Cetak Lulusan Terbaik, Ukrida Perkuat Kerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia

  • Bagikan

JAKARTA (Waspada): Perkembangan program studi Akuntansi dan bagaimana profesi akuntan menghadapi tantangan zaman yang memasuki era digital menjadi sorotan utama dalam dialog interaktif antara Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) bersana Ikatan Akuntan4 Indonesia (IAI).

Menurut Ketua Program Studi Akuntansi Ukrida, Dr. Diana Frederica, M.Ak, terdapat dua tren besar yang dihadapi, yaitu digitalisasi dan sustainibility
development. Karena itu diperlukan upaya menyiapkan mahasiswa melalui pendidikan akuntansi terbaik.

Frederica menyebut soal kemitraan strategis antara Ukrida dengan IAI yang terjalin selama ini menjadi panduan dalam pengembangan Program Studi Akuntansi Ukrida.

“Ukrida juga diberi kepercayaan bermitra dengan IAI untuk menyelenggarakan beberapa program bersertifikat. Pencapaian ISO 21001: 2018 oleh program studi Akuntansi Ukrida turut memperkuat relasi, dimana program studi Akuntansi Ukrida terus meningkatkan layanan manajemen pendidikannya,” ujar Diana Frederica, Senin (3/10).

“Dengan motto Lead to Impact, Program Studi Akuntansi Ukrida berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dengan standar kelulusan internasional,” tegas Diana Frederica.

Direktur Eksekutif IAI, Elly Zarni Husin mengatakan, saat ini profesi akuntan memang sedang menghadapi dua hal yang sangat berpengaruh, yaitu teknologi atau digitalisasi dan sustainability.

Dinamika ini tidak hanya dihadapi oleh bidang pendidikan, tetapi juga organisasi profesi. Karena itu perlu memastikan agar sumber daya manusia
bidang akuntansi mampu menguasai perubahan guna mempersiapkan masa depan.

Ditambahkab Elly, sebagai bagian dari organisasi profesi international yakni International Federation of Accounting (IFAC), IAI tetap mengacu pada International Education Standard. Salah satunya adalah teknologi sebagai materi yang harus disesuaikan dengan standar tersebut.

Itu sebabnya, lanjut Elly, sangat penting untuk menyiapkan mahasiswa akuntansi supaya bisa mengantisipasi perkembangan. Adapun perkembangan yang dimaksud adalah artificial intelligence, block chain, cloud computing, data analytics, ethic (ABCDE).

Untuk menghadapi perkembangan teknologi, institusi pendidikan tidak hanya melakukan penyesuaian silabus (Rencana Pembelajaran Semester – RPS) dan kurikulum, tetapi juga perlu membekali mahasiswa dengan Ethics, yang menjadi hal utama bagi profesi Akuntan.

Selanjutnya dikatakan oleh Elly bahwa saat ini sustainability menjadi fokus utama karena sudah ada International Sustainability Standard Board. Dalam hal ini, IAI sudah menghasilkan rancangan kesiapannya dengan dewan yang ada di profesi, yaitu Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (DSAKS).

“Kedepannya diharapkan ada satu badan lagi dengan standar yang lebih relevan,” tandasnya.

Saat ini untuk bidang pendidikan, mahasiswa diharapkan bisa menjadi tumpuan profesi. Demikian pula subjek sustainability sudah harus diujikan, yaitu kompetensi akuntan profesional yang mampu menyajikan laporan entitas bisnis secara akurat.

Selain itu, mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa, seperti akuntansi keuangan, sudah harus menunjukkan perkembangan terkini standar profesi, karena IAI mengacu standar internasional. Hal itu diupayakan agar dapat inline dengan kompetensi yang diujikan sebagai seorang Chratered Accountant (CA) Indonesia.

Penting diperhatikan pula dinamika subjek bisnis terkait perkembangan teknologi informasi, sistem informasi akuntansi, internal control, dimana materi yang perlu dikuasai oleh para mahasiswa adalah manajemen risiko, serta dosen pun perlu dibekali data analitis.

Terkait peran akuntan di tengah perkembangan teknologi, Elly Zarni mengakui ada pendapat bahwa Akuntan akan punah. Tetapi menurut Elly Zarni, perlu dipahami bahwa justru teknologi sudah bertahun-tahun mendukung profesi Akuntan.

“Kita justru harus bisa menguasai perkembangan teknologi sehingga memudahkan proses pekerjaan. Jadi kita bicara tentang Akuntan sebagai difference maker yang memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memperluas jasa profesi Akuntan,” tegas Elly.

Selanjutnya ditegaskan pula perlunya beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang memang tidak bisa dihindari, dan seorang akuntan profesional harus memiliki integritas serta menjaga kode etik profesi.

Terkait kemitraan Ukrida dengan IAI yang telah memasuki 10 tahun, sangat diapresiasi oleh Elly Zarni. Dia berharap ada upaya berkelanjutan agar kualitas lulusan Ukrida akan inline dengan perkembangan profesi.

“Dalam tiga tahun terakhir kemitraan ini cukup intens dan puncaknya Ukrida menjadi Computer Based Examination (CBE) center IAI. Ini luar biasa,” imbuhnya.

Menurut Elly, pihaknya sangat mengapresiasi saat Ukrida membuat inline program IAI afiliasi kampus dengan memastikan mahasiswa akuntansi Ukrida menjadi anggota IAI, sebagai junior member IAI. Dalam program itu setiap mahasiswa akuntansi Ukrida dibekali dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Online.

“Itu artinya para mahasiswa menguasai perkembangan SAK seperti mengikuti ujian CA, di samping dosennya juga mengikuti perkembangan silabus. Itu sangat bagus menurut kami,”puji Elly.

Dia berharap apa yang dilakukan Ukrida juga diikuti oleh perguruan tinggi lain, yakni ketika perguruan tinggi menjamin kompetensi yang akan diujikan mulai dari level dasar, profesional sampai mahir dengan proses pengajaran seperti yang dilakukan Ukrida.(J02)

  • Bagikan