Teropong Diri

Oleh Arifulhak Atjeh

  • Bagikan
<strong>Teropong Diri</strong>

“Wahai orang-orang yang beriman ! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya  untuk hari esok (Akhirat).Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr: 18)

Pergantian tahun baru masehi selalu dirayakan dengan berbagai kemeriahan mulai dari membunyikan terompet, petasan, pesta kembang api, menyaksikan dentuman meriam, panggung hiburan/ seni budaya hingga saling mengucapkan Selamat Tahun Baru pada detik- detik pergantian malam tahun baru yaitu pukul (00.00 wib).

Karena pergantian tahu baru ini bersamaan dengan libur nasional, maka banyak yang memanfaatkannya dengan berbagai cara mulai dari mudik untuk berkumpul dengan sanak keluarga. Tidak hanya itu, dalam bidang keagamaan tahun baru dijadikan sebagai sarana berdakwah yang dilakukan oleh umat Islam seperti melakukan berbagai ritual keagamaan seperti: penyelenggaraan Tablig Akbar dan juga dzikir bersama.

Sedangkan bagi umat Nasrani pelaksanaan tahun baru lebih dikenal dengan perayaan Natal yakni peristiwa kelahiran Jesus yang diperingati pada salah satu di bulan Desember sampai dengan bulan Januari. dan merekan akan melakukan Do’a / Bakti bersama di Gereja atau Langgar yang merupakan kewajiban bagi mereka umat nasrani.

Dan yang tidak ketinggalan yakni pawai bersama dengan menggunakan kendaraan baik sepeda motor maupun mobil untuk konvoi di jalan raya. Tidak seperti malam-malam biasanya pada malam tahun baru masehi akan terlihat berbeda akan banyak terdapat orang-orang yang akan datang berkumpul untuk merayakannya. Tidak hanya itu dalam menyambut malam tahun baru banyak dilakukan diberbagai tempat.

Keadaan ini berlangsung bertahun-tahun meskipun ada himbauan dari otoritas setempat atau pemuka-pemuka masyarakat. Bahkan pentolan agama pun nimbrung mengeluarkan “peringatan”. Ada yang mengerti, dan masih banyak yang tak peduli. Di balik kemeriahan malam tahun baru tersebut, adakah yang mencoba merenung,”Adakah manfaat yang diperoleh dari kebiasaan yang dilakukan pada malam tahun baru tersebut ?”

Berbicara fakta maka ditemukan bahwa selama kemeriahan malam tahun baru ternyata sejumlah  peristiwa  menyedihkan haruslah diwaspadai dan patut menjadi perhatian kita semua. Sebab jika hal ini dibiarkan maka akan menimbulkan pengaruh  yang merugikan pada masa yang akan datang.

Menurut data kepolisian bahwa  bahwa pada malam pergantian tahun terdapat 218 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Wow…ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Bila dihimpun dalam satu tahun malah lebih mencengangkan ! Ada kurang lebih 30.000 orang meninggal dunia ! Ya, meninggal sia-sia.

Sebagai perbandingannya, di luar negeri (USA), mengemudi dalam keadaan mabuk menyebabkan kematian 10.000 orang setiap tahunnya. Dan musim liburan seperti libur tahun baru ini adalah saat yang paling berbahaya untuk berada di jalan raya. Selama liburan, kemungkinan orang meninggal dalam keadaan mabuk dan berkendara meningkat 2-3 kali lipat. Selain itu juga tercatat ada 11.000 orang yang mengalami luka bakar.

Sedangkan di China, menurut data yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 20.000 warga China tewas akibat kecelakaan lalu lintas pada saat Imlek (tahun baru) setiap tahunnya.

Sebagai warga Indonesia yang cinta tanah air dan sekaligus yang beriman kepada Allah Subhanahuwata’ala hendaklah membaca Surat Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi,”Wahai orang-orang yang beriman ! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya  untuk hari esok (Akhirat). Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.

Ayat ini cukup jelas sebagai pengingat untuk melakukan evaluasi (mengitung) diri dengan melihat apa yang telah kita perbuat pada masa lalu dan mempersiapkan masa depan agar lebih baik hari ini, sehingga hidup kita tidak mati sia-sia adanya.

Barang siapa yang pandai dan menghitung dirinya, maka ia akan termasuk golongan orang yang cerdas dan sukses. Maka di pergantian tahun baru kita mengisinya dengan kegiatan yang bermanfaat.Malam akhir tahun diisi dengan ketenangan untuk merenungkan tingkah laku yang kita lakukan sepanjang tahun 2022 ,mana tindakan yang perlu ditinggalkan dan mana yang perlu ditingkatkan. Selain itu, mari kita coba rancang hal-hal yang ingin dicapai  kedepannya.

Pergantian tahun baru 2023 adalah menandakan bertambahnya umur seseorang. Dengan demikian, kematangan berpikir dan empati sosial akan semakin baik hendaknya. Janganlah momen kemeriahan yang seharusnya dinikmati berubah menjadi kesedihan dan berakhir di sudut-sudut ruang rumah sakit akibat kelalaian sesaat; ugal-ugalan di jalan, mabuk-mabukan, pesta narkoba, bahkan melakukan perbuatan amoral lainnya. Semoga !

(Dosen FKIP UMSU MedanGuru SMKN 1 Pancur Batu Deliserdang, Doctorate Program in LTBI Unimed, Wakil Ketua PDM Deliserdang)

  • Bagikan