Iman & Nilai Persaudaraan

  • Bagikan
Iman & Nilai Persaudaraan
Lapas Klas IIA Labuhan Ruku. Waspada/Kristian Brahmana

Oleh Tantomi Simamora

“Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lainnya. Tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang Muslim, niscaya Allah akan melapangkan kesulitan-kesulitannya di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi kesalahan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi kesalahannya kelak di hari Kiamat” (HR. Bukhari dan Muslim)

Adalah menjadi kebenaran yang mutlaq, bahwa Islam memiliki makna terdalam persaudaraan, bahkan persaudaraan sudah dijadikan sebagai bahan utama dalam membentuk solidaritas yang kuat. Konsep dalam ajaran Islam bahwa semua manusia sama dalam pandangan Allah SWT, dan yang membedakan adalah tingkat keimanan dan kataqwaan. konsep ini termasuk ajaran yang paling pertama diajarkan oleh nabi Muhammad SAW di Makkah, agar bangsa arab saat itu menjunjung tinggi persaudaraan, karena persaudaraan adalah rahmat yang berujung kepada kedamaian dan kesatuan umat.

Nilai-nilai persaudaraan dalam agama Islam juga terlihat dari sisi perbedaan manusia yang tidak membolehkan menghina, melecehkan atau merendahkan sesama manusia, sebab menghina manusia sama halnya dengan menghina ciptaan Allah SWT. Manusia memiliki derajat yang sama karena sama-sama putra nabi Adam yang diciptakan oleh Allah SWT.

Dunia hanyalah sebuah terminal menuju akhirat. Jadi semua manusia jangan pernah lupa dengan kodratnya. Manusia bisa saja memburu atau menjadi orang berprestasi, tapi kita sebagai hamba, tidak boleh melupakan Allah SWT. Allah tetap harus dinomorsatukan dengan menghadirkan Allah di setiap detik kehidupan. Begitu juga hubungan dengan sesama manusia, sejatinyalah kita lebih banyak bahu membahu, saling bergandengan tangan atau saling tolong menolong untuk kebaikan.

Meskipun ada perbedaan di antara kita semua, tetapi jangan sampai perbedaan itu menjadi jurang yang akan memisahka. Sesama umat Islam tidak boleh saling silang. Persatuan dan kesatuan adalah yang paling utama. Jika umat Islam saja bercerai berai, maka akan berujung kepada perpecahan umat yang sangat tidak diinginkan. Perbedaan adalah keniscayaan yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Justru perbedaan sejatinya bisa dijadikan sebagai rahmat yang diharapkan bisa berujung kepada keberkahan hidup.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal” (Q.S Alhujurat: 13).

Ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya menjaga persaudaraan, karena itu Allah SWT menciptakan manusia dari suku yang berbeda-beda agar kita bisa menjalin hubungan yang baik. Bersilaturrahim sesungguhnya tidaklah hanya sekedar saling mengenal, tetapi lebih dari itu kita harus bisa menjadikan momentum persaudaraan sebagai satu kesatuan manusia yang merupakan sama-sama ciptaan Allah SWT.

Persaudaraan adalah hal yang fitrah bagi manusia, karena tidak ada satupun manusia yang bisa hidup sendirian tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Maka orang yang tidak menjaga persaudaraan sama halnya sudah lari dari fitrahnya manusia, yang jelas ia akan selalu tersiksa dan tidak akan pernah tenang dalam menjalani kehidupan.

Maka sebagai umat Islam yang mengaku beriman hendaknya teruslah untuk menjaga perssaudaraan, tolong menolong dalam kebaikan sehingga menggapai peringkat tertinggi, yaitu menjadi orang yang bertaqwa. Apabila kita tolong menolong dalam hal keburukan, maka akan merusak keindahan ajaran agama Islam itu sendiri. Sebab salah satu Keindahan agama Islam adalah adalah saling tolong menolong, saling memberi untuk memperkokoh persaudaraan sehingga semuanya merasakan sentuhan kebahagiaan dan kenikmatan yang berasal dari Allah SWT.

Bahkan ketika kita sangat lapar, ketika itu juga ada yang memberi makan. Walaupun sedikit, tentu pertolongan itu akan sangat berarti. Mungkin kalau seandainya makanan itu tidak ada, bisa saja ia sakit karena terus merasakan lapar.

Begitulah pentingnya menjaga persaudaraan, agar satu sama lain bisa saling tolong menolong. Firman Allah SWT dalam Al-qur’an: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (Q.S Al-Maidah: 2).

Implementasi kebaikan dalam ayat di atas adalah tolong menolong dalam hal kebaikan dan tawqa bukan tolong menolong dalam hal keburukan. Artinya kita sebagai orang yang beriman bisa memahami bahwa persaudaraan yang diridhai Allah SWT adalah persaudaraan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam sehingga tidak akan menolong orang lain kecuali dengan kebaikan yang hakiki. Persaudaraan yang baik adalah persaudaraan yang sama-sama membangun kemanusiaan secara fitrah serta menunjukkan jalan yang lurus menuju ridha Allah SWT.

Hal ini sesuai dengan Sabda Rasul SAW: “Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam” (HR. Muslim).

Maka sebagai muslim yang bersaudara sudah seharusnya saling tolong menolong untuk memperkokoh persaudaraan. Sebab tolong menolong akan mengajarkan kita makna hidup dan kehidupan yang satu sama lain saling membutuhkan. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk menjunjung tinggi kesatuan, baik dalam bidang aqidah maupun persaudaraan. Kesatuan yang didasari aqidah yang kuat, akan menghasilkan satu kekuatan yang luar biasa dan tidak bisa dikalahkan, karena di dalamnya terdapat pertolongan Allah SWT yang tiada tandingannya.

Sebaliknya, Allah tidak menyukai orang-orang yang bercerai berai, karena akan mengakibatkan hilangnya kekuatan umat Islam. Agama Islam merupakan yang kokoh, pada saat umatnya bersatu dakam kekokohan itu, maka umat Islam tidak akan pernah saling silang ataupun saling menyalahkan.

(Guru Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid/PDM Kab. Tapanuli Selatan)

  • Bagikan