Tafakur Tentang Al Rasikhuna Fi Al ‘Ilmi

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

  • Bagikan
Tafakur Tentang Al Rasikhuna Fi Al 'Ilmi

Islam sebagai sebuah agama yang rahmatan lil ‘alamin, memiliki konsep ajaran yang menekankan tentang pentingnya ilmu dan pentingnya orang-orang yang mendalam ilmunya (Ali Imran ayat 7).

Di dalam ajaran Islam, ilmu dan orang-orang yang mendalam ilmunya, mendapatkan tempat yang sangat strategis dan diberi derajat tinggi (Al Mujadalah, ayat 11). Orang-orang beriman dan mendalam ilmunya itulah, yang oleh Allah disebut berkemampuan memahami ayat-ayat mutasyabihat dan tingkatan mereka bukan lagi ‘alim (berilmu), tetapi ‘allamah (yang lebih berilmu).

Jika ‘allamah (yang lebih berilmu) itu, dilengkapi dengan pengalaman keagamaan secara eksoteris dan esoteris, dan telah berkemampuan mencermati serta menganalisis noumena dan fenomena, kemudian dihiasi oleh akhlaq dan budi pekerti yang terpuji, maka akan menjadi hamba-Nya yang al rasikhuna fi al ‘ilmi (orang yang mendalam ilmunya).

Untuk dapat menjadi al rasikhuna fi al ‘ilmi, seorang hamba bukan hanya harus berwawasan luas dan mendalam, tetapi juga harus cukup memiliki pengalaman batin keagamaan yang signifikan, dan kemuliaan akhlaq. Al rasikhuna fi al ‘ilmi, bukan hanya ilmunya yang dibutuhkan, tetapi juga ketauladanannya di dalam realita kehidupan harus terlihat dengan jelas.

Al rasikhuna fi al ‘ilmi, bukanlah terlahir secara instan, melainkan melalui proses yang panjang, dimulai dari kegemaran kepada ilmu, integritas terhadap ilmu, sampai minat membaca terhadap berbagai macam buku dan sumber data lainnya.

Konsep al rasikhuna fi al ‘ilmi, yang diajarkan Islam, dapat menjadi jawaban untuk membendung arus tradisi buruk the death of expertise (matinya kepakaran) atau tidak berharganya orang orang yang berilmu, dikarenakan munculnya orang orang bodoh yang bergaya pintar.

Orang orang yang bergaya pintar tersebut, tampil hanya dengan modal kulit ilmu, berpenampilan seolah olah menguasai subtantifnya, padahal hanya sekedar olah kata, nir akurasi, tuna data dan miskin aktualita.

Semua fenomena itu, telah diungkapkan oleh Tom Nichols, seorang sosiolog US Naval College, di dalam bukunya The Death of Expertise setebal 316 halaman.

Al rasikhuna fi al ‘ilmi, mampu menjadi senjata ampuh, untuk melumpuhkan semua strategi pencitraan ilmu, dengan gaya mercusuar yang bisa saja terjadi di dalam dunia ilmu dan akademik. Dengan konsep al rasikhuna fi al ‘ilmi yang ditawarkan Islam, tidak ada lagi retorika ilmu, yang ada adalah ilmu retorika.

Tidak ada lagi pura pura pintar, pura pura maju dan pura pura yang lain, padahal subtantifnya hanya pseudo atau kepalsuan yang dibalut dan diolah sedemikian rupa. Dengan al rasikhuna fi al ‘ilmi, maka Dunning and Kruger effect, tidak terjadi. Karena Dunning and Kruger Effect, adalah potret realitas pepesan kosong, yang sering dibahasakan oleh leluhur kita dengan ungkapan, “Tong kosong, nyaring bunyinya.”

Al rasikhuna fi al ‘ilmi, juga berfungsi sebagai protektor terhadap kebiasaan buruk copy paste tanpa penyertaan referensi yang dikutip. Al rasikhuna fi al ‘ilmi, dapat pula berfungsi sebagai obat penyembuh, bagi penyakit kebiasaan membeo, yaitu kebiasaan ikut-ikutan, agar dianggap maju, tanpa didahului oleh upaya telaah keilmuan dan akademik yang akurat, sebagaimana mestinya.

Kita harus terus iqra’ atau membaca (al ‘Alaq, ayat 1) dan utlu atau menelaah (al Ankabut, ayat 45). Bagi para pecinta ilmu dan berkeinginan kuat untuk bisa maksimal mengembangkan ilmu dan kelembagaan ilmunya, seyogyanya diharuskan memahami benar tentang analisis teori Inward Looking dan Outward Looking, yang mampu membuat semua langkah kebijakan keilmuan menjadi terukur dan teratasi.

Dengan kesadaran yang in-depth, akhirnya semua langkah dalam dunia ilmu, kita kembalikan kepada tuntunan Allah Swt di Dalam Alqur’an, Surat Al Baqarah, ayat 32, “Qaalu Subhaanaka Laa ‘Ilma Lanaa Illaa Ma ‘Alamtanaa Innaka Antal ‘Aliimul Hakim.” Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

  • Bagikan