunakan di jalan yang benar. Ketika diberi rezeki yang berkah, jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Yang Maha Pemberi, kemudian infakkan di jalan Allah SWT, niscaya rezeki yang berkah akan semakin dilimpahkan Allah. Bulan Ramadan ini juga adalah wadah kita untuk bersedekah sebanyak-banyaknya, sebab bersedekah dan berbagi rezeki kepada sesama yang berpuasa amatlah besar pahalanya. Yang insya Allah akan menambah keberkahan rezeki kita juga.

Keempat, menahan amarah. Marah adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain dibenci Allah, marah juga hanya akan mendatangkan berbagai penyakit. Sebisa mungkin tahanlah amarahmu, atau lebih baik diam. “Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga” (HR. Ath-Thabrani)

Kelima, memaafkan orang lain. Manusia tidak pernah luput dari salah, sebab kesempurnaan hanyalah milik Allah. Selain menjaga hablumminallah, juga perlu menjaga hablumminannas. Tentunya dalam interaksi dengan sesama banyak hal yang mungkin salah atau tidak sesuai dengan keinginan kita, baik yang disengaja maupun tidak. Tetapi sebagai Muslim haruslah memaafkan kesalahan orang lain, sebab Allah sayang kepada orang-orang yang pemaaf.

Dengan demikian, layaknya sebuah koin yang memiliki dua sisi (angka atau gambar), kehidupan manusia juga punya tujuan (Surga atau Neraka). Manusia yang memanfaatkan peluang di jalan yang benar, maka akan ditunjuki Allah jalan menuju Surga-Nya. Sebaliknya jika memanfaatkan peluang dijalan yang salah, maka Nerakalah tempatnya.

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Segala aktivitas positif yang kita lakukan merupakan ibadah. Jangan sia-siakan kesempatan ini untuk menabung pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal kita diperjalanan menuju Jannah-Nya. Semoga Allah SWT selalu menuntun kita kejalan yang benar dan selalu memberikan keberkahan-Nya di setiap langkah kita. Amin.

(Guru Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid/PDM Tapanuli Selatan)

  • Bagikan