Wanita Sekelas Surga

Oleh Tantomi Simamora

  • Bagikan
<strong>Wanita Sekelas Surga</strong><strong></strong>

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari Kiamat termasuk orang-orang merugi” (QS. Al-Maidah: 5)

Wanita adalah maha karya istimewa karena memiliki keseimbangan dan kesabaran dalam menjalani kehidupannya. Belaiannya bisa membawa kehidupan lebih berwarna, energi yang cukup dahsyat bisa membuat para pria lebih bertenaga dan serasa di surga. Fisiknya memang tidak sekuat pria, tapi dengan kelembutan yang ia miliki bisa topang kehidupan keluarga menuju mawaddah, sakinah wa rahmah.

Karena itu, pria yang cerdas tidak akan menyia-nyiakan wanita sekelas Surga; wanita yang memiliki kepribadian yang baik dan sederhana. Kehormatannya sangat terjaga sehingga para lelaki tidak sembarangan untuk mendekatinya. Setiap ucapannya adalah zikir dan selalu baca Al-qur’an. Perhiasan mereka adalah air whudu’ yg selalu mengalir di wajahnya. Itulah keistimewaan wanita muslimah yang sangat mulia. Mereka tidak pernah menantikan kata “its for you” atau “I Love you” dari para lelaki, tetapi penantian yang sangat didambakan mereka adalah “nikahi aku karena Allah Swt”.

Wanita sekelas surga tentunya dambaan dari setiap pria yang cerdas dan beriman. Meski harus dengan perjuangan yang berat, ia tidak akan pernah putus ada untuk mendapatkannya. Karena wanita sekelas surga tentunya akan menjaga dirinya dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Wanita sekelas surga tidak akan pernah mengotori kewanitaannya dengan perbuatan-perbuatan yang berujung kepada dosa.

Memang wanita sesuai kodratnya pasti merindukan pendamping untuk melindunginya, namun bukan berarti para lelaki sembarangan untuk menggauli para wanita muslimah. Dalam agama Islam, sudah ada aturan bagaimana cara kaum Adam dan Hawa berkenalan sampai kepada jenjang pernikahan. Yang jelas,  dalam ajaran Islam tidak ada sistem pacaran sebelum pernikahan. Suka dan cinta adalah normal, bahkan bisa juga sebagai anugrah ketika kita bisa mengambil peran sebagai muslim sejati untuk mengisinya dengan nilai-nilai Islami. Dengan menjalin hubungan yang menyesuaikan dengan nilai-nilai Islam, maka akan terwujud sebuah kehidupan yang mawaddah, sakinah warahmah.

Bagi kaum Adam sejatinya bisa menghargai perjuangan para wanita muslimah untuk menjaga kehormatannya. Bukan mereka tanpa perjuangan yang berat, dalam mempertahankan kehormatannya pasti menemukan berbagai ujian yang tidak mudah. Godaan, bulliyan dan lain sebagainya pasti terus mengintai perjuangan menjadi wanita muslimah. Ia selalu berdo’a kepada Allah Swt agar segera diberi pasangan yang mengerti agama dan dirinya. Ketika mereka berhasil menjadi wanita muslimah yang sesungguhnya, maka merekalah sebenarnya istri solehah yang akan selalu memberikan kenyamanan dalam setiap kehidupan keluarga.

Mereka bukan tidak punya rasa dan cinta, justru cinta para wanita muslimah lebih terjaga dan setia. Namun bagi mereka jangan sampai rasa dan cinta itu bisa menjadi titian menuju neraka. Cinta memang selalu membawa manusia terlena karena dinina’boboin oleh perasaan yang berbunga-bunga sehingga sulit membedakan antara cinta dan hawa nafsu. Pada level inilah kita sering lupa dengan cinta yang hakiki karena serasa semua indah tanpa dosa. Padahal pada  level ini sebenarnya kita telah terperangkap dalam jebakan setan yang akan menjerumuskan hubungan kepada jalan yang salah dan penuh kesesatan.

Wanita sekelas Surga tidak akan pernah putus asa dalam penantian, sebab bagi mereka menunggu adalah ibadah yang harus dilakukan dengan ikhlas. Mereka meyakini jika sebuah penantian diiringi dengan niat yang ikhlas dan penuh harapan kepada Allah Swt, maka Allah Swt juga akan memberikan pasangan yang terbaik dalam hidupnya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (Surga)” (QS. An-Nur: 26).

Satu hal lagi yang perlu kita pahami adalah tidak ada cinta yang suci kecuali mencintai karena Allah Swt. Wanita muslimah tidak akan pernah menerima cinta dari kaum Adam tanpa adanya ikatan yang sesuai dengan aturan Islam. Jika ada kaum Adam yang menyatakan cinta kepada wanita muslimah (bermaksud pacaran) tanpa adanya ikatan, maka ia sebenarnya sudah mengotori cinta suci itu sendiri.

Wanita sekelas surga bagi suaminya bukan sekedar pasangan hidup, tapi bisa menjadi makmu yang baik sekaligus pemberi motivasi untuk meningkatkan ibadah kepada Allah Swt. Maka untuk para lelaki yang sedang mencari pasangan hidup, selain karena kecantikan, keturunan dan harta, utamakan dalam memilih wanita muslimah sebagai pasangan karena agamanya. Harta bisa berkurang dan bahkan hilang, kedudukan bisa saja menurun, apalagi kecantikan yang hanya sekulit bawang, pasti akan mudah sekali memudar bahkan bisa hilang dalam sekejap. Sedangkan kalau kita memilih pasangan karena agamanya (keislamannya) maka dengan sendirinya akan terpenuhi semua.

Rasulullah SAW bersabda: “Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi” (HR. Bukhari-Muslim). Jika kita memilih pasangan karena agamanya (keislamannya), maka selamanya akan hidup bahagia di dunia maupun di akhirat, sebab agama akan terus membawa cinta yang hakiki bukan cinta yang semu.

(Guru Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid/PDM Kab. Tapanuli Selatan)

  • Bagikan