Syafaat Al-Qur’an

  • Bagikan
Syafaat Al-Qur'an

Oleh Alexander Zulkarnaen

“Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat bagi seorang hamba di hari Kiamat. Puasa berkata, Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata, Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafaat” (HR. Ahmad)

Betapa berharapnya kita akan syafaat di hari kiamat kelak. Hari dimana semua manusia, sejak nabi Adam as sampai manusia terakhir di alam ini dikumpulkan di Padang Mahsyar. Hari dimana segala perilaku ketika di dunia akan dipertanggungjawabkan. Hari dimana semua mata tertunduk malu melihat tayangan dosa yang pernah dilakukan semasa hidup. Hari dimana semua kita berdiri gemetar di hadapan pengadilan yang Maha Benar.

Tidak ada yang mampu menolong kecuali dengan syafaat dengan izin Allah SWT. Dan salah satu syafaat yang sangat kita dambakan adalah syafaat Al-Qur’an. Karena ternyata berbeda antara syafaat Al-Qur’an dengan syafaat lainnya.

Syekh Abdul Fattah Al-Qadi menjelaskan bahwa syafaat Al-Qur’an mencegah seseorang jatuh dalam kobaran api neraka, sedangkan syafaat yang lain mengangkat dan menyelamatkan seseorang dari dalam api neraka.

Artinya seorang yang mendapatkan syafaat Al-Qur’an, ia akan tercegah dan tidak sampai merasakan keganasan api neraka meskipun ia telah ditetapkan sebelumnya sebagai penghuni neraka. Sementara orang yang mendapatkan syafaat selain Al-Qur’an, maka ia diangkat dari dalam neraka setelah merasakan kengerian panasnya Annar (api neraka). 

Pertanyaannya, bagaimana caranya agar kita mendapat syafaat Al-Qur’an di hari kiamat kelak? Salah satu caranya adalah apa yang pernah disabdakan Nabi Muhammad SAW, “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya” (HR. Muslim). Lalu pertanyaan selanjutnya yang lebih penting adalah membaca yang bagaimana agar memperoleh syafaat Al-Qur’an.

Nabi kemudian membuka rahasia dan bersabda: “Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat bagi seorang hamba di hari Kiamat. Puasa berkata, Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata, Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafaat” (HR. Ahmad).

Inilah rahasia membaca Al-Qur’an dengan penuh pengorbanan. Mengorbankan rasa kantuk dan waktu tidur untuk membaca kalamullah ini adalah cara agar memperoleh syafaat Al-Qur’an di hari kiamat.

Para salafushshalih, generasi terbaik ummat ini telah memberikan teladan terbaik dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, terutama membacanya. Mari kita buka lembaran-lembaran sirahnya. Dalam kitab Siyar A’lam Annubala disebutkan seorang ulama yang bernama Al Aswad bin Yazid ra, seorang ulama besar Tabiin, mampu mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan setiap dua malam. Dari Ibrahim An-Nakha’i, ia berkata, “Al Aswad biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan setiap dua malam.” Dan ternyata waktu istirahat beliau untuk tidur hanya antara Maghrib dan Isya.

Dalam kitab yang sama juga disebutkan seorang Ulama di kalangan Tabiin juga yang bernama Qatadah bin Da’amah, mampu mengkhatamkan Al-Qur’an setiap tiga hari di bulan Ramadhan. Salam bin Abu Muthi’ pernah mengatakan tentang semangat Qatadah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, “Qatadah biasanya mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari. Namun jika datang bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya setiap tiga hari. Bahkan ketika datang sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya setiap malam.”

Imam Syafii ra juga terbiasa mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak enam puluh kali selama Ramadhan. Artinya setiap hari beliau mampu mengkhatamkannya dua kali. Ar-Rabi’ bin Sulaiman, salah seorang muridnya menyebutkannya, “Imam Syafi’i biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali, dan itu dilakukannya di dalam shalat.”

Cukuplah mereka menjadi inspirasi kita untuk memacu dan memicu semangat untuk memperbanyak tilawatilquran. Kalaupun belum sanggup seperti mereka, jangan sampai dalam sebulan kita tak mampu mengkhatamkan Al-Qur’an. Nabi pernah mengingatkannya, Dari ‘Abdullah bin ‘Amr ra ia berkata, “Wahai Rasulullah dalam berapa hari aku boleh mengkhatamkan Al-Qur’an? Beliau menjawab, “Dalam satu bulan.”…(HR. Abu Daud). Allahu Musta’an.

(Guru PAI SMAN 2 Medan Ketua Deputi Humas Ikadi Sumut, Wakil Ketua Majelis Dakwah PW Al Washliyah Sumut, Pengurus IPQOH/Ikatan Persaudaraan Qori-qoriah dan Hafiz-hafizah Sumut)

  • Bagikan