Kepedulian Dan Tanggungjawab Pertamina ‘Perangi’ Stunting

  • Bagikan
Wakil Bupati Deliserdang, Ali Yusuf Siregar, Manager CSR PT Pertamina (Persero) Dian Hapsari, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN, Ahmad Taufik, Dandim 0204 Deliserdang Letkol Yoga Febrianto dan lainnya foto bersama penerima manfaat bedah rumah dan intervensi gizi spesifik, di Lingkungan I, Kelurahan Paluh Kemiri, Lubukpakam, Kab. Deliserdang, Kamis (10/11). - waspada/sugiarto
Wakil Bupati Deliserdang, Ali Yusuf Siregar, Manager CSR PT Pertamina (Persero) Dian Hapsari, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN, Ahmad Taufik, Dandim 0204 Deliserdang Letkol Yoga Febrianto dan lainnya foto bersama penerima manfaat bedah rumah dan intervensi gizi spesifik, di Lingkungan I, Kelurahan Paluh Kemiri, Lubukpakam, Kab. Deliserdang, Kamis (10/11). - waspada/sugiarto

LUBUKPAKAM (Waspada): Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak 24,4% pada 2021. Artinya, hampir seperempat balita atau 1 dari 4 anak balita yang dilahirkan di dalam negeri mengalami stunting pada tahun lalu.

Kepedulian dan tanggungjawab PT Pertamina (Persero) pun terpanggil untuk turut serta mengatasi permasalahan tersebut. Apalagi percepatan penurunan kasus stunting dan gizi buruk merupakan salah satu program yang diutamakan Pertamina sebagai bentuk dukungan kepada program pemerintah dalam rangka pencapaian implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) tentang peningkatan kualitas kesehatan keluarga.

Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggungjawab Sosial Lingkungan (TJSL), PT Pertamina (Persero) bekerjasama dengan Kodam I/BB dan Kodim 0204/DS menyatakan ‘perang’ terhadap stunting lewat peresmian bedah rumah tidak layak huni dan intervensi gizi spesifik yang dipusatkan di Lingkungan I, Kelurahan Paluh Kemiri, Lubukpakam, Deliserdang, Kamis (10/11).

Manager CSR PT Pertamina (Persero) Dian Hapsari mengatakan, Pertamina sebagai perusahaan BUMN Bidang Energi, tidak hanya berkewajiban menyediakan energi di seluruh wilayah Indonesia, namun juga bertanggungjawab terhadap program-program pemberdayaan masyarakat yang menjadi prioritas Pertamina pada empat bidang, yakni pendidikan, ekonomi, pemberdayaan dan kesehatan.

“Di bidang kesehatan yang sedang kami lakukan bekerjasama dengan BKKBN, Kodam dan Kodim sebagai pelaksana yang dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia. Harapannya bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat, membantu dan memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam menurunkan angka stunting. Tentunya sesuai dengan prioritas kerja TJSL Pertamina, sehingga kami bekerjasama dengan BKKBN untuk melakukan program bedah rumah dan intervensi gizi spesifik ini,” ujar Dian Hapsari yang turut hadir pada peresmian program bedah rumah dan intervensi gizi spesifik di Lingkungan I, Kelurahan Paluh Kemiri, Lubukpakam, Kamis (10/11).

Melalui Program Bedah Rumah dan Intervensi Gizi Spesifik ini, Pertamina berkerjasama dengan pemerintah daerah, secara nasional sebanyak 16.000 balita dan 163 balita stunting mendapatkan perawatan gizi dan pemberian makanan tambahan. Harapannya dapat membantu menurunkan angka stunting di wilayah Indonesia ini. Kemudian sebanyak 2.196 penerima manfaat mendapatkan akses rumah sehat, sanitasi layak, dan air bersih.

Untuk di wilayah Deliserdang dan Medan terdapat 188 penerima manfaat dengan 26 anak balita berisiko stunting.

“Tentunya ini menjadi tanggungjawab Pertamina bekerjasama dengan dinas terkait di daerah dan mudah-mudahan bisa membantu pencapaian angka stunting. Dan tentunya sebagai BUMN diamanahkan oleh Kementerian BUMN untuk bisa membantu pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mencapai target pembangunan nasional salah satunya adalah di bidang kesehatan masyarakat ini,” ujarnya.

Dian Hapsari menyebutkan, ini merupakan salah satu program TJSL Pertamina di bidang kesehatan. Program ini merupakan Program Sehati (Sehat Anak Tercinta dan Ibu) yang merupakan program unggulannya Pertamina yang di dalamnya terkait posyandu, bedah rumah, sanitasi, dan juga edukasi kesehatan.

“Mudah-mudahan melalui Program Bedah Rumah Sehat dan Intervensi Gizi Spesifik ini bisa membantu menurunkan angka stunting di Deliserdang. Tahun ini kami melakukan pemberian makanan tambahan bekerjasama dengan Kodim diberikan kepada penerima manfaat. Harapannya supaya anak-anak ini mendapatkan peningkatan gizi dan perawatan gizi dan kita juga terus melakukan monitoring kesehatan anak-anak penerima manfaat ini,” jelas Dian.

Sementara itu, Wakil Bupati Deliserdang, Ali Yusuf Siregar menyampaikan terimakasih dan berharap CSR PT Pertamina (Persero) memberi manfaat yang besar khususnya dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Deliserdang.

Menurutnya, peresmian Bedah Rumah dan Intervensi Gizi Spesifik dalam rangka penurunan stunting merupakan kegiatan yang tepat untuk dilakukan dalam mempercepat penurunan angka stunting. Karena selain faktor gizi anak ada faktor eksternal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, di antaranya adalah ketersediaan air bersih, sanitasi yang baik dan rumah layak huni.

“Bedah rumah yang tidak layak huni menjadi bagian penting tidak hanya sekedar merenovasi rumah menjadi layak huni tapi lebih penting dari itu dapat menjadi rumah yang sehat. Karena, jika lingkungan tempat tinggal kita sehat, maka Insya Allah penghuninya juga akan terhindar dari berbagai macam penyakit,” ujarnya.

Amanah Presiden

Pada kesempatan itu, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN Ahmad Taufik menyampaikan, perang terhadap stunting merupakan amanah dari Presiden RI melalui Perpres 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Angka Stunting.

Taufik menyebutkan, intervensi dalam penurunan stunting dilakukan melalui dua pendekatan, yakni intervensi spesifik yang langsung diberikan seperti makanan tambahan. Kemudian intervensi mengupayakan seperti bedah rumah, sanitasi dan lain sebagainya.

“Sangat ironis, di Indonesia yang begitu kaya sumber daya alam tetapi masih ada anak-anak kita yang kekurangan gizi. Ada anak-anak kita yang tumbuhnya gagal, dalam arti dari sisi fisik gagal tumbuh atau kuntet dan pendek. Bukan hanya kuntet dan pendek saja tetapi perkembangan otaknya juga lemah yang disebabkan asupan gizinya kurang,” katanya.

Ahmad Taufik menyebutkan, berdasarkan data saat ini prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak 24,4%. Artinya, 1 dari 4 anak balita yang dilahirkan di Indonesia mengalami stunting.

“Tantangan kita ke depan adalah mencapai apa yang ditargetkan Presiden bahwa pada tahun 2024, penurunan angka stunting secara nasional mencapai 14%. Dan kita juga punya komitmen internasional melalui pembangunan berkelanjutan atau SDGs, itu zerro atau nol di tahun 2030,” ungkapnya.

Dirinya yakin dengan bekerja bergotong royong seperti yang dilakukan Pertamina ini, TNI, Pemerintah, Swasta, BUMN, masyarakat, permasalahan stunting bisa diatasi bersama.

“Harapan kami dengan program pembangunan keluarga berkualitas ini, mengajak semua untuk melakukan pola hidup sehat, bukan hanya pemerintah saja, masyarakat juga harus memahami untuk memperhatikan kesehatan dan gizi anak terlebih dahulu,” ujarnya.

Kontribusi Pertamina Di Sumut

Sementara itu, Pjs Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Agustiawan menyebutkan, percepatan penurunan kasus stunting dan gizi buruk merupakan salah satu program yang diutamakan oleh Pertamina sebagai bentuk dukungan kepada program pemerintah dalam rangka pencapaian implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) nomor tiga tentang peningkatan kualitas kesehatan keluarga.

“Pertamina telah berkontribusi dalam memberikan akses Posyandu dan edukasi kesehatan gizi ibu dan anak kepada 33.222 penerima manfaat, 16.587 balita mendapatkan penanganan dan penambahan gizi, 143 Posyandu dilibatkan dalam program Pertamina Sehati, 1.476 jiwa mendapatkan akses air bersih dan 470 Kepala Keluarga mendapatkan akses fasilitas penunjang PHBS,” ungkap Agustiawan.

Dia menyebutkan, Pertamina memiliki program Sehati (Sehat Anak Tercinta dan Ibu) untuk mendukung kesehatan ibu dan anak. Program ini meliputi kegiatan edukasi kesehatan melalui kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu/Polindes/Pusban), Penanganan Gizi Buruk termasuk stunting dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Untuk mendukung kesehatan keluarga dalam penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta pemenuhan gizi, lanjutnya, Pertamina bekerja sama dengan BKKBN dan TNI Kodam I/Bukit Barisan melaksanakan program bedah rumah dan intervensi gizi spesifik melalui pemberian makanan tambahan.

Program ini meliputi bedah rumah untuk 10 unit dan pemberian makanan tambahan dengan total 37 penerima manfaat di Kab. Deli Serdang dan bedah rumah untuk 30 unit dan pemberian makanan tambahan di Kota Medan dengan total 151 penerima manfaat.

“Kami berharap kontribusi ini dapat membantu masyarakat di Medan dan Deliserdang sehingga penerima bantuan bisa mendapatkan akses terhadap sanitasi yang bersih dan kesehatan keluarga penerima bantuan menjadi lebih baik,” tandasnya.

Sementara itu, salah seorang penerima manfaat bedah rumah, Ruhaeni, 25, tampak terharu dan senang saat menerima rumahnya yang telah selesai direnovasi lewat program bedah rumah yang diberikan Pertamina tersebut. Didampingi anak sulungnya yang berusia 4 tahun, dia mengucapkan terimakasih dan senang mendapatkan program bedah rumah. Sedangkan suaminya sedang merantau bekerja di luar daerah sebagai buruh bangunan.

“Terimakasih saya senang, rumah saya sudah selesai direnovasi,” ujar wanita yang sedang mengandung anak keduanya, saat ditanya perasaannya oleh Manager CSR PT Pertamina (Persero) Dian Hapsari, sambil tersenyum bahagia. (m31)

  • Bagikan